Dukung FOLU Net Sink 2030, Indonesia–Norwegia Perkuat Kemitraan Iklim

oleh -17 kali dilihat
Dukung FOLU Net Sink 2030, Indonesia–Norwegia Perkuat Kemitraan Iklim-foto/Ist

Klikhijau.com – Kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Norwegia terus terjalin. Hal tersebut dipertegas dalam aksi iklim melalui pertemuan Joint Consultation Group (JCG) dan Technical Working Group (JTWG).

Kedua forum tersebut diselenggarakan pada waktu dan tempat yang berbeda. JCG diselenggarakan di Jakarta pada 29 April 2025 lalu. Sementara  JTWG) dilaksanakan di Bogor pada 30 April 2025.

Meski waktu dan tempatnya berbeda, kedua forum tersebut merupakan bagian dari mekanisme koordinasi sebagaimana diatur dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua negara, yang mendukung upaya Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya (FOLU).

Dalam pertemuan JCG, para delegasi membahas isu-isu strategis utama, termasuk perkembangan protokol Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi (Monitoring, Reporting, and Verification, MRV) global oleh Prof. Haruni Krisnawati, Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan.

Haruni menyampaikan perkembangan MRV protokol di dunia saat ini, yang merupakan landasan penting untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas dalam kerangka pendanaan iklim global.

KLIK INI:  Indonesia dan Jepang Aktualisasi Kerjasama dalam Aksi Perubahan Iklim

Dr. Ir. Mahfudz, M.P., Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan sekaligus selaku co-chair JCG untuk Indonesia, dalam sambutannya pada pembukaan JCG menekankan pentingnya harmonisasi kerja sama teknis, penguatan kapasitas kelembagaan, sinkronisasi sistem pelaporan, serta memastikan bahwa seluruh pendanaan yang tersedia harus mampu memberikan dampak maksimal bagi aksi iklim yang melibatkan masyarakat lokal.

 Norwegia dukung  aksi iklim

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E. Rut Kruger Giverin, sekaligus sebagai co-chair JCG untuk Norwegia, dalam pidatonya menyampaikan dukungan yang kuat terhadap observasi dan peninjauan ulang terhadap protokol MRV dan implementasi Protokol MRV yang disepakati, sebagai dasar bagi pendanaan aksi iklim dan pembangunan kehutanan di Indonesia.

KLIK INI:  Perubahan Iklim Ubah Predator jadi Kanibal dan Sebabkan Panas Ekstrem

Duta Besar Rut menegaskan kembali dukungan Norwegia terhadap aksi iklim berbasis FOLU di Indonesia dan mengusulkan adanya periodical evaluation terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksana sebagai bagian dari sistem monitoring dan evaluasi.

Topik diskusi pertemuan JCG yang baru pertama kali dilaksanakan ini antara lain (1) reviu terhadap catatan Ministerial Dialogue yang dilaksanakan antara Menteri Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen dan Menteri Kehutanan Indonesia, Raja Juli Antoni pada bulan Februari 2025, (2) reviu terhadap hasil Annual Meeting Implementation MoU Indonesia-Norway Tahun 2024, (3) laporan umum progress capaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan (4) MRV Protocol. Selanjutnya, topik yang dibahas dalam JCG ini, dibahas lebih mendalam pada pertemuan JTWG.

KLIK INI:  BBKSDA dan Lindungi Hutan Gelar Even "Makassar Rawat Bumi" di Lantebung
Hasil pertemuan JTWG

Dalam pertemuan JTWG di Bogor, dilakukan pembahasan teknis terkait implementasi Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia. Setelah pembukaan oleh co-chair kedua belah pihak, sesi pertama menampilkan laporan kemajuan 5 (lima) bidang kerja Indonesia FOLU Net Sink 2030, masing-masing disampaikan oleh perwakilan bidangnya, yaitu Bidang Pengelolaan Hutan Lestari disampaikan oleh Dr. Agus Justianto, MSc. (Analis Kebijakan Ahli Utama Kemenhut), Bidang Peningkatan Cadangan Karbon disampaikan oleh Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Ir. Dyah Murtiningsih M.Hum, Bidang Konservasi disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam, Dr. Ammy Nurwati, MM., Bidang Pengelolaan Ekosistem Gambut oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum, Lukita Awang Nistyantara, MSi., dan Bidang Penegakan Hukum dan Peningkatan Kapasitas oleh Kepala Pusat Penyuluhan Kehutanan, Wahju Rudianto, MSi.

Pembahasan terkait Indonesia Monitoring, Reporting, and Verification (MRV)Protokol diawali dengan presentasi dari Prof. Haruni Krisnawati. Forum menyepakati pembaruan protokol untuk meningkatkan kualitas data, harmonisasi metodologi, dan pemanfaatan teknologi canggih.

Peningkatan ini ditujukan untuk memperkuat sistem pelaporan dan akuntabilitas dalam pengurangan emisi. Selanjutnya akan dibentuk tim kerja untuk diskusi detail teknis MRV tersebut. Hasil diskusi pendalaman MRV akan dilaporkan dalam Ministerial Dialogue, JCG, dan JTWG tahun depan.

KLIK INI:  Emisi Meningkat Pasca Pandemi, Aksi Iklim Indonesia Dinilai Tidak Memadai

Selain MRV, topik yang sangat antusias dibahas adalah bantuan Pemerintah Norwegia kepada Indonesia untuk mendapatkan akses foto satelit beresolusi tinggi. Pemanfaatan citra satelit resolusi tinggi ditampilkan sebagai inovasi penting dalam peningkatan kemampuan pemantauan hutan secara lebih akurat dan efisien.

Dalam diskusi safeguard, disepakati implementasi safeguard dikukuhkan sebagai komponen inti, bukan hanya sebagai pelengkap, dalam pelaksanaan FOLU Net Sink 2030. Ditekankan perlunya penguatan kapasitas teknis dan kelembagaan di tingkat lokal, serta pendanaan berkelanjutan berbasis insentif untuk menjaga keberlanjutan program ini pasca dukungan donor. Partisipasi pemangku kepentingan secara bermakna tetap menjadi prinsip utama.

Dalam penutupnya, Kepala Biro HKLN menyampaikan apresiasi atas semangat kerja sama yang telah terjalin dan menegaskan pentingnya keberlanjutan kolaborasi ini guna mewujudkan masa depan yang berkelanjutan bagi kedua negara (*)

KLIK INI:  Bagi Siti, Penyelamatan Ekosistem Danau Sangat Urgen