- Keajaiban Tersembunyi dari Tomat, Dapat Membantu Mencegah Kenaikan Berat Badan - 27/04/2025
- Wakaf Hutan Jadi Upaya Kolaborasi Strategis Lintas Sektor untuk Aksi Pelestarian Bumi - 25/04/2025
- Belantara Foundation Melatih Penggunaan Pendamping Buku Ajar tentang Gajah Sumatra untuk Guru SD - 25/04/2025
Klikhijau.com – Tualang mikroplastik semakin liar saja. Setelah ditemukan pada air susu ibu (ASI), pembulu darah, plasenta, dan feses manusia. Kini temuan studi terbaru mengungkapkan mikroplastik telah ditemukan pada testis manusia.
Testis adalah kelenjer yang menghasilan mani atau sperma pada alat kelamin laki-laki atau binatang jantan; buah zakar.
Karena itu, keberadaan mikroplastik pada “barang rahasia” itu menurut para peneliti sangat mungkin terkait dengan penurunan jumlah sperma pada pria.
Menurut The Guardian, para ilmuwan menguji 23 testis manusia, serta 47 testis anjing peliharaan. Mereka menemukan polusi mikroplastik di setiap sampel. Ngerikan?.
Testis manusia telah diawetkan sehingga jumlah spermanya tidak dapat diukur. Namun, jumlah sperma di testis anjing dapat dinilai dan lebih rendah pada sampel dengan kontaminasi PVC yang lebih tinggi.
Penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan mikroplastik menyebabkan jumlah sperma menurun.
Jumlah sperma pada pria telah menurun selama beberapa dekade , dengan polusi kimia seperti pestisida yang disebutkan dalam banyak penelitian.
Meski dampak mikroplastik terhadap kesehatan masih belum diketahui, namun keberadaannya telah terbukti menyebabkan kerusakan sel manusia di laboratorium.
Saat ini, sampah plastik yang terbuang ke lingkungan sangat besar jumlahnya. Pecahan kecil dari sampah plastik itu menjelma mikroplastik yang kini telah mencemari seluruh planet, mulai dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam.
Melalui makanan dan air
Mikroplastik merasuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air serta menghirupnya. Partikel-partikel itu dapat menempel di jaringan dan menyebabkan peradangan, seperti halnya partikel polusi udara, atau bahan kimia dalam plastik dapat menyebabkan kerusakan.
Belum lama ini dokter memperingatkan dampak yang berpotensi mengancam jiwa setelah menemukan peningkatan risiko stroke, serangan jantung, dan kematian dini pada orang yang pembuluh darahnya terkontaminasi plastik mikroskopis.
“Awalnya saya ragu apakah mikroplastik bisa menembus sistem reproduksi,” kata Prof Xiaozhong Yu, dari Universitas New Mexico di AS. “Saat saya pertama kali menerima hasil untuk anjing, saya terkejut. Saya bahkan lebih terkejut ketika menerima hasilnya untuk manusia.”
Testis yang dianalisis diperoleh dari postmortem pada tahun 2016, dengan laki-laki tersebut berusia antara 16 hingga 88 tahun ketika mereka meninggal.
“Dampaknya terhadap generasi muda mungkin lebih memprihatinkan” karena sekarang terdapat lebih banyak plastik di lingkungan, kata Yu.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Toxicological Sciences ini melibatkan pelarutan sampel jaringan dan kemudian menganalisis plastik yang tersisa. Testis anjing diperoleh dari praktik dokter hewan yang melakukan operasi sterilisasi.
Testis manusia memiliki konsentrasi plastik hampir tiga kali lebih tinggi dibandingkan yang ditemukan pada testis anjing: 330 mikrogram per gram jaringan dibandingkan dengan 123 mikrogram. Polietilen, yang digunakan dalam kantong plastik dan botol, merupakan mikroplastik yang paling umum ditemukan, diikuti oleh PVC.
“PVC dapat melepaskan banyak bahan kimia yang mengganggu spermatogenesis dan mengandung bahan kimia yang menyebabkan gangguan endokrin,” kata Yu. Testis manusia telah dikumpulkan secara rutin oleh Kantor Penyelidik Medis New Mexico dan tersedia setelah persyaratan penyimpanan tujuh tahun setelah itu sampel biasanya dibuang.
Sebuah penelitian yang lebih kecil di Tiongkok pada tahun 2023 juga menemukan mikroplastik di enam testis manusia dan 30 sampel air mani. Penelitian terbaru pada tikus melaporkan bahwa mikroplastik mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kelainan serta gangguan hormon.
Dari The Guardian