Tanaman Gambas, Alternatif Spons Cuci Piring yang Ramah Lingkungan

oleh -1,643 kali dilihat
Tanaman Gambas, Alternatif Spons Cuci Piring yang Ramah Lingkungan
Ilustrasi foto: Ist
Nurul Fayza Rahman

Klikhijau.com – Tanaman Gambas atau oyong tidak hanya untuk dimakan tetapi juga untuk ragam keperluan. Satu diantaranya adalah dimanfaatkan sebagai spons cuci piring. Bagaimana caranya? Ayok kita simak!

Spons cuci piring yang sering kita gunakan sehari-hari merupakan salah satu jenis produk yang terbuat dari bahan sintesis buatan.

Bahan sintesis buatan sering dijadikan sebagai bahan dasar untuk beberapa produk. Jika dilihat dari bentuknya, bahan ini menyerupai bahan organik dari hewan ataupun serat tumbuhan.

Sebagai contoh yang sering kita jumpai dan gunakan ialah nilon, dacron, polister, dan masih banyak lagi.

Sintesis buatan terdiri dari zat kimia yang dapat membuat bahan ini bertahan lebih lama dibanding bahan organik. Sehingga dalam pembuatan spons cuci piring tentu menggunakan bahan-bahan yang mengandung zat kimia agar ketahanan produk lebih awet.

Selain itu, ketersediaan produk juga jadi lebih banyak dan bisa dikategorikan sebagai barang yang ramah di kantong karena harganya yang ekonomis. Meski demikian tidak selamanya apa yang ramah di saku, ramah juga untuk lingkungan.

KLIK INI:  5 Ide Kreatif dan Ramah Lingkungan Merayakan Ulang Tahun Perusahaan

Limbah spons cuci piring

Penggunaan spons cuci piring selalu menjadi pilihan karena dapat menyerap air dengan baik serta menghasilkan busa yang melimpah dari sabun. Peralatan makanan yang dicuci menggunakan spons jadi terlihat lebih bersih karena busanya yang mampu menghilangkan bekas makanan dengan baik.

Namun seiring dengan penggunaan dalam waktu yang lama, fungsi untuk menghasilkan busa yang melimpah juga semakin menurun. Spons cuci piring yang telah berkali-kali digunakan menyimpan sejumlah bakteri dan kuman sisa dari pencucian sebelumnya. Sehingga meskipun wujud fisik dari produk tersebut masih ada, akan tetapi nilai kegunaannya sudah habis terpakai.

Jika fungsi dan nilai kegunaannya sudah habis, spons cuci piring ujung-ujungnya akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan menjadi bagian dari limbah anorganik. Seperti yang kita ketahui bersama, limbah anorganik merupakan jenis sampah yang tidak mudah terurai dan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan jika tidak diolah dengan baik.

Meskipun ingin diolah juga sudah tidak bisa karena telah mengandung banyak kuman dan tidak memiliki fungsi lain lagi. Untuk itu demi mendukung gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan go green, sudah saatnya untuk kembali beralih dengan produk-produk organik yang dapat terurai dengan mudah.

KLIK INI:  Ramah Lingkungan, 8 Produk Ini Bisa Bikin Rumah yang Eco-Friendly

Lebih dekat dengan gambas

Gambas atau nama ilmiahnya Luffa Acutangula merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di dataran manapun baik itu di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.

Tanaman ini tumbuh dengan baik meskipun ditanam di musim kering ataupun musim hujan karena sifat tanaman gambas yang memiliki adaptasi tinggi terhadap lingkungan.

Bentuk tanaman ini berwarna hijau dan termasuk dalam famili labu-labuan sehingga memiliki banyak kemiripan dengan beberapa tanaman yang lain seperti pare,timun, ataupun belustru.

Tanaman ini juga sering dijadikan sebagai salah satu hidangan masakan baik itu berupa lauk sayur ataupun sebagai obat herbal.

Selain untuk dikonsumsi dan memiliki manfaat untuk kesehatan, tanaman ini juga berfungsi sebagai alternatif  organik dari spons cuci piring. Gambas yang baik untuk dijadikan spons adalah gambas kering yang telah dikupas kulitnya dan telah diambil bijinya. Biji dari tanaman gambas ini bisa diambil untuk ditanam kembali.

KLIK INI:  Kesepakatan Final CBD COP15, Angin Segar bagi Masyarakat Adat

Gambas kering memiliki tekstur yang berongga dan kasar sehingga dapat menyerap air dengan baik. Penggunaan gambas kering sangat efektif untuk membersihkan peralatan makanan dan peralatan memasak karena dapat mengangkat sisa-sisa kotoran di permukaan dengan baik.

Penggunaan gambas kering sebagai pengganti spons cuci piring juga perlu untuk diperhatikan dan dijaga kebersihannya. Meskipun dari bahan organik tidak selamanya dapat menjamin untuk kebersihan dalam pemakaiannya sehingga perawatan untuk menggunakan produk alami juga sangat penting agar mencegah berkembangnya berbagai macam bakteri dan kuman.

Adapun saat pertama kali ingin menggunakan gambas kering perlu untuk dibasuh dengan air terlebih dahulu agar teksturnya tidak terlalu keras. Setelah pemakaian gambas kering sebaiknya digantung atau disimpan di wadah yang tidak lembab dan jauh dari air agar tanaman ini dapat bertahan lebih lama dan lebih awet.

Sebelum spons cuci piring ditemukan, orang-orang terdahulu sebenarnya sudah memakai tanaman gambas sebagai alat untuk menyikat ataupun membersihkan. Akan tetapi ketersediaan tanaman yang terbatas dan penanaman yang minim akhirnya banyak orang beralih dengan produk-produk dari sintesis buatan.

Apalagi waktu ketahanan tanaman gambas kering hanya sebentar dan tidak selama ketahanan produk spons cuci piring. Akan tetapi meskipun gambas kering tidak cukup lama bertahan, tanaman ini dapat dijadikan sebagai pupuk alami karena asalnya yang terbuat dari tanaman.

Kalaupun tidak ingin dijadikan pupuk atau kompos, gambas kering termasuk sampah organik yang sangat mudah terurai sehingga tidak akan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan jika dipilah dari sampah anorganik.

Jadi daripada memakai produk yang hanya akan menyumbang sampah, mengapa tidak memakai produk alami yang dapat disumbangkan sebagai pupuk atau kompos?

Untuk itu yuk memulai gaya hidup yang ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan yang nantinya akan jadi sampah anorganik dan beralih menggunakan barang atau produk organik yang dapat didaur ulang.

KLIK INI:  Perihal Kemah Pendidikan, Roemah Langit, dan Lingkungan