Afo, Cengkih Tertua Dunia yang Hanya Tersisa 3 Pohon

oleh -911 kali dilihat
Cengkih Tertua di Dunia itu Bernama Afo
Buah cengkih yang telah siap dipanen/foto-ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Jika kamu berkunjung ke kampung saya di bulan September-November. Kamu akan menemukan banyak buah cengkih dijemur di pinggir jalan.

Pun demikian jika kamu berkunjung ke rumah warga di malam hari. Kamu akan temukan orang neppu cangke ‘memisahkan buah dari tangkainya’

Perihal cengkih, konon sejak abad ke-15, cengkih dan pala menjadi rempah yang paling banyak diburu karena harganya lebih tinggi bahkan jika dibandingkan dengan emas. Pada masa itu, cengkih dan pala digunakan sebagai penyedap rasa, masakan, kosmetik hingga obat-obatan.

Namun, sepertinya kampung saya, meski banyak pohon cengkih belum bisa menjadi penghasil cengkih terbanyak. Menurut tulisan Gumanti Awaliyah di Republika.co.id. Ternate, Provinsi Maluku Utara menjadi salah satu kota sumber cengkih.

KLIK INI:  Cerita Sebatang Pohon Kelor di Muna yang Berdaun Putih Susu

Bahkan di sana terdapat cengkih tertua bernama cengkih afo. Menurut pendiri komunitas wisata cengkih afo dan Gamalama, Kris Syamsudin, kini cengkih tersebut hanya tinggal tiga pohon dan memasuki generasi ketiga.

Tiga pohon cengkih afo tersebut, kata Kris, usianya sudah mencapai ratusan tahun. Pohon pertama menginjak usia 416 tahun, pohon kedua berusia 260 tahunan, dan ketiga 230 tahunan.

Jadi kawasan eko wisata

“Lokasi cengkih ini hanya ada di gunung Gamalama, Maluku Utara. Untuk menjaga cengkih afo kami membuat komunitas yang terdiri antara pemerintah daerah dan masyarakat sekitar,” kata Kris saat ditemui di Pekan Pendidikan Nasional, Istora Senayan, kemarin.

KLIK INI:  Di Sebatang Pohon Bilalang, Parepare Mengenang Ani Yudhoyono

Kris menyampaikan, saat ini kawasan gunung Gamalama sudah menjadi kawasan eko wisata sehingga juga memberikan pendapatan lebih kepada masyarakat sekitar. Setidaknya sudah ada 35 ribuan wisatawan yang datang untuk melihat langsung pohon cengkih tertua ini.

Selain itu, masyarakat setempat juga diberikan edukasi tentang cengkih afo. Setelah memiliki pengetahuan yang cukup, diharapkan masyarakat setempat bisa menjadi duta yang turut menjaga dan melestarikan cengkeh afo.

“Ini kan pohon langka, saksi sejarah juga. Jadi perlu campur tangan semua pihak untuk melestarikannya,” kata Kris.

Meski cengkih afo adalah cengkeh tertua, namun sayangnya harga di pasaran tetaplah sama. Menurut Kris cengkih afo tetap dijual seperti halnya cengkih pada umumnya yaitu Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram. Padahal selain cengkih tertua, cengkih afo memiliki aroma yang lebih kuat.

Di kampung saya, belum ada cengkih setua cengkih afo. Menurut Ayah, cengkih mulai masuk ke kampung ketika Soeharto mulai berkuasa.

KLIK INI:  Kentangan, Jangkrik, dan Generasi 80-an