- Perihal Buncis dan Pengalaman Pertama Memanennya - 28/03/2024
- Bongo’, Meski Dibenci Tetap Memberi Banyak Manfaat - 26/03/2024
- Mikroplastik di Dada Ibu - 10/03/2024
Klikhijau.com – Kesehatan manusia seharusnya menjadi prioritas pada setiap produk yang produksi. Termasuk dalam pengolahan biji kakao dan cokelat. Kesehatan manusia sudah selayaknya menjadi prioritas utamanya. Tak hanya untuk keuntungan semata.
Apalagi biji kakao dan cokelat memiliki potensi yang besar untuk mendongkrak dan menjaga kesehatan manusia. Produk olahan kakao dan cokelat telah lama digunakan oleh masyarakat di Amerika Tengah dan Eropa, yakni sejak tahun 1600-1700-an sebagai metode pengobatan.
Dan seiring waktu, berkembang konsep bahwa minuman hasil produk olahan kakao dan cokelat mempunyai keunggulan terhadap kesehatan manusia diterima secara luas kira-kira tahun 1850-1900-an.
Cokelat dibuat dari biji kakao, atau lebih tepatnya biji dari pohon kakao. Tanaman ini menghasilkan buah-buahan besar seperti polong, masing-masing mengandung 20–60 biji yang dikelilingi oleh bubur putih yang manis dan asam.
Di Indonesia produksi kakao berdasarkan data Program Gerakan Nasional (Gernas) 2012, Indonesia memiliki sentra perkebunan kakao yang tersebar di beberapa provinsi antara lain: Sulawesi 63,8%, Sumatera 16,3%, Jawa 5,3%, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali 4,0%, Kalimantan 3,6%, Maluku dan Papua 7,1% (Radot Manalu dalam Osakabe et al., 2018).
Hanya saja produksi kakao di Indonesia semakin tahun semakin menurun. Padahal kakao memiliki potensi bagi kesehatan manusia. Biji kakao mengandung senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Polifenol golongan flavonoid terutama katekin dan epikatekin adalah komponen utama dalam biji kakao
Senyawa monomer flavanol terutama epikatekin pada kakao memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan. Kandungan senyawa polifenol dalam biji kakao dan produk kokoa yang memiliki sifat antioksidan atau menyehatkan lainnya membuatnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk minuman cokelat yang menyehatkan (Puspita Sari1, Eksi Utari , Yhulia Praptiningsih, dan Maryanto, 2015
Agus Sudibyo (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Peran Cokelat Sebagai Produk Pangan Derivat Kakao yang Menyehatkan menjelaskan jika biji kakao dan cokelat memiliki potensi yang baik bagi kesehatan manusia, sekaligus membawa dampak buruk:
-
Kaya anti oksidan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kakao yang diolah seperti cokelat merupakan sumber kaya antioksidan khusus/spesifik dalam bentuk senyawa katekin, epikatekin, procianidin dan polifenol.
-
Menurunkan tekanan darah dan memperkuat aliran darah
Hasil penelitian Davide Grassi dkk (2004) menunjukkan bahwa konsumsi cokelat gelap (dark chocolate) dapat memperbaiki meta-bolisme glukosa dan menurunkan tekanan darah.
Sedangkan hasil penelitian ilmuwan Jerman Heiss et al (2003) menunjukkan secara signifikan orang yang mengkonsumsi kakao kaya flavanol dapat meningkatkan sirkulasi nitrat, menunjukkan pengaruh flavanol terhadap oksida (NO) maupun vasodilatasinya (pelebaran pembuluh darah) dibandingkan dengan orang yang hanya mengkonsumsi kakao rendah flavanol.
-
Anti kanker
Senyawa flavanol dalam kakao menunjukkan mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan biosinthesis poliamin dari sel koloni kanker pada manusia.
-
Mencegah diabetes
Makan (diet) 100 gram cokelat gelap (dark chocolate) yang kaya flavanoid tiap hari ternyata dapat menurunkan tingkat kandungan insulin dan glukosa dalam darah . Juga menurunkan tingkat resistensi insulin serta meningkatnya sensitifitas insulin; sehingga hasil ini dilaporkan bahwa cokelat dapat mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit diabetes millites.
-
Menjaga sistem kekebalan tubuh
Antioksidan yang banyak ditemukan pada kakao dan cokelat memegang peran penting dalam menjaga kekebalan tubuh, serta pencegahan timbulnya infeksi kekebalan diri.
Dampak buruknya
-
Menyebabkan anak hiperaktif
Cokelat merupakan salah satu produk pangan yang dapat memperkuat pengaruh sindrom anak menjadi hiperaktif (Agus Sudibyo dalam Bardoces, 2012).
-
Menyebabkan reaksi alergi
Cokelat merupakan salah satu produk pangan yang ditengarai dapat jadi pemicu gejala alergi kulit pada anak-anak yang disebut atopik dermatis.
-
Menyebabkan migrain
Beberapa peneliti seperti Savi dkk ( 2002) melaporkan bahwa serangan terhadap sakit kepala dan migraine dapat disebabkan oleh beberapa jenis makanan tertentu seperti keju, anggur merah, jerukjeruk lewat masak, termasuk produk olahan kakao dan cokelat. Hal ini disebabkankarena kakao dan cokelat mengandung asam amino tiramin.