Cara Para Pelaku Usaha Toko Curah Perkenalkan Belanja Tanpa Kemasan

oleh -684 kali dilihat
bulk store
Ilustrasi di bulkstore - Foto/Hiduptanpasampah

Klikhijau.com – Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan talk show yang bertajuk “Gaya Hidup Baru, Belanja Tanpa Kemasan”, Jumat 23 April 2021 di Jakarta.

Acara ini dibuka oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, selaku Ketua Tim Pelaksana RAN PSL.

Narasumber yang hadir antara lain para pelaku usaha toko curah atau toko isi ulang atau sering juga disebut sebagai bulkstore diantaranya Saruga Package Free Shopping Store, Bulksource, Siklus Refill dan produsen consumer goods Unilever Indonesia serta Direktur Pengelolaan Sampah KLHK.

Talkshow ini merupakan langkah awal memperkenalkan cara belanja yang diharapkan dapat mengurangi sampah kemasan plastik sekali pakai sekaligus mendorong transformasi kesadaran dan perilaku masyarakat untuk berbelanja tanpa menimbulkan sampah.

KLIK INI:  Program Adipura dan 5 Permasalahan Mendasar Soal Persampahan
Kolaborasi

Dalam sambutannya, Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, belanja tanpa kemasan melalui toko isi ulang bisa mengurangi sampah kemasan, diantaranya sampah sate yang sulit didaur ulang dan sering kali berakhir di lautan.

Upaya pengurangan sampah kemasan ini, kata Vivien patut didukung untuk mendukung cita-cita Indonesia untuk mengurangi 70% sampah di laut di tahun 2025.

Irawati Desiree dari Saruga Package Free Shopping Store menekankan bahwa tidak hanya pemerintah dan korporasi yang besar saja tapi semua harus ikut serta dalam menerapkan pengurangan sampah kemasan sachet.

Berangkat dari pemikiran tersebut, pada akhir 2018, Saruga Package Free Shopping Store didirikan dan mulai beroperasi.

“Tantangan yang kita temui pasti ada. Tapi salah satu kunci dari konsistensi kami adalah kolaborasi, baik dengan sesama rekanan bulkstore maupun dari korporasi-korporasi besar seperti Unilever. Kami juga mendengar keinginan konsumen serta berinovasi untuk terus mempertahankan janji kami, belanja produk tanpa kemasan”.

Sementara itu, Putri Arif Febrilla, co-founder dari Bulksource, melihat konsep yang baru dari bulkstore bagi masyarakat sebagai salah satu tantangan yang ditemui di awal pendiriannya.

KLIK INI:  Tips Sederhana Menjernihkan Minyak Bekas dan Menghilangkan Baunya

Kunci untuk mengatasi hal tersebut adalah komunikasi yang baik kepada masyarakat, karena akan memberikan dampak yang baik. Terutama dalam meluasnya kesadaran akan konsep dari bulkstore itu sendiri dan kepada kegiatan berbelanja tanpa menggunakan plastik sekali pakai.

“Dalam beberapa bulan, banyak dari konsumen yang sudah mengerti dan membawa wadah belanjanya sendiri,” ujarnya.

“Kedepannya saya berharap bagi yang ingin memulai bisnis bulkstore di wilayahnya masing-masing, terus kedepankan nilai-nilai berkelanjutan, low-waste, reusable, recyclable dan juga identifikasi apa yang unik dari wilayahnya supaya dapat berbeda dari yang sudah ada sebelumnya,” tambah Putri.

Laksamana Sakti, atau yang akrab disapa Alif, head of operation dari Siklus Refill, mengatakan bahwa berdasarkan proyek pilot toko isi ulang dari Siklus Refill membuktikan bahwa masyarakat sudah sangat siap.

“Dari pilot proyek ini, masyarakat bisa mengurangi sampah plastik. Hal ini menjadi penyemangat bagi Siklus Refill untuk berinovasi agar masyarakat dapat menggunakan metode belanja isi ulang ini,” ujar Alif.

Saat ini Siklus Refill memiliki 20 outlet di Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, Depok dan Bekasi.

KLIK INI:  Potensi Pemanfaatan Sampah di Indonesia Mencapai Setengah Triliun Rupiah

Mewakili perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), Nurdiana Darus yang merupakan Director of corporate affairs & sustainability Unilever, memaparkan bahwa Unilever berkomitmen serius untuk mendukung bisnis ini dan terutama untuk mengurangi penggunaan plastik baru sebanyak 100.000 ton secara global pada 2025.

“Keberadaan refill station akan sangat membantu kami untuk berkontribusi terhadap komitmen pengurangan plastik baru ini hingga 2025”, ujarnya.

Kedepannya, kolaborasi dari berbagai pihak seperti bulkstore, refill station, pemerintah dan perusahaan FMCG lainnya, diharapkan akan mendorong circular economy.

“Tentu dari kami terus berdiskusi dengan bulkstore dan refill station untuk kolaborasi yang lebih luas. Karena untuk mendapatkan hasil yang signifikan tidak mungkin didapat hanya dengan kolaborasi dengan 1 pihak saja,” tambah Nurdiana.

Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, KLHK, melihat adanya semangat pengurangan plastik sekali pakai melalui usaha bulkstore dan komitmen dari para produsen dan pelaku usaha toko curah ini perlu terus didorong agar tetap konsisten dan selalu didukung oleh Pemerintah.

“Bisnis bulkstore bukan hanya demand gaya hidup semata, tetapi juga didukung oleh kebijakan pemerintah dalam upaya mengurangi sampah. Saya juga ingin memotivasi teman-teman untuk terus konsisten dengan ide dan bisnisnya sehingga kita akan sampai pada tujuan pengelolaan sampah dan pembangunan kultur di Indonesia,” pungkas Novrizal Tahar.

KLIK INI:  Jengkel Karena Sepatu Bau? Ini Cara Mencegah dan Mengatasinya