- Menyerap Sensasi Hijau Donggia Bersama TBM Al-Abrar, Bulukumba - 01/10/2024
- Dipeluki Sampah - 29/09/2024
- Yudi, Urang Aring yang Tak Terawat, dan Manfaatnya yang Mengejutkan - 27/09/2024
Klikhijau.com – Tarcius. Tubuhnya kecil, matanya bolla’ (besar) melebihi otaknya. Siapa pun yang melihatnya akan gemas ingin mengelusnya. Namun, jangan dipandang remeh karena memiliki ukurun tubuh yang kecil, sebab tubuh kecilnya tidak membuatnya terkendala dalam melakukan lompatan.
Ia bisa melompat hingga tiga meter jauhnya atau hampir 10 kaki dari satu pohon ke pohon lainnya. Ia juga bisa memutar kepalanya 180 derajat dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Ia memiliki ekor panjang, ukurannya kira-kira 233 milimeter yang berbulu pada bagian ujungnya. Dua kaki depannya seperti tangan, baik kaki depan maupun belakang memiliki lima jari seperti manusia, kaki-kaki mungilnya juga memiliki kuku.
Namun tidak semuanya, sebab jari kedua dan ketiga berbentuk cakar yang membuat cengkeramannya kuat pada pohon.
Telinganya lebar, sekilas mirip dengan telinga pemeran film Batman. Menurut Wikipedia makhluk kecil itu istimewa, sebab tulang tarsalnya memanjang, yang membentuk pergelangan kakinya, dan hal tersebutlah yang membuatnya bisa melompat cukup jauh.
Tarcius Spectrum
Namanya Tarcius Spectrum atau Tangkasi, memiliki panjang 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Di dunia ini hanya terdapat sembilan jenis Tarcius dan hanya ada dua negara yang beruntung memilikinya, yakni Indonesia dan Filipina.
Di Indonesia terdapat tujuh jenis Tarsius dan di Filipina terdapat dua jenis saja.
Tarcius Spectrum merupakan famili dari tarsidea dan merupakan primate endemik di pulau Sulawesi. Ia merupakan mahkluk nokturnal, yakni makhluk penyuka malam sebab hanya aktif di malam hari. Matanya yang bolla membantunya beradaptasi dengan sangat mudah di malam hari.
Selain sebagai makhluk pecinta malam, Tarcius Spectrum juga adalah makhluk yang setia pada pasangannya, yang menganut monogami. Tubuh mungilnya merupakan perpaduan tiga hewan, yakni monyet, tikus, dan burung hantu.
Tarcius tidak menyukai buah-buahan. Makanan utamanya adalah serangga, jangkrik, kadang-kadang reptil kecil, burung, dan kelelawar. Giginya yang tajam, dan kakinya yang memiliki cakar sangat membantunya untuk menaklukkan mangsanya.
Di Indonesia makhluk mungil yang menggemaskan itu berada di pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan dan Utara. Jenis Tarcius di Sulawesi yang terkenal adalah Tarcius Tarsier (kera hantu), Tarcius Pumilus ( (tarsius kerdil).
Di Sulawesi Utara, Tarcius Spectrum hidup di Cagar Alam Tangkoko dan Taman Suaka Margasatwa Tandurusa.
Sedangkan di Sulawesi Selatan terdapat di Kabupaten Maros, yakni Taman Nasionanal Bantimurung Bulusaraung. Masyarakat setempat menamainya Balao cengke atau tikus jongkok.
Jika ingin melihatnya, pengunjung bisa ke Desa Wisata Samangki dan menyusuri kawasan Pattunuang. Di kawasan tersebutlah makhluk kecil yang dilindungi itu hidup, namun jika tidak punya waktu menyusuri dua tempat tersebut, pengunjung bisa melihatnya di penangkaran yang dibangun oleh Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Jika melihat makhluk unik dan menggemaskan yang mulai terancam punah tersebut, jangan membunuhnya atau menangkapnya, sebab telah masuk golongan hewan langka yang dilindungi.
Dengan tidak menangkap atau membunuhnya menjadikan Anda sebagai orang yang peduli bagi kelangsungan hidupnya. Biarkan saja Tarcius Spectrum melompat dari satu pohon ke pohon lainnya yang telah ia tandai dengan urine sebagai daerah tertori mereka untuk tepat hidup. Biarkan saja.