Manggala Agni Diharapkan Fasilitasi Masyarakat Agar Tak Bakar Hutan dan Lahan

oleh -231 kali dilihat
Manggala Agni Diharapkan Fasilitasi Masyarakat Agar Tak Bakar Hutan dan Lahan
Seorang warga mencoba memadamkan api/foto-merdeka.com
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com –  Pengembangkan kemampuan fasilitasi Manggala Agni untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus ditingkatkan.

Salah satunya adalah berbentuk kegiatan, seperti Kegiatan Bimbingan Pengembangan Keteknikan Pencegahan bagi Fasilitator Manggala Agni dilaksanakan di Daops Palangkaraya, 22-23 Mei 2019.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Raffles B. Panjaitan, mengungkapkan bahwa yang perlu diperhatikan, fasilitator ini agar membantu peserta dapat menemukan sendiri, dan mengembangkan pengetahuan melalui proses pelatihan.

KLIK INI:  Manggala Agni KLHK Bantu Korban Banjir di Gowa

“Diharapkan ilmu fasilitator ini bisa dimanfaatkan Manggala Agni untuk bersosialisasi, menggali data, dan menfasilitasi masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan”, jelas Raffles.

Manggala Agni yang mengikuti bimbingan teknis sebanyak 30 personil yang pada 2017 sudah pernah mengikuti bimbingan teknis serupa.

Peserta berasal dari empat daops Manggala Agni yaitu Daops Palangkaraya, Daops Pangkalan Bun, Daops Muara Teweh, dan Daops Kapuas.

Bimbingan pengembangan keteknikan pencegahan karhutla ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan fasilitasi yang dilaksanakan dua tahun kebelakang.

Bimbingan teknis fasilitasi ini nantinya akan dijadikan bekal kegiatan patroli terpadu pengendalian karhutla yang akan segera diluncurkan.

KLIK INI:  Padamkan Karhutla di Sumatera dan Riau, Manggala Agni KLHK dan Tim Gabungan Kerja Ekstra

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla Jhoni Santoso, berharap ilmu fasilitator dapat diterapkan juga di pondok kerja, tidak hanya waktu patroli terpadu.

Saat ini, semua Daops di Kalimantan sudah memiliki pondok kerja yang merupakan kepanjangan tangan dari Daops Manggala Agni.

“Manggala Agni mudah bergabung dengan masyarakat, karena mereka berasal dari masyarakat dengan budaya yang sama, bahasa, dan adat yang sama,” jelas Jhoni.

Sampai dengan 22 Mei 2019, terpantau 459 titik hotspot dari satelit NOAA 19, jika dibandingkan tahun 2018 pada tanggal yang sama terjadi penurunan hotspot sebanyak 94 titik hotspot (17%).

KLIK INI:  Drainase Pertanian Berpotensi Jadi Penyebab Karhutla