Alih Fungsi Lahan Antar Danau Tempe ke Zona Kritis

oleh -668 kali dilihat
Alih Fungsi Lahan Mengantar Danau Tempe ke Zona Kritis
Danau Tempe/foto- beingindonesian.tumblr.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Danau Tempe menjadi salah satu danau yang kritis di Indonesia. Namun, danau yang membentang di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni  Wajo,  Sidenreng Rappang (Sidrap), dan  Soppeng tersebut tak sendiri.

Ada 14 danau lainnya yang berada dalam zona kritis dan menjadi  menjadi prioritas nasional untuk ditangani. Status kritis tersebut disebabkanoleh sedimentasi dan banjir dengan  periode cukup lama.

Danau tempe adalah danau tektonik. Danau ini dianggap sebagai danau purba karena terbentuk bersamaan dengan terbentuknya daratan Sulawesi yang berada di atas lempeng benua Australia dan Asia.

Untuk mengeluarkan danau terbesar kedua di Sulawesi ini dari zona kritis, menurut  Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko, perlu pendekatakan  riset yang integratif dan holistic.

KLIK INI:  Alih Fungsi Lahan, Ancaman Krisis Pangan dan Pertanian Berkelanjutan

Pendekatan tersebut dapat diimplementasikan dengan berbagai modifikasi pada kasus danau Tempe. Handoko mengungkapkan gagasannya pada saat  pada Webinar  “Penyelamatan Ekosistem dan Ikan Asli Danau Tempe,” belum lama ini.

Ia juga menerangkan bahwa LIPI melaui  Pusat Penelitian Limnologi akan membantu meneliti ekosistem air, membantu masyarakat sekitar danau untuk menyelesaikan problem danau Tempe. Mulai dari  polusi, melestarikan benih ikan dan menunjang kemampuan masyarakat dalam mengolah potensi danau Tempe.

“LIPI diharapkan dapat memberikan solusi karena apapun yang terjadi  dengan tata kelola dan upaya pelestarian sumber daya alam, termasuk danau pasti beririsan dengan aspek ekonomi, aspek sosial budaya,” jelasnya seperti dikutip dari laman resmi LIPI.

Mendengar gagasan LIPI,  Andi Yuliani Paris,  Anggota DPR RI dari Komisi VII  menyatakan pemerintah daerah sangat menunggu peran LIPI.

“Perlu bantuan penanggulangan dari lembaga riset terhadap permasalahan yang saat ini ada dan mengembangkan usaha konservasi pemerintah yang telah dilakukan menjadi lebih baik,” harapnya.

KLIK INI:  LIPI Uji DNA 6 Ekor Komodo yang Diperdagangkan Secara Ilegal
Sedimentasi dan curah hujan

Sedimentasi menurut  Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Fauzan Ali merupakan masalah utama danau Tempe.

“Rekomendasi alternatif dari permasalah di danau Tempe adalah dengan revitalisasi berbasis daya dukung ekosistem untuk mengembalikan fungsi habitat dengan mempertahankan atau memperluas genangan tidak permanen dan memperdalam genangan permanen sehingga ekosistem sektor perikanan terjaga,” tuturnya.

Mengelola danau Tempe diakui oleh  Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, Ruandha Agung Sudirman penuh tantangan.

Salah satu tantangannya yakni adanya peningkatan curah hujan akibat kecenderungan peningkatan suhu udara minimum dan maksimum sehingga mengakibatkan peningkatan banjir.

“Selain itu eutrofikasi akibat curah hujan yang tinggi akan mengurangi kesuburan habitat ikan dan  kualitas air yang menurun serta perubahan pola rendaman mengakibatkan perubahan terhadap pengelolaan lahan dan perairan,” imbuhnya.

KLIK INI:  Menanam Jasoke, Cara Antisipasi Krisis Pangan di Manggarai Timur
Karena alih fungsi lahan

Apa yang menyebabkan danau Tempe masuk ke zona kritis. Jawabannya karena sedimentasi. Lalu apa  yang menyebabkan terjadinya sedimentasi?

Pertanyaan itu dijawab oleh Direktorat Bendungan dan Danau, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,  Airlangga Mardjono.

Menurutnya  bahwa alih fungsi lahan di sekitar danau Tempe sebagai perumahan dan pertanian merupakan penyebab sedimentasi.

Karena itu, ia menawarkan solusi untuk mengatasi masalah sedimentasi yang tinggi dan permukiman yang padat di danau Tempe.

Solusi tersebut adalah melalui dredging untuk menambah kapasitas danau dan sungai serta pembangunan bendungan di beberapa wilayah inflow danau Tempe.

KLIK INI:  Pakai Pikap ke Sikola Macca, Mahasiswa Jepang Makan di Daun Pisang

Penyelamatan danau dengan luasn sekitar 350 km2 tersebut memang penting. Itu jika Indonesia tak ingin kehilangan danau  yang memiliki beragam spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain.

Kehilangan danau Tempe juga menjadi ancaman kehilangan sejumlah sungai. Sebab  terdapat 23 sungai yang mengalir dan bermuara di danau ini.

Selain itu, jika tak segera diselamatkan, warga sekitar juga terancam kehilangan mata pencaharian. Sebab danau ini   menjadi sumber mata pencaharian warga di sekitar danau Tempe.

KLIK INI:  Perangi Krisis Amazon, KTT Darurat "Bakal" Digelar