Meresepi Manfaat Olahan Kakao dan Cokelat untuk Kesehatan

oleh -938 kali dilihat
Meresepi Manfaat Olahan Kakao dan Cokelat untuk Kesehatan
Meresepi Manfaat Olahan Kakao dan Cokelat untuk Kesehatan /foto-Detikcom
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Kesehatan manusia seharusnya menjadi prioritas pada setiap produk yang produksi.  Termasuk dalam pengolahan  biji kakao dan cokelat.  Kesehatan manusia sudah selayaknya menjadi  prioritas utamanya. Tak hanya untuk keuntungan semata.

Apalagi biji kakao dan cokelat memiliki potensi yang besar untuk mendongkrak dan menjaga kesehatan manusia. Produk olahan  kakao dan cokelat telah lama digunakan oleh masyarakat di Amerika Tengah  dan Eropa, yakni  sejak tahun 1600-1700-an sebagai metode pengobatan.

Dan seiring waktu,  berkembang konsep  bahwa minuman hasil produk olahan kakao dan cokelat mempunyai keunggulan terhadap kesehatan manusia diterima secara luas kira-kira tahun 1850-1900-an.

Cokelat dibuat dari biji kakao, atau lebih tepatnya biji dari pohon kakao. Tanaman ini menghasilkan buah-buahan besar seperti polong, masing-masing mengandung 20–60 biji yang dikelilingi oleh bubur putih yang manis dan asam.

KLIK INI:  Benarkah Makanan Ramah Lingkungan Mengurangi Risiko Kematian hingga 25 Persen?

Di Indonesia produksi kakao  berdasarkan data Program Gerakan Nasional (Gernas) 2012, Indonesia memiliki sentra perkebunan kakao yang tersebar di beberapa provinsi antara lain: Sulawesi 63,8%, Sumatera 16,3%, Jawa 5,3%, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali 4,0%, Kalimantan 3,6%, Maluku dan Papua 7,1%  (Radot Manalu dalam Osakabe et al., 2018).

Hanya saja produksi kakao di Indonesia semakin tahun semakin menurun. Padahal kakao memiliki potensi bagi kesehatan manusia.  Biji kakao mengandung senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Polifenol golongan flavonoid terutama katekin dan epikatekin adalah komponen utama dalam biji kakao

Senyawa monomer flavanol terutama epikatekin pada kakao memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan. Kandungan senyawa polifenol dalam biji kakao dan produk kokoa yang memiliki sifat antioksidan atau menyehatkan lainnya membuatnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk minuman cokelat yang menyehatkan (Puspita Sari1, Eksi Utari , Yhulia Praptiningsih, dan Maryanto, 2015

Agus Sudibyo (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Peran Cokelat Sebagai Produk Pangan Derivat Kakao yang Menyehatkan  menjelaskan jika biji kakao dan cokelat memiliki potensi yang baik bagi kesehatan manusia, sekaligus membawa dampak buruk:

KLIK INI:  Kreasi Makanan Indonesia dari Kenari Maluku, Tertarik Mencoba?
  • Kaya anti oksidan

Hasil penelitian menunjukkan  bahwa biji kakao yang diolah seperti cokelat  merupakan sumber  kaya antioksidan khusus/spesifik dalam  bentuk senyawa katekin, epikatekin, procianidin dan polifenol.

  • Menurunkan tekanan darah dan memperkuat aliran darah

Hasil penelitian Davide Grassi dkk (2004)  menunjukkan   bahwa  konsumsi cokelat gelap (dark chocolate)  dapat memperbaiki meta-bolisme glukosa   dan menurunkan tekanan darah.

Sedangkan hasil penelitian ilmuwan Jerman  Heiss et al (2003) menunjukkan secara signifikan orang yang  mengkonsumsi kakao kaya flavanol dapat  meningkatkan  sirkulasi nitrat, menunjukkan pengaruh flavanol terhadap oksida (NO) maupun vasodilatasinya  (pelebaran pembuluh darah) dibandingkan dengan orang yang hanya mengkonsumsi kakao rendah flavanol.

  • Anti kanker

Senyawa flavanol  dalam kakao menunjukkan mempunyai  kemampuan menghambat pertumbuhan  biosinthesis poliamin dari sel koloni  kanker pada manusia.

  • Mencegah diabetes

Makan (diet)   100 gram cokelat gelap (dark chocolate)   yang kaya flavanoid tiap hari ternyata   dapat menurunkan tingkat  kandungan insulin dan glukosa dalam darah . Juga menurunkan tingkat resistensi insulin  serta meningkatnya sensitifitas insulin;  sehingga hasil ini dilaporkan bahwa cokelat   dapat mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit diabetes millites.

  • Menjaga sistem kekebalan tubuh

Antioksidan yang banyak ditemukan pada  kakao dan cokelat memegang peran  penting dalam menjaga kekebalan tubuh, serta pencegahan  timbulnya infeksi  kekebalan diri.

KLIK INI:  Paparan PFAS Dapat Menyebabkan Wanita Berhenti Menyusui Lebih Dini

Dampak buruknya

  • Menyebabkan anak hiperaktif

Cokelat merupakan salah satu  produk pangan yang dapat memperkuat   pengaruh sindrom anak menjadi hiperaktif (Agus Sudibyo dalam Bardoces, 2012).

  • Menyebabkan reaksi alergi

Cokelat merupakan salah satu  produk pangan yang ditengarai dapat jadi  pemicu gejala alergi kulit pada anak-anak  yang disebut atopik dermatis.

  • Menyebabkan migrain

Beberapa peneliti seperti Savi dkk ( 2002) melaporkan bahwa serangan terhadap sakit kepala dan migraine dapat disebabkan oleh beberapa jenis makanan tertentu seperti keju, anggur merah, jerukjeruk lewat masak, termasuk produk olahan kakao dan cokelat. Hal ini disebabkankarena kakao dan cokelat mengandung asam amino tiramin.

KLIK INI:  Krengsengan Sapi Bisa Jadi Pilihan Menu Buka Puasa, Begini Cara Buatnya!