- Atasi Triple Planetary Krisis, KLHK Gelar Penanam Mangrove Serentak di 24 Titik - 24/04/2024
- Babak Baru Kasus Makelar Kayu Ilegal Asal Lutim, Berkas Dilimpahkan ke Kejari Tana Toraja - 24/04/2024
- Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat di Tapanuli Utara dan Lutra - 23/04/2024
Klikhijau.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, paparkan fokus isu lingkungan hidup di tahun 2021. Pembahasan mengenai hal ini ditekankan Siti pada acara Refleksi 2020: SOIFO 2020, HINTS dan SEEK 2021, Rabu 30 Desember 2020 di Jakarta.
Menurut Menteri Siti, ada tiga fokus kerja KLHK pada 2021. Pertama yang menjadi isu lingkungan hidup fundamental adalah pemantapan Perhutanan Sosial sebagai basis pembangunan ekonomi rakyat. Kegiatan yang relevan dalam sektor ini antara lain pemberian akses lahan, kesempatan usaha dan fasilitasi yang terintegrasi.
Sejauh ini, sektor hutan sosial sedang mengalami tren membaik. Pada 2015 proporsi luas kawasan hutan yang dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat adalah 4,14 persen dan meningkat pada 2020 menjadi 18,4 persen.
Menurut data KLHK sampai dengan Desember 2020 bahkan telah didistribusikan akses perhutanan sosial seluas 4.417.937 hektare (ha) untuk 895.769 kepala keluarga.
Kedua, pemulihan lingkungan secara sistematis, masif, meluas, dan melembaga. Upaya ini meliputi pemulihan gambut dan mangrove, serta rehabilitasi hutan dengan kerja bersama secara besar-besaran, ekspansif, substansial dengan muatan kerja rehabilitasi berupa pembibitan, penanaman dan pemeliharaan.
Siti menegaskan bahwa pemulihan lingkungan adalah salah satu bagian penting dan terkait dengan pembangunan dan pemulihan ekonomi. Siti mencontohkan pentingnya moratorium izin baru untuk hutan alam primer serta lahan gambut, yang dijadikan permanen oleh Presiden Joko Widodo pada 2019, dan payung hukum undang-undang tentang sawit.
Ketiga, penyederhanaan bagian elemen masyarakat untuk berusaha menjadi produktif, dengan pengawasan standard, dan law enforcement, dengan satu tujuan yaitu lingkungan yang berkelanjutan.
Menurut Siti, pandemi Covid-19 telah memberi ruang reflektif buat kita semua untuk semakin menyadari pentingnya suatu keseimbangan antara ekologi-ekonomi-sosial dalam program pembangunan.
“Saya kembali tegaskan, upaya pemulihan lingkungan melekat dengan langkah pembangunan ekonomi,” jelas Siti Nurbaya.
Peluncuran buku SOIFO 2020
Pada kegiatan Refleksi Tahun 2020, KLHK juga meluncurkan buku The State of Indonesia’s Forest (SOIFO) 2020. SOIFO merupakan suatu dokumen penting yang isinya menggambarkan keadaan hutan dan kehutanan Indonesia.
Buku ini juga merefleksikan bagaimana pelibatan masyarakat dan stakeholders lainnya demi memperkuat konsenses dalam pengelolaan hutan Indonesia. Buku ini juga menunjukkan suatu konsistensi aksi korektif yang sekaligus dapat menjadi referensi internasional.
Kehadiran buku ini juga menjadi pembuktian dari motto yang dibangun Menteri Siti ‘Write what you do’ dan ‘Do what you write’. Selain itu juga mempertegas bahwa pemerintah sangat konsisten terhadap rencana-rencana kerja dan implementasinya.
“Besar harapan kita bersama, agar tahun 2021 dan tahun-tahun seterusnya, kita tetap selalu dapat mencatatkan kemajuan dan pencapaian yang lebih baik demi kemaslahatan rakyat dan kehidupan di planet bumi yg lebih berkelanjutan,” lanjutnya.
Buku SOIFO diterbitkan KLHK bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO). Edisi pertama, terbit pada 2018, dan mendapat respons positif khususnya dari kalangan internasional.
Dari pengalaman itu, SOIFO pun akan diperbarui secara berkala, untuk memenuhi harapan publik.
“Buku yang luar biasa, mencakup laporan hutan dan kehutanan Indonesia yang disusun dengan baik. Buku ini saya harap dapat dibaca tidak hanya di level nasional, tetapi juga di tataran internasional,” ucapnya.
Apresiasi terhadap SOIFO 2020 juga datang dari pelaku usaha kehutanan. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo, mengatakan publikasi ini akan menjadi referensi bagi khalayak luas, khususnya bagi kalangan pelaku usaha kehutanan.
“Kita menyajikan apa adanya dalam buku ini. Meski begitu, silahkan saja kalau ada yang mau membahas dari aspek keilmuan lain misalnya,” kata Efransjah, Penasihat Senior Menteri LHK selaku editor pelaksana SOIFO 2020.