- Keladi Hias dan Ibu - 05/04/2025
- Katilaopro, Pakan Andalan Anoa yang Meresahkan Petani - 02/04/2025
- Gelisah Burung-Burung - 30/03/2025
Klikhijau.com – Ancaman mikroplastik semakin nyata dan bergerak liar. Ia menempati hampir semua tempat, termasuk laut terdalam di dunia.
Bahkan, pernah ada penelitian yang menemukan mikroplastik terdapat dalam feses manusia. Tidak hanya itu, mikroplastik juga telah mencemari hujan yang turun ke Bumi.
Kabar miris tentang benda kecil itu terus saja datang melahirkan kecemasan. Temuan yang ditemukan para peneliti kerap di luar dugaan. Semisal kabar tebaru yang datang dari para peneliti dari Arizona State University.
Para peneliti tersebut mengungkap bahwa mereka menemukan mikroplastik dan nanoplastik pada organ dan jaringan tubuh manusia.
Penemuan itu merupakan penemuan pertama yang patut dirayakan dengan kesedihan dan kekhawatiran.
Para peneliti itu menemukan adanya mikroplastik dan nanoplastik dari 47 sample. Sample tersebut diambil dari paru-paru, hati, limpa, dan ginjal orang-orang yang sudah meninggal dan mendonasikan tubuh mereka untuk sains.
Mereka yang telah mendonorkan tubuhnya telah diketahui gaya hidup, diet, dan pekerjaannya. Hal ini memudahkan peneliti untuk mengetahui bagaimana plastik dapat masuk ke tubuh mereka.
Jenis plastis yang ditemukan cukup beragam, dilansir dari nationalgeographic, salah satu jenis plastik yang kerap ditemukan pada kemasan makanan, dikenal dengan Bisphenol A (BPA), ditemukan 100% pada sampel yang diteliti.
Tidak hanya itu, para peneliti juga menemukan jenis plastik lain yang biasa digunakan pada produk konsumen, seperti polikarbonat (PC), polietilen tereftalat (PET), dan polietilen (PE).
Charles Rolsky, peneliti mikroplastik perairan dari Arizona State University mengatakan, dalam beberapa decade, plastic yang awalnya sangat bermanfaat, kini balik menjadi ancaman.
“Kita bisa menemukan plastik yang mencemari lingkungan pada setiap lokasi di Bumi. Dalam beberapa dekade, kita melihat plastik yang tadinya sangat bermanfaat, kini menjadi ancaman,” katanya.
Rolsky juga menuturkan bahwa ada bukti bahwa plastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Pada titik ini, manusia tidak tahu apakah plastik hanya sekadar mengganggu atau benar-benar membahayakan kesehatan.
Tentang mikroplastik dan nanoplastik
Mikroplastik sendiri didefinisikan sebagai pecahan plastik berukuran kurang dari lima milimeter. Sementara nanoplastik lebih kecil, dengan ukuran diameternya kurang dari 0,001 milimeter.
Saat peneliti menemukan mikroplastik pada feses manusia pada tahun 2018. Padan saat itu mereka mulai curiga, jika partikel mikroplastik terkecil mampu memasuki aliran darah, sistem limpa, dan mungkin hati manusia.
Kurang lebih 2 tahun kemudian, kecurigaan itu terbukti karena untuk pertama kalinya ditemukan mikroplastik dan nanoplastik secara langsung pada organ dan jaringan manusia. Tentu itu kabar yang mengejutkan.
Penemuan mikroplastik dan nanoplastik tersebut dipresentasikan pada American Chemical Society (ACS) Fall 2020 Virtual Meeting & Expo, Senin, 17 Agustus 2020.
Pada saat presentasi itu, para peneliti mengatakan, mereka menggunakan teknik pencitraan spektrometri μ-Raman untuk mendapatkan hasil penelitiannya.
Apakah mikroplastik berbahaya? Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada bukti yang menunjukkan masalah ancaman mikroplastik dalam air minum pada kesehatan manusia.
Namun, meski begitu, WHO menambahkan bahwa kesimpulan tersebut hanya terbatas pada jumlah informasi yang tersedia saat ini.
Konsumsi plastik yang semakin massif menjadi salah satu penyebab adanya mikroplastik dan nanoplastik. Apalagi sampah plastik yang dibuang di sembarangan tempat.
Penemuan itu jadi bukti nyata betapa semakin liarnya pergerakan mikroplastik dan nanoplastik. Keduanya tidak hanya mengancam lingkungan, tapi juga mengancam kesehatan manusia. Keduanya telah menjadikan pula tubuh manusia sebagai ‘rumah’.