Di Usia Lanjut, Obesitas Tingkatkan Risiko Disabilitas

oleh -136 kali dilihat
Di Usia Lanjut, Obesitas Tingkatkan Risiko Disabilitas
Di usia lanjut, obesitas tingkatkan risiko disabilitas/Foto-geriatri.id

Klikhijau.com – Berdasarkan penelitian terbaru, orang gemuk memiliki risiko lebih besar menjadi penyandang disabilitas ketika lanjut usia. Temuan ini diterbitkan di jurnal kesehatan internasional Obesity Research & Clinical Practice.

Hasil ini berasal dari studi atas 11.753 orang tua berusia 50 tahun ke atas di Purworejo, Jawa Tengah.

Memang, peneliti telah lama mencari hubungan obesitas dan risiko disabilitas. Beberapa penelitian di beberapa negara menunjukkan, besarnya lingkar pinggang dapat memperbesar risiko menjadi penyandang disabilitas.

Berawal dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2007. Peneliti dari Umea University dan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan Umea University di Swedia mengumpulkan data tentang tingkat obesitas.

KLIK INI:  Bunga Kenop, Tanaman Hias yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Sebanyak 11.753 responden yang berpartisipasi diukur besar lingkar pinggang.

Berdasarkan standar WHO, seorang laki-laki dinyatakan obesitas ketika lingkar pinggangnya lebih dari 90 sentimeter, sedangkan untuk perempuan lebih dari 80 cm.

Pada tahun tersebut, peneliti juga mengukur tingkat disabilitas masing-masing responden dengan menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh WHO.

Selain itu, informasi terkait latar belakang sosial, tingkat sosial-ekonomi, dan kondisi penyakit kronis juga dikumpulkan.

Tahun 2010, peneliti kembali mendatangi responden yang sama. Mengajukan pertanyaan yang sama dan mengukur besar lingkar pinggang mereka.

Peneliti hanya berhasil mendapatkan kembali data dari 8.089 responden. Sebagian dari mereka sudah meninggal.

Setelah membandingkan data tahun 2007 dengan 2010, peneliti menemukan, responden yang gemuk dan mengalami peningkatan lingkar pinggang, memiliki risiko lebih besar untuk menjadi penyandang disabilitas.

Pengaruh tingkat sosial ekonomi

Hasil temuan juga menunjukkan bahwa disabilitas lebih rentan diderita oleh responden dengan tingkat sosial-ekonomi rendah.

Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan hubungan antara obesitas dan risiko kesehatan serta kematian pada usia lanjut dipengaruhi oleh latar belakang sosial-ekonomi.

Penelitian tersebut menunjukkan, walaupun masalah obesitas perut lebih lekat dialami mereka yang hidup makmur, masalah kesehatan dan kematian akibat obesitas perut lebih banyak terjadi di kalangan penduduk miskin.

Temuan ini memperkaya riset-riset sebelumnya tentang obesitas. Studi sebelumnya memang menunjukkan angka obesitas lebih banyak dialami oleh mereka dengan tingkat sosial-ekonomi tinggi.

Meski demikian, penelitian lain yang menganalisis data kehidupan rumah tangga Indonesia pada 2017 menunjukkan, kasus obesitas di Indonesia juga meningkat pada masyarakat dengan tingkat sosial-ekonomi rendah.

KLIK INI:  Selain Enak Dirujak, Buah Mangga juga Punya Banyak Manfaat bagi Kesehatan
Perlu strategi atasi obesitas dan disabilitas

Dalam satu dekade terakhir, semakin banyak orang gemuk di Indonesia. Dari tahun 1993 hingga 2007, angka obesitas telah meningkat dari 14% menjadi 31% pada perempuan dan dari 8,5% menjadi 17% pada laki-laki berusia 45 tahun ke atas.

Berdasarkan temuan penelitian ini, angka tersebut bisa meningkatkan jumlah penyandang disabilitas pada kelompok lanjut usia.

Hasil temuan juga merekomendasikan perlunya strategi yang berbeda dalam mengatasi obesitas dan disabilitas pada tiap tingkat sosial-ekonomi.

Untuk masyarakat dengan sosial-ekonomi menengah ke atas, strategi promosi kesehatan sebaiknya berfokus pada pengurangan lingkar pinggang.

Sementara bagi masyarakat dengan sosial-ekonomi menengah ke bawah, mempertahankan asupan gizi yang cukup mungkin lebih penting untuk mencegah disabilitas.

Strategi khusus seperti konsultasi gizi, untuk memastikan asupan nutrisi yang memadai, juga harus diberikan. Ini untuk mencegah kejadian kekurangan gizi pada kelompok dengan sosial-ekonomi menengah ke bawah.

Selain menjaga berat badan, lingkar pinggang juga sangat perlu dijaga. Besarnya lingkar pinggang menunjukkan penumpukan lemak di dalam perut yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme.

Gangguan metabolisme inilah yang selanjutnya dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dan jantung.

KLIK INI:  Hati-Hati! Jenis Minuman Ini Sebabkan Kelebihan Gula