Kelas Konservasi Tanam 1000 Pohon di Bantaran Sungai Balantieng

oleh -27 kali dilihat
Aksi penanaman pohon di bantaran sungai Balantieng-foto/Ist

Klikhijau.com – Musim hujan telah tiba. Hore, hore, hore, waktunya menanam. Kelas konservasi Dusun Parukku, Desa Bulo Lohe, Kec. Rilau Ale, Kab. Bulukumba melakukan kegiatan penanaman pohon di bantaran sungai Balantieng pada Minggu, 15 Desember 2024.

Kegiatan ini dilakukan bersama para siswa kelas Konservasi, Komunitas Dana Mintra Tani, ECOTON dan komunitas pecinta alam Bulukumba. Sebanyak 1000 bibit tanaman berhasil ditanam di Bantaran sungai, mulai dari ketapang kencana, salam, sirsak, jambu kristal,  bambu kuning.

Syahrul, Kepala Sekolah Kelas Konservasi mengungkapkan bahwa tujuan dilakukannya kegiatan menanam pohon di Bantaran sungai Balantieng adalah untuk melestarikan kawasan sungai Balantieng dan menumbuhkan jiwa kepedulian adik-adik untuk turut menjaga sungai dan ekosistemnya.

“Melalui kegiatan ini juga menjadi awal kegiatan kelas konservasi dimulai lagi karena bertepatan dengan libur sekolah. Di tambah lagi adik-adik juga masih bersemangat dan antusias sekali mengikuti kegiatan penanaman. Saya berharap, mereka akan menjadi penerus dalam menjaga sungai Balantieng yang sudah mulai rusak,” tambahnya.

KLIK INI:  Penyakit Zoonosis dan Emerging, Kerentanan di Balik Kekayaan Keanekaragaman Hayati
Sangat penting

Penanaman di bantaran sungai memang sangat penting sekali. Ada beberapa alasan kenapa demikian, salah satunya untuk mencegah erosi. Akar pohon yang kuat mencengkeram tanah di tepi sungai, sehingga dapat mencegah tanah terkikis oleh aliran air.

Selain itu, juga daun dan akar pohon berfungsi sebagai filter alami yang menyerap polutan seperti pupuk, pestisida, dan limbah sebelum masuk ke sungai. Maka di musim hujan inilah waktu yang terbaik untuk menanam agar pohon bisa tetap tumbuh.

KLIK INI:  Jambu Kristal, Jambu Biji Tak Berbiji yang Sangat Baik untuk Kesehatan

“Saya senang ikut kegiatan menanam di bantaran sungai Balantieng. Karena selain menanam bisa sekaligus main ke sungai. Meski cukup capek, karena harus bawa bibit dari rumah ke sungai dan menanam satu-satu tapi tidak mengurangi rasa senang saya. Semoga tanaman yang kami tanam hari ini bisa tetap hidup dan tumbuh tinggi,”  ungkap Muhamad Alahsab (11).

Syahrul menceritakan jika kelas konservasi yang di bangun bersama pemuda di Dusunnya merupakan wadah bagi anak anak di desa nya untuk berkumpul dan belajar serta untuk selalu peduli terhadap lingkungan.

“Kami biasa mengajarkan ke anak anak tentang pelestarian alam dan juga mengajak anak anak untuk membaca supaya tidak banyak waktunya yang di gunakan untuk bermain gadget,” terang Syahrul.

KLIK INI:  "Jumpa Berlian", Cara Pemkab Selayar Kampanye Kelola Sampah di HPSN 2023