Black Footed Cat, Kucing Liar Pemangsa dari Benua Afrika

oleh -778 kali dilihat
Black Footed Cat, Kucing Liar Pemangsa dari Benua Afrika
Kucing liar - Foto/ wildcatconservation.org

Klikhijau.com – Kucing selalu menjadi pilihan utama hewan peliharaan masyarakat Indonesia. Bentuk tubuhnya yang imut dan tingkah lakunya yang menggemaskan menjadikan kucing populer bagi penyuka hewan.

Kucing juga digemari karena termasuk hewan yang paling mudah berbaur dengan manusia. Karena itu, kucing begitu disukai oleh banyak kalangan.

Namun, siapa sangka, di pedalaman benua Afrika, terdapat spesies kucing liar yang paling ditakuti mangsa buruannya.

Kucing jenis black footed cat atau kucing berkaki hitam merupakan jenis kucing kecil. Ukuran tubuh kucing ini layaknya jenis kucing pada umumnya, bahkan termasuk kategori kucing berukuran kecil. Panjang kepala dan badannya berkisar 35-52 cm (14-20 inci).

Kucing dengan nama latin Felis Negripes ini merupakan spesies kucing endemik benua Afrika. Wilayah persebarannya meliputi Afrika Tengah dan Afrika Selatan. Penyebarannya mencakup Bostwana, Namibia, Lesotho dan Afrika Selatan.

Felix Negripes pertama kali diidentifikasi oleh William John Burchell, penjelajah berkebangsaan Inggris pada tahun 1824 di Dithakong, Afrika Selatan. Kucing berkaki hitam termasuk dalam Genus Felix dengan Family Falidae.

Bentuk tubuh kucing ini menyerupai kucing pada umumnya. Hanya saja, terdapat bintik-bintik hitam di tubuhnya yang lebih cenderung mirip macan tutul. Bentuk wajah kucing oval. Kucing ini memiliki pendengaran dan penglihatan yang tajam.

Bulunya berwarna kuning dengan beberapa garis hitam dibagian leher dan kakinya. Alas kaki kucing ini berwarna hitam pekat. Sebab itu ia dijuli kucing berkaki hitam (Mammalian Species:2015).

Kucing kaki hitam menetap di wilayah padang rumput kering dan padang rumput sabana di Afrika Selatan. Dengan wilayah kekuasaan berburu yang sangat luas. Ketika siang hari, Felis lebih memilih beristirahat di liang bekas galian hewan lain. Liang ini juga berfungsi sebagai rumahnya.

Berbeda dengan kucing pada umumnya, Felis Negripes termasuk jenis hewan karnivora yang hanya memakan daging mangsanya. Umumnya, kucing ini memangsa hewan berukuran kecil, seperti tikus, tupai, bahkan beberapa jenis burung yang berukuran kecil.

Memiliki gaya berburu yang khas

Tak jarang juga ditemukan, felis menerkam hewan yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Gaya berburu felis dilakukan dengan menyelinap di balik semak-semak atau sarang rayap, kemudian lari mengejar atau melompat menerkam mangsanya dari tempat persembuyiannya.

Kucing kaki hitam termasuk dalam hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari. Siang harinya ia lalui dengan beristirahat. Ketika malam tiba, kucing ini melakukan perjalanan jauh mengelilingi padang seluas 5 hingga 16 km (3,1 dan 9,9 mil).

Selama berburu sepanjang malam suntuk, felis mampu memangsa 14 hewan kecil dan menyimpan makanan dengan bobot 20% dari ukuran tubuhnya. Felis juga mampu menerkam burung yang sedang terbang rendah, dengan kemampuan melompat setinggi 1,4 m (4 kaki 7 inci)

Kucing berkaki hitam menghabiskan waktunya dengan menyendiri. Felis hanya bersama kelompoknya ketika musim kawin tiba. Itupun hanya beberapa waktu sampai setelah betinyanya melahirkan anak.

Seekor betina biasanya mampu melahirkan sebanyak dua anak kucing selama musim panas. Kemudian dibiarkan hidup mandiri pada usia 4 bulan.

Namun, populasi kucing kaki hitam diperkirakan terus mengalami penurunan. Karena itu, ia masuk dalam daftar merah IUCN dengan status terancam punah. Jumlahnya kian menurun akibat perburuan spesies mangsa untuk konsumsi manusia sebagai daging hewan liar, penganiayaan, kecelakaan lalu lintas, dan pemangsaan oleh anjing dan kucing domestic.