TMC Segera Beraksi Demi Cegah Karhutla Indonesia

oleh -79 kali dilihat
Yayasan Madani: Mitigasi dan Antisipasi Kebakaran Hutan Harus Diperkuat!
Ilustrasi karhutla/foto-detiknews
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Harus diakui Indonesia punyai musuh bebuyutan setiap tahun. Musuh yang sangat merepotkan dan merugikan, khususnya bagi lingkungan, yakni kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Banyak hal ditempuh untuk mencegah musuh bebuyutan itu berkeliaran. Salah satunya mengambil langkah nyata sesegera mungkin untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), yakni hujan buatan.

Rencana pelaksanaannya awal bulan Mei 2020. Dipilihnya awal bulan Mei berdasarkan mempertimbangkan prediksi BMKG. Prediksinya bahwa masih tersedia potensi bibit awan dan mendekati bulan Juni curah hujan akan mengalami penurunan.

Untuk mencegahan karhutla Indonesia pada musim kemarau. Ada beberapa upaya yang harus segera dilakukan antara lain menyusun rencana aksi bersama antar kementerian dan lembaga. Selain itu, persiapan pelaksanaan TMC pada awal bulan Mei berkoordinasi dengan BPPT, BMKG, dan TNI.

KLIK INI:  Pemkot Bekasi Terjunkan Seehamster, Perahu Penakluk Sampah Sungai

“Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut. Mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun. Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan,” jelas Wakil Menteri LHK Alue Dohong.

Libatkan semua pihak

Pencegahan karhutla lebih awal dinilai bisa oleh Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, bisa berjalan jika melibatkan banyak pihak.

“Dalam pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi,” ungkapnya.

Keterlibatan banyak pihak akan memudahkan TMC, apalagi biaya TMC diakui Bambang cukup besar. Jadi, harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir. Ini bisa membuat lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan sampai dengan saat ini khususnya di Sumatera, Manggala Agni di 17 Daops senantiasa siaga melakukan pencegahan dan pemadaman.

“Selama tahun 2020 sampai saat ini, patroli udara dan waterbombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter. Air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter. Sedangkan TMC sudah dilakukan sebanyak 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam,” tambah Ruandha.

KLIK INI:  Beberapa Catatan Iringi Apresiasi CIFOR Tentang TKH di Indonesia

Selain penggunaan TMC, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK juga telah mengirimkan surat kepada 15 gubernur dan 31 bupati/walikota.

Isi surat itu untuk mendorong dilakukannya pembasahan lahan untuk mencegah karhutla. Dalam surat tersebut dilampirkan peta lahan gambut yang sudah dioverlay dengan firespot serta peta kelembaban tanah.

Langkah selanjutnya pembasahan gambut dan pencegahan karhutla Indonesia harus terus dilakukan. Caranya melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE.

Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini. Sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.

Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ?80% perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 27 April 2020) sebanyak 746 titik. Pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.186 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 440 titik / 37,10 %).

KLIK INI:  Rangkaian Inkonsistensi PT. Lonsum di Kajang Versi FMN Makassar yang Tak Kunjung Selesai