Leonardo DiCaprio Soroti Persoalan Sampah di Indonesia, Ada Apa Yah?

oleh -294 kali dilihat
Leonardo DiCaprio
Leonardo DiCaprio/foto-Washington Post
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Aktor terkenal Leonardo DiCaprio menyoroti soal sampah di Indonesia. Melalui pos di akun Instagram pribadinya, Jumat, 15 Maret 2019 lalu, pemenang Oscar ini membagikan foto karya fotografer Elisabetta Zavoli mengenai bidan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Zavoli menyoroti soal kehidupan sehari-hari warga pemulung di daerah sekitar TPA Bantar Gebang, utamanya soal bidan bernama Rusmini alias Mak Muji, pemulung yang merangkap bidan di tempat tersebut.

Sementara DiCaprio mengomentari soal limbah plastik di Indonesia, yang menjadi salah satu tempat terparah di dunia. Indonesia tengah berada di peringkat kedua produsen sampah plastik di dunia setelah Tiongkok.

KLIK INI:  Kisah Sampah yang Menghuni Sepanjang Jalan Nusantara

“Laporan menunjukkan, negeri ini memproduksi 187,2 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, satu juta ton di antaranya mengotori lautan,” tulis DiCaprio.

Aktor utama Titanic (1997) ini juga mengungkit bahaya limbah plastik bagi Planet Bumi. Diestimasikan lebih dari 8 miliar ton plastik yang telah diproduksi sejak 1950, membuatnya sebagai material terbanyak buatan manusia setelah baja dan semen.

Dengan volume sebanyak itu, lebih dari setengahnya diproduksi dalam 16 tahun terakhir, secara global digunakan hanya sekali pakai saja.

“Tingkatan produksi saat ini diperkirakan akan berlipat dua dalam waktu 20 tahun mendatang,” imbuh DiCaprio.

KLIK INI:  Kabar Buruk Tentang Tempat Sampah “Jadi-Jadian” di Makassar

Aktor berusia 44 ini memang dikenal sebagai pejuang isu lingkungan hidup. Ia merupakan anggota dewan di World Wildlife Fund (WWF) dan Natural Resources Defence Council.

Pun, DiCaprio berperan sebagai penasihat di sebuah startup bernama Bluon Energy, yang berfungsi menggantikan pendingin konvensional dengan alat yang lebih aman terhadap iklim.

Menyoal lagi ke limbah plastik yang tiada habisnya diperbincangkan ini, saat ini berbagai gerakan untuk mengurangi penggunaannya sedang digencarkan di seluruh dunia. Beberapa restoran siap saji meniadakan penggunaan sedotan plastik. Beberapa minimarket lokal kini menerapkan biaya jika pembeli ingin menggunakan plastik untuk mengemas barang yang mereka beli.

Pada Januari, sebanyak 28 negara yang tergabung dalam Uni Eropa menyepakati larangan pemakaian sedotan, peralatan makan, cangkir, dan tongkat balon yang terbuat dari plastik.

Mari turut serta meminimalisir penggunaan plastik dengan bersama-sama membangun kesadaran, mengkampanyekan ke berbagai elemen masyarakat, terutama pemangku kebijakan, lalu mengaktualisasikan upaya-upaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

KLIK INI:  Swedia Darurat karena Kekurangan Sampah, Indonesia Darurat karena Sebaliknya