LIPI Prioritaskan Meriset Herbal Indonesia sebagai Anti Virus Corona

oleh -258 kali dilihat
Waspada, Ini Efek Samping dari 5 Tanaman Obat yang Sering Dikonsumsi!
Tanaman jahe, khususnya jahe merah jadi salah satu yang diriset LIPI/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Indonesia dikarunia tanah yang subur.  Ditumbuhi pepuragam tananam. Karenanya,  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai memprioritaskan tanaman herbal Indonesia untuk mengatasi Covid-19 atau virus corona.

Persoalan corona  hingga detik ini belum ada obat maupun vaksin untuk melawannya. Jadi, semua negara berpeluang menemukan penangkalnya, termasuk Indonesia.

Indonesia seharusnya diuntungkan karena memiliki beranekaragam tanaman. Banyak di antaranya berpotensi menjadi obat yang bisa diteliti dan dijadikan obat herbal.

Kita pernah mendengar pengakuan mantan Rektor Universitas Hasanuddin, Idrus Paturusi—yang membaik berkat bantuan minyak kayu putih atau eucalyptus.

KLIK INI:  LIPI Uji DNA 6 Ekor Komodo yang Diperdagangkan Secara Ilegal

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pun mengakui jika minyak ini yang telah diriset oleh periset Kementerian Pertanian dan ditemukan fakta eucalyptus mampu ‘membunuh’ virus corona.

Harapan pada obat herbal tanah air sangatlah besar dan terbuka lebar. Maka ketika LiLIP masuk dalam konsorsium Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020.

LIPI pun bergerak cepat, dengan cara meriset herbal Indonesia. Ini tentu saja sejalan dengan harapan Menteri BUMN, Erick Tohir yang menginginkan kemandirian dalam hal kesehatan. Menteri yang pernah jadi presiden club sepak bola Inter Milan itu resah, sebab 90 persen perlengkapan dan obat kesehatan di impor dari luar negeri.

Jadi, ketika LIPI memprioritaskan meriset tanaman herbal Indonesia, harapan Erick bisa sedikit terkabul.

“Program pencegahan dan penanganan tersebut meliputi 10 kluster riset dan kegiatan. Salah satu kluster yang diprioritaskan adalah riset herbal Indonesia sebagai anti virus,” ungkap L.T. Handoko selaku Kepala LIPI dalam Sci-Binar Talk to Scientists: Covid-19, Peneliti, dan Dokter, Senin, 18 Mei 2020 lalu.

Ia menjelaskan eksplorasi, konservasi, dan pemanfaatan bahan-bahan alami dalam bentuk herbal telah sejak lama dilakukan LIPI.

“Kini melalui riset herbal, jahe merah, meniran, cordyceps, sambiloto, daun sembung dan beberapa hebal lainnya  difokuskan untuk diekstrasi guna menghasilkan senyawa aktif sebagai immunomodulator Covid-19,“ ujarnya.

Mengobati dan meningkatkan  sistem imunitas

Sementara itu, Masteria Yunolvisa Putra selaku Koordinator Penelitian Drug Discovery and Development pada Pusat Penelitian Bioteknologi menuturkan, saat ini LIPI dan Ristek-BRIN berkolaborasi dengan 10 institusi untuk melakukan uji klinis terhadap kandidat immunomodulator.

KLIK INI:  Perihal Jamur Enoki yang Terkontaminasi Bakteri, Begini Penjelasan LIPI! 

Kandidat tersebut berasal dari tanaman herbal seperti jahe merah, cordyceps, sambiloto, meniran dan daun sembung akan diformulasikan menjadi immunomodulator bagi pasien covid-19 yang berstatus pneumonia ringan.

“Obat herbal ini sifatnya mengobati dan meningkatkan  sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi virus. Namun tidak berlaku untuk pasien kronis yang membutuhkan ventilator,” jelas Masteria.

Sedangkan Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Erlang Samodro  menerangkan, selain Indonesia, China juga sedang mengembangkan obat tradisional bagi pasien Covid-19.

“Kerjasama uji klinis herbal ini akan difokuskan di RSD Wiswa Atlet”, ungkap Erlang.  Dokter spesialis paru ini juga mengungkapkan, sampai dengan saat ini vaksin Covid-19 belum ditemukan, namun Indonesia masuk dalam daftar pengujian vaksin Covid-19 oleh WHO.

“Indonesia masuk dalam solidarity clinical trial, meliputi pengujian obat-obatan termasuk vaksin di bawah Balitbang Kementerian Kesehatan,” imbuh Erlang.

Masteria menyebutkan, uji klinis immunomodulator ini akan dilakukan di bulan Juni 2020 pada 90 pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet.

“Terdapat dua produk yang akan di uji klinis, yaitu cordyceps militaris dan kombinasi herbal (rimpang jahe merah dan herbal lain). Kombinasi herbal ini sudah diformulasikan. Ada prototipe dan datanya serta memiliki izin edar dari BPOM. Konsumsi herbal akan dilakukan selama 14 hari,” paparnya.

‘’Diharapkan pada bulan Juli analisis dan hasil sementara dari uji klinis sudah terlihat. Semoga di bulan Agustus didapatkan laporan akhir”, tambah Masteria.

Selain itu, dirinya juga mengharapkan ke depan obat herbal ini tidak hanya untuk mengobati, namun dapat sebagai pencegahan untuk ODP dan PDP yang terindikasi covid-19.

Hingga detik ini, diketahui bersama Covid-19 masih sangat tangguh. Belum ada satu negara yang bisa melenyapkannya. Bahkan sekadar melumpuhkannya agar tak menyebar luas pun belum ada yang benar-benar berhasil.

Kita patut berharap, Indonesia menjadi negara yang mampu melawan corona dan melenyapkannya dengan keberhasilannya sendiri, salah satunya melalui herbal Indonesia.

KLIK INI:  Mengenal Halia, Tanaman Herbal yang Kaya Manfaat dan Cara Meraciknya