Kareo Padi, Burung Air yang Mulai Langka

oleh -3,067 kali dilihat
Kareo Padi, Burung Air yang Mulai Langka
Kareo padi, jenis burung air yang mulai langka - Foto/Taufiq Ismail
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Adakah yang pernah berjumpa dengan burung air? Pasti pernahlah ya. Apalagi jika sering memerhatikannya di persawahan. Burung-burung air biasanya suka mencari serangga dan reptil kecil di sana.

Sama halnya dengan kareo padi. Ia juga menyukai daerah yang basah, seperti sawah, tepi sungai, parit, danau, hingga rawa-rawa.

Perjumpaan dengan Koreo padi

Saat saya jumpa dengan pemilik nama latin: Amaurornis phoenicurus  ini, ia sedang mencari makan di parit. Parit yang sedang tergenang.

Perjumpaan dengannya tak terterduga. Kala itu, akhir Desember 2020, saya sedang dalam perjalan pulang ke kampung halaman.

Hari itu, hampir sepanjang jalan hujan. Sehingga hampir di mana terdapat genangan air. Kala itu perjalanan saya bersama keluarga kembali ke Makassar.

Saat tiba di Segeri, Pangkep, kami singgah untuk menikmati dange’. Penganan khas Bugis sebagai camilan.

KLIK INI:  Mengulik Peran Burung dan Lebah dalam Meningkatkan Produksi dan Kualitas Kopi

Dari sanalah kemudian saya mendapati si kareo padi. Sedang asik berjalan di parit yang dangkal. Tapak kakinya terendam.

Sepertinya ia tak mengetahui keberadaan saya. Karenanya saya pun kemudian memanfaatkan momen yang langka itu. Secara ini adalah perjumpaan perdana saya dengannya.

Sejurus kemudian saya pun membidiknya dengan kamera prosummer milik saya. Ternyata ada untungnya selalu membawa kamera ke mana pun.

Jarak saya dengan si doi tak terlampau jauh. Setidaknya kurang dari sepuluh meter. Sepertinya si doi tak terganggu. Termasuk suara bising lalu lalang kendaraan yang berada di jalan poros ini.

Setelah beberapa kali jepretan, saya kemudian berlalu. Meninggalkan si doi yang sedang mencari rezekinya.

KLIK INI:  Suatu Sore yang Membiakkan Rasa Penasaran Tentang Kelinci, Rupanya Begini Faktanya
Mengenal sang burung air

Yuk kenal lebih dekat dengannya. Kareo padi atau sering juga disebut ayam-ayam sawah. Ukurannya sedang seukuran ayam betina. Tingginya sekitar 30 cm.

Sebarannya cukup luas. Selain di Sulawesi, keluarga Rallidae ini juga bisa kita jumpai di India, China bagian selatan, hingga beberapa negara di Asia Tenggara.

Burung liar ini juga mudah dijumpai di wilayah Taman Nasional Lore Lindu. Utamanya wilayah berlahan basah.

Cukup mudah mengenali koreo padi. Bulu hitam menghiasi mahkota hingga punggung. Bagian wajah hingga perut berwarna putih. Warna lain: merah kecoklatan, pada bagian tungging hingga pangkal ekor. Ekornya pendek.

Pada bagian wajah terdapat ciri yang khas. Terdapat perisai kecil berwarna merah.

Ciri lainnya, paruh dan kaki berwarna kuning.  Kakinya yang panjang membuatnya ia mudah berjalan di daerah yang terendam.

Saat mengunjungi lahan basah dan semak, ia mencari makanan berupa biji-bijian, serangga, cacing, hingga siput kecil.

KLIK INI:  Burung Wiwik Kelabu yang Licik dan 5 Fakta Menarik Tentangnya

Saat hendak membuat sarang ia mengunjungi wilayah yang berumput. Wilayah yang tidak terendam. Perilakunya mirip puyuh. Telurnya pun hampir serupa dengannya.

Jantan dan betina memiliki warna yang hampir sama. Pada burung muda warnanya lebih pucat, keabu-abuan. Termasuk paruhnya juga abu-abu.

Bulu anakan saat menetas berwarna hitam. Warnanya akan berubah menjadi kelabu saat memasuki usia remaja.

Karakter anakan hampir sama dengan ayam. Sesaat setelah menetas, langsung berdiri dan keluar dari sarang. Meski begitu induk mereka tetap merawatnya hingga remaja.

Warga juga sering menyebutnya ruak-ruak. Nama ini kemungkinan besar disematkan karena sering bersuara: “u-wak.. u-wak.”

Konon dahulu burung air ini mudah dijumpai di persawahan. Perburuan liar membuat populasinya terus menurun. Membuat kita tak lagi mudah menikmati elok parasnya.

Belum lagi pak tani tak lagi ramah dengan alam. Menggunakan pestisida mengusir hama pengganggunya.

Hal ini ternyata juga berdampak pada burung air. Tercemarnya tanah dan lumpur dari zat kimia yang mereka gunakan. Tanah dan lumpur yang menjadi tempat kareo mencari makanannya.

Saat berselancar daring saya mendapati bahwa burung ini menjadi target buruan. Buruan untuk menikmati dagingnya. Beberapa dari mereka juga malah membuatkan kisah perburuannya dengan si doi. Sungguh malang nasibnya.

Pada sisi lain, saya juga mendapati bahwa burung air Kareo padi ini juga cukup mudah untuk membudidayakannya.

Menjadi solusi agar keberadaannya di alam tetap terjaga. Dengan begitu kehidupan alam liar pun tetap seimbang.

Moga sang pemburu sadar dari kekhilafannya. Bahwasanya kareo juga butuh ruang untuk melanjutkan hidup. Juga untuk generasinya.

Bersahabatlah dengan alam sesungguhnya setiap makhluk hidup ciptaan-Nya memiliki manfaat.

KLIK INI:  Namanya Cerek-pasir besar, Burung Mungil yang Larinya Kencang