​”Petualangan Ara dan Ari”: Karya 3 Perempuan Bulukumba Angkat Filosofi Pinisi, Diluncurkan di Event Nasional

oleh -68 kali dilihat
​"Petualangan Ara dan Ari": Karya 3 Perempuan Bulukumba Angkat Filosofi Pinisi, Diresmikan di Ajang Festival. (Foto: Ilustrasi, Fina Irmawati Syam)

Klikhijau.com – Perhelatan akbar Festival Pinisi 2025 di Kabupaten Bulukumba tidak hanya menyajikan kemegahan tradisi maritim dan budaya lokal, tetapi juga menjadi saksi lahirnya sebuah karya literasi inspiratif. Tiga perempuan kreatif asal Bulukumba, yang dijuluki “Tiga Srikandi”, sukses menorehkan jejak dengan merilis buku anak berjudul “Petualangan Ara dan Ari di Bantilang Pinisi”.

Buku yang sarat nilai dan makna ini akan diluncurkan secara resmi pada acara penutupan Festival Pinisi 2025, yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 Oktober 2025, di Kabupaten Bulukumba.

Momen perilisan ini menambah daftar panjang rangkaian kegiatan Festival Pinisi yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata.

KLIK INI:  Aromaterapi atau Polusi? Menelusuri Jejak Lilin yang Sering Terlupakan!

Karya ini merupakan hasil kolaborasi cemerlang dari tiga sosok perempuan berbakat. Dua diantaranya, Anjar Sumyana Masiga dan Basmawati Haris, bertindak sebagai penulis cerita.

Mereka berhasil merangkai kisah petualangan anak-anak yang menawan, namun tetap mengedepankan edukasi tentang budaya bahari yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Bulukumba, tanah kelahiran perahu legendaris Pinisi.

Sementara itu, sentuhan visual yang menjadikan buku ini istimewa datang dari tangan dingin Fina Irmawati Syam. Ilustrasi dan desain visualnya yang memukau tidak hanya memanjakan mata pembaca cilik, tetapi juga menghidupkan suasana maritim dan warisan budaya Pinisi.

KLIK INI:  Konflik Manusia dengan Satwa Liar Kian Meningkat di Tangan Krisis Iklim

Menyemai Nilai Bahari Lewat Kisah Anak
“Petualangan Ara dan Ari di Bantilang Pinisi” adalah lebih dari sekadar buku cerita. Ia adalah sebuah upaya nyata untuk menyalakan semangat literasi budaya bahari sejak dini.

Melalui kisah dua karakter utamanya, buku ini menanamkan pentingnya mencintai laut, bangga akan warisan leluhur Pinisi, serta nilai-nilai kearifan lokal yang telah dijaga turun-temurun oleh masyarakat pelaut Bulukumba.

KLIK INI:  Jadi Fenomena Meteorologi, Ini Sehimpun Kata-kata Inspirasi tentang Pelangi

Langkah ketiga srikandi ini patut diacungi jempol, menunjukkan bahwa upaya pelestarian budaya dan promosi pariwisata bisa dilakukan melalui berbagai medium, termasuk literasi yang ramah anak.

Kehadiran buku ini di tengah kemeriahan Festival Pinisi diharapkan menjadi magnet baru, menarik perhatian khalayak luas, baik dari kalangan pendidik, orang tua, maupun anak-anak, untuk lebih mengenal dan mengapresiasi kekayaan maritim Bulukumba.

Kisah dalam buku tersebut mengangkat petualangan dua anak kembar, Ara Kirana dan Ari Kaimana, yang berkunjung ke kampung halaman ibunya di Bulukumba.

KLIK INI:  Jamur Tiram, Solusi Jitu Atasi Sampah Puntung Rokok

Di sana, mereka mengenal Bantilang Pinisi, tempat sakral pembuatan kapal tradisional Pinisi, sekaligus mempelajari nilai-nilai luhur warisan leluhur seperti kerja sama, cinta alam, dan kebanggaan sebagai anak bangsa maritim.

Melalui dialog hangat antara cucu dan kakek, pembaca diajak memahami filosofi Pinisi sebagai simbol kecerdasan, ketangguhan, dan kearifan masyarakat Bulukumba.

Seperti diketahui, Pinisi telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, menjadikan kisah ini relevan untuk mengenalkan generasi muda pada kebanggaan maritim Indonesia.

Buku “Petualangan Ara dan Ari di Bantilang Pinisi” menjadi jendela pengetahuan tentang kearifan lokal dan pelestarian alam.

Mengajarkan pentingnya menanam pohon bitti sebagai bahan utama kapal Pinisi, serta menjaga semangat bahari yang diwariskan turun-temurun.

Karya ini diterbitkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Bulukumba pada Oktober 2025 sebagai bagian dari gerakan literasi budaya daerah.

Kepala Bidang Humas Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad, membenarkan peluncuran buku tersebut sebagai bagian dari kegiatan resmi Festival Pinisi 2025.

Ia menyebut karya itu menjadi bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah daerah dan insan kreatif Bulukumba dalam memperkuat literasi budaya bahari.

“Kami sangat bangga karena karya ini lahir dari putri-putri daerah sendiri. Buku ini bisa menjadi media pembelajaran tentang kearifan lokal dan filosofi Pinisi yang menjadi jati diri Bulukumba,” ujar Andi Ayatullah.

Ia berharap buku ini sebagai edukasi dan motivasi dalam mengembangkan literasi budaya khususnya di Bulukumba.

“Ini buku cerita bergambar pertama tentang tradisi pembuatan perahu Pinisi. Istimewa karena akan dirilis pada ajang Festival Pinisi 2025,” tutupnya.

Diketahui Festival Pinisi yang masuk kalender event Kementerian Pariwisata, Kharisma Event Nusantara (KEN) kembali digelar pada 23 sampai 25 Oktober dengan berbagai rangkaian kegiatan.