Tentang Delta Sungai, Manfaat, dan Ancaman Nyata yang Mengintainya

oleh -987 kali dilihat
Tentang Delta Sungai, Manfaat, dan Ancaman Nyata yang Mengintainya
Ilustrasi delta sungai-foto/Pixabay

Klikhijau.com – Delta sungai atau kuala meski hanya kurang dari 0,5 persen luas daratan Bumi. Namun, memiliki manfaat yang besar bagi manusia, satwa, dan juga tumbuhan.

Delta sungai adalah endapan di muara sungai. Endapan ini terbentuk saat air sungai bertemu dengan perairan lain dengan laju arus lemah atau diam. Proses terbentuknya delta sungai karena  sebuah sungai membawa sedimen.

Bird, (2008) menjelaskan bahwa delta merupakan bentuk lahan yang mendapatkan suplai sedimen berasal dari sungai yang kemudian dibawa ke muara oleh tenaga sungai dan disebarkan oleh tenaga marin yang meliputi pasang surut, gelombang, dan arus laut.

Sementara itu, perkembangan delta dipengaruhi oleh suplai sedimen oleh sungai dan sedimen yang telah didistribusikan oleh tenaga laut, (Deasy Arisanty, 2016).

KLIK INI:  Hyperion, Pohon dengan Ancaman Penjara Jika Mengunjunginya

Keberadaan delta ini membawa sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, juga menjadi ruang hidup bagi satwa dan tumbuhan, misalnya Delta Barito yang merupakan Delta yang berkembang di muara Sungai Barito.

Menurut Arisanty, (2013) delta ini mendapatkan suplai sedimen dari sungai sehingga mempunyai tanah yang subur  sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, permukiman, dan hutan rawa oleh masyarakat sekitar.

Manfaat delta sungai rupanya lebih besar dari yang disebutkan Arisanty itu. Dilansir dari Earth keberadaan delta sungai sangat produktif. Itu terlihat dari kemampuannya menyumbang lebih dari empat persen PDB global dan tiga persen produksi tanaman global.

Tidak terbatas itu saja, delta sungai juga menjadi rumah bagi 5,5 persen populasi dunia. Itu artinya keberadaannya sangat penting untuk keberlanjutan kehidupan di muka bumi ini.

KLIK INI:  Mencegah Pandemi dan Menghemat Biaya dengan Cara Melindungi Satwa Liar
Mulai terancam

Meski begitu, ada sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal One Earth. Studi baru yang dipimpin oleh Universitas Stanford tersebut mengungkapkan bahwa delta sungai saat ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan yang akan segera terjadi.

Kerentanan itu akan menjadi ancaman bagi mata pencaharian jutaan orang yang tinggal di di sekitaran delta. Mirisnya, salah satu penyebab kerentanana itu adalah manusia.

“Seringkali bukan naiknya permukaan laut, tetapi tenggelamnya daratan karena aktivitas manusia yang membuat populasi pesisir paling berisiko,” kata studi Rafael Schmitt yang merupakan penulis utama studi tersebut.

Schmitt, yang juga seorang postdoctoral fellow di Environmental Management di Stanford juga menambahkan, “Penelitian kami menyoroti bahwa risiko global yang relevan ini sangat kurang dipelajari untuk semua kecuali sangat sedikit wilayah pesisir.”

KLIK INI:  Mengandung Melatonin, 7 Makanan Ini Bikin Tidurmu Lelap di Malam Hari

Delta biasanya tunduk pada berbagai faktor yang menciptakan sistem yang dinamis namun stabil. Misalnya, sedimen yang disuplai dari aliran sungai di hulu menciptakan lahan baru bahkan jika permukaan laut naik. Sementara juga mengimbangi efek tanah delta yang belum terkonsolidasi secara terus-menerus karena beratnya sendiri.

Namun, karena saat ini delta sungai terputus dari suplai sedimen alaminya oleh bendungan dan waduk buatan manusia . Ditambah sejumlah kecil sedimen yang masih berhasil mencapai delta tidak dapat menyebar karena tanggul dan tanggul buatan. Maka semua proses yang terjadi secara alami di delta yang tidak terganggu tidak seimbang.

Selain itu, vegetasi pantai semakin hilang untuk dijadikan ruang bagi pariwisata dan lahan pertanian, sementara pemompaan air tanah dan ekstraksi hidrokarbon menyebabkan subside, yakni tenggelamnya tanah akibat pergerakan material bawah tanah.

KLIK INI:  Merebus Air, Cara Sederhana Menghilangkan Nano dan Mikroplastik

Ancaman lainnya adalah seiring dengan kenaikan permukaan laut global. Faktor-faktor lokal ini menyebabkan kenaikan permukaan laut relatif. Di mana daratan yang tenggelam memperkuat efek kenaikan air laut. Kemungkinan menyebabkan sebagian besar delta terbesar di dunia jatuh di bawah permukaan laut pada akhir abad ini.

Meski begitu, menurut para ahli, bukan naiknya permukaan air laut, melainkan tenggelamnya daratan yang paling berbahaya bagi delta.

Jadi, sementara mitigasi perubahan iklim tetap penting untuk mengekang kenaikan permukaan laut global. Memerangi penggunaan berlebihan sumber daya alam lokal di delta sungai dan cekungannya. Kemungkinan akan memberikan perlindungan yang lebih besar dan lebih cepat untuk delta dan penghuninya yang menggantungkan hidup dari keberadaan delta tersebut.

KLIK INI:  6 Fungsi Bambu dalam Menyemarakkan HUT Kemerdekaan Indonesia