Personel Slank Titip Isu Lingkungan Kepada Presiden dan Wapres Terpilih

oleh -195 kali dilihat
Kaka Slank
Kaka Slank/foto-kumparan.com
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Bagi personel Slank, Akhadi Wira Satriaji atau Kaka. Ia tak menuntut banyak dari presiden dan wakil presiden terpilih pada pemilu tahun ini. Kaka hanya akan fokus untuk mengingatkan soal pekerjaan rumah (PR) yang harus diperhatikan  untuk lima tahun ke depan.

PR yang dimaksud Kaka, bukan siapa yang akan mengisi posisi menteri, bukan pula pendidikan, bukan. Yang dimaksud vocalis slank itu, adalah sesuatu yang sangat penting, tapi kerap diabaikan, yakni   isu lingkungan.

“Kalau gue sih lebih ke PR tentang alam. Jadi kalau salah satu yang menang, isu tentang lingkungan hidup, laut, hutan (diperhatikan) karena itu isu dunia,” ujar Kaka ditemui di kawasan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu, 17 April 2019 lalu seperti yang ditulis Desi Puspasari di detik.com.

Kaka berujar dirinya sempat melakukan diskusi soal masalah alam Indonesia dengan mengundang kedua kubu, yakni TKN dan BPN. Dia memberikan surat tentang laut saat menjelang debat ketiga.

KLIK INI:  Ini Ancaman Terbesar yang Mengepung Laut dan Isinya karena Ulah Manusia
KLIK INI:  Faktor Lingkungan Pengaruhi 40 Persen Derajat Kesehatan Masyarakat

Tapi apa daya, ‘teriakannya’ sama sekali tidak ada yang mengangkat masalah itu. Kaka memang menjadi salah satu artis yang sangat peduli dengan lingkungan hidup.

“Gue nitip suara dari laut. Tapi ternyata, dua kandidat sama-sama tidak mengangkat isu itu,” sesalnya.
Wajar saja jika kaka kesal, sebab isu tersebut sangat urgen untuk dibahas dan didiskusikan. Mengingat laut kini sedang terancam, khususnya dari sampah plastic.

“Jadi untuk yang menang, soal hutan kalau bisa ada yang merhatiin. Itu isu dunia men, tentang plastik, tentang sawit, hutan Sumatera dan Kalimantan, termasuk Papua, yang dulunya bebas. Lingkungan hidup harus jadi bahan utama,” tegas Kaka.

Kaka memang dilanda keresahan saat tahu bisnis sawit dan tambang justru ternyata memang sulit untuk digoyang. Berbeda dengan Eropa justru banyak menolak minyak sawit.

“Di Eropa tolak minyak sawit, kita justru buka lahan baru di Papua. Ironis men,” tandas Kaka.

Keresahan Kaka adalah keresahan jutaan rakyat Indonesia yang peduli terhadap lingkungan.

KLIK INI:  Menilik Risiko Ekonomi dari Kebijakan Biodiesel yang Progresif