- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
- Gelisah Burung-Burung - 30/03/2025
Klikhijau.com – Dalam kamus bahas Indonesia, kata apel memiliki lebih dari 3 arti. Namun, pada artikel ini saya tak akan membahas arti dari kata apel tersebut.
Saya hanya ingin membahas sekilas tentang ulah para ilmuwan dari Riset Pengembangan Pertanian di Institute Swiss. Mereka melakukan studi tak lazim.
Para ilmuwan tersebut mengembangkan sensor untuk memantau pertumbuhan buah dari waktu ke waktu. Hal menarik dan tak terduga mereka dapatkan, sebab di malam hari buah tumbuh lebih cepat dibandingkan di siang hari.
Cara para ilmuwan itu memperoleh data adalah mreka menggunakan sensor super sensitif yang diletakkan di dekat pohon buah-buahan.
Hal tersebut membuat para ilmuwan dapat mengamati dari jarak jauh kapan dan bagaimana buah-buahan meningkat volumenya. Dengan menggunakan teknologi ini, para ilmuwan dapat melacak perubahan ukuran buah hingga 0,1 milimeter.
Pertumbuahn apel beda dengan tomat
Banyak kasus yang mereka temukan dalam studi itu, misalnya pertumbuhan buah melambat pada jam-jam terpanas dalam satu hari. Pada beberapa jenis buah, volumenya bahkan berkurang.
Apel adalah salah satu buah yang volumenya sedikit menurun di siang hari, namun akan tumbuh lebih cepat di malam hari. Sebenarnya Pada dasarnya buah memiliki fase kenaikan dan penurunan volume.
Kasus apel jauh berbeda dengan tomat, khususnya yang ditanam dalam greenhouse dengan suhu mikro yang relatif stabil. Pergantian fase pertumbuhan juga terjadi dan terkadang cukup signifikan.
Untuk tomat fase pertumbuhan dimulai pada pagi hari dan berakhir tepat di siang bolong. Selama periode ini, tingkat kenaikan volume pertumbuhan buah sangat menyolok. Hal ini terus berulang pada keesokan harinya hingga tiba saatnya tomat dipanen.
“Hasil teknologi sensor ini dapat membantu petani menentukan waktu ideal pemberian air dan pupuk,” ujar salah seorang ilmuwan seperti yang dimuat pomidor dengan mengutip dari KazakhZerno.
Sensor yang digunakan para ilmuwan itu tak hanya memantau buah-buahan, tapi juga memantau keseimbangan air, akses pohon ke unsur hara tanah serta kondisi cuaca.