- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
- Gelisah Burung-Burung - 30/03/2025
Klikhijau.com – Danau Tempe menjadi salah satu danau yang kritis di Indonesia. Namun, danau yang membentang di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni Wajo, Sidenreng Rappang (Sidrap), dan Soppeng tersebut tak sendiri.
Ada 14 danau lainnya yang berada dalam zona kritis dan menjadi menjadi prioritas nasional untuk ditangani. Status kritis tersebut disebabkanoleh sedimentasi dan banjir dengan periode cukup lama.
Danau tempe adalah danau tektonik. Danau ini dianggap sebagai danau purba karena terbentuk bersamaan dengan terbentuknya daratan Sulawesi yang berada di atas lempeng benua Australia dan Asia.
Untuk mengeluarkan danau terbesar kedua di Sulawesi ini dari zona kritis, menurut Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko, perlu pendekatakan riset yang integratif dan holistic.
Pendekatan tersebut dapat diimplementasikan dengan berbagai modifikasi pada kasus danau Tempe. Handoko mengungkapkan gagasannya pada saat pada Webinar “Penyelamatan Ekosistem dan Ikan Asli Danau Tempe,” belum lama ini.
Ia juga menerangkan bahwa LIPI melaui Pusat Penelitian Limnologi akan membantu meneliti ekosistem air, membantu masyarakat sekitar danau untuk menyelesaikan problem danau Tempe. Mulai dari polusi, melestarikan benih ikan dan menunjang kemampuan masyarakat dalam mengolah potensi danau Tempe.
“LIPI diharapkan dapat memberikan solusi karena apapun yang terjadi dengan tata kelola dan upaya pelestarian sumber daya alam, termasuk danau pasti beririsan dengan aspek ekonomi, aspek sosial budaya,” jelasnya seperti dikutip dari laman resmi LIPI.
Mendengar gagasan LIPI, Andi Yuliani Paris, Anggota DPR RI dari Komisi VII menyatakan pemerintah daerah sangat menunggu peran LIPI.
“Perlu bantuan penanggulangan dari lembaga riset terhadap permasalahan yang saat ini ada dan mengembangkan usaha konservasi pemerintah yang telah dilakukan menjadi lebih baik,” harapnya.
Sedimentasi dan curah hujan
Sedimentasi menurut Kepala Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Fauzan Ali merupakan masalah utama danau Tempe.
“Rekomendasi alternatif dari permasalah di danau Tempe adalah dengan revitalisasi berbasis daya dukung ekosistem untuk mengembalikan fungsi habitat dengan mempertahankan atau memperluas genangan tidak permanen dan memperdalam genangan permanen sehingga ekosistem sektor perikanan terjaga,” tuturnya.
Mengelola danau Tempe diakui oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, Ruandha Agung Sudirman penuh tantangan.
Salah satu tantangannya yakni adanya peningkatan curah hujan akibat kecenderungan peningkatan suhu udara minimum dan maksimum sehingga mengakibatkan peningkatan banjir.
“Selain itu eutrofikasi akibat curah hujan yang tinggi akan mengurangi kesuburan habitat ikan dan kualitas air yang menurun serta perubahan pola rendaman mengakibatkan perubahan terhadap pengelolaan lahan dan perairan,” imbuhnya.
Karena alih fungsi lahan
Apa yang menyebabkan danau Tempe masuk ke zona kritis. Jawabannya karena sedimentasi. Lalu apa yang menyebabkan terjadinya sedimentasi?
Pertanyaan itu dijawab oleh Direktorat Bendungan dan Danau, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Airlangga Mardjono.
Menurutnya bahwa alih fungsi lahan di sekitar danau Tempe sebagai perumahan dan pertanian merupakan penyebab sedimentasi.
Karena itu, ia menawarkan solusi untuk mengatasi masalah sedimentasi yang tinggi dan permukiman yang padat di danau Tempe.
Solusi tersebut adalah melalui dredging untuk menambah kapasitas danau dan sungai serta pembangunan bendungan di beberapa wilayah inflow danau Tempe.
Penyelamatan danau dengan luasn sekitar 350 km2 tersebut memang penting. Itu jika Indonesia tak ingin kehilangan danau yang memiliki beragam spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain.
Kehilangan danau Tempe juga menjadi ancaman kehilangan sejumlah sungai. Sebab terdapat 23 sungai yang mengalir dan bermuara di danau ini.
Selain itu, jika tak segera diselamatkan, warga sekitar juga terancam kehilangan mata pencaharian. Sebab danau ini menjadi sumber mata pencaharian warga di sekitar danau Tempe.