Kecamuk Cuaca

oleh -168 kali dilihat
Kecamuk Cuaca
Ilustrasi-foto/Pixabay
Nona Reni

Kecamuk Cuaca

 

Tuhan menciptakan matahari
Yang setia menyambut pagi
Dan tanaman padi
Hijau sepanjang perjalanan tadi

Telah lama terpenjara
Manusia-manusia menua dalam kata kerja
Meritus pundi-pundi rupiah
Yang segera habis tak bersisa

Apa yang diajarkan Tuhan pagi ini?
Tentang seberapa panas matahari dibanding api?
Atau seberapa luas bumi untuk dihuni?

Ah, kecamuk…
Sisa hujan sepanjang jalan
Baliho pestisida sepanjang pematang
Cuaca tak lagi sedang ingin berembuk.

Mei 2021

======

Menjelang Pagi Tiba

 

Ada yang lebih dulu diusir embun dan kantuk
Sebelum beberapa pasang mata terjaga
Percakapan sunyi antara bintang dan pematang
Terseret oleh geliat-geliat penduduk desa.
Terpelihara dari raungan mesin-mesin diesel.

Tuhan bukankah begitu piawai memaparkan cita-rasa sastrawi yang tinggi
Menghadirkan inspirasi baru di antara gunung-gunung yang menjulang
Menggapai-gapai puncak yang sering gagal didaki
Lalu dihamparkananya permadani hijau seperti tenunan baju tokko na lipa sabbe sebagai pelipur lara.

Oh, aduhai Maheza
Dengarlah seluruh semesta bertasbih memujaNya

Mei 2021

=====

Perburuan Terakhir

 

Nenek pernah bercerita
Suatu hari seorang bandit memasuki sebuah hutan
Ia mengajak semua penghuninya pindah ke kota
Ada gerombolan Singa, Rusa, Gajah dan Jerapah
Termakan omongan bandit tentang hingar-bingarnya kota
Mereka pun berangkat diam-diam

Satu persatu, mereka dimasukkan ke dalam kerangkeng besi.
Diangkut dalam peti kemas demi peti kemas tak berdokumen

Sayang, aku tidak pernah tahu akhir kisah mereka.
Karena aku selalu tertidur sebelum nenek mengakhiri ceritanya

Mei 2021

Biodata penulis:

Nona Reni, gadis kelahiran 1 Juli ini selain gemar bercerita, juga gemar menjual buku. Kebanyakan karyanya memakai nama pena NN, atau lebih akrab disebut Nona Reni.

KLIK INI:  Sebatang Pohon Janji