Klikhijau.com – Perayaan tahun baru rasanya akan kurang lengkap tanpa diwarnai dengan pesta kembang api.
Ritus meluncurkan kembang api ke langit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan tahun baru—di berbagai belahan dunia.
Kembang api memiliki beragam warna, sehingga tampak indah dan mengagumkan jika “bermekaran” di langit malam. Pada perayaan tahun baru, pesta kembang api menjadi momentum yang paling dinanti—dijadikan penanda pergantian tahun.
Orang-orang akan rela menengadah ke langit demi melihat keindahannya sambil bersorak. Namun, di balik keindahan dan kemeriahannya, kembang api membawa kabar buruk bagi lingkungan dan kesehatan.
Kembang api hanya akan memicu euforia sesaat saja, tapi dampaknya akan sangat panjang terhadap lingkungan, baik pada hewan maupun tumbuhan. Di samping itu, juga akan berdampak buruk pada kesehatan manusia
Kenapa bisa demikian, memang apa salah kembang api sehingga dimasukkan pada “golongan” yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan?
Perlu diketahui bahwa kembang api mengandung partikel halus PM 2.5 dan PM10. Bahannya terbuat beragam bahan kimia yang memerlukan oksigen untuk berpendar.
Ketika kembang api “meledak” mengeluarkan cahaya, pada saat itulah ia akan mengeluarkan ribuan ton partikel halus.
Saking halusnya partikel yang dihasilkan sehingga ia tak tampak oleh mata manusia. Padahal debu dari partikel halus atau PM (Particulate Matter) tersebut memiliki kandungan yang berbahaya lingkungan dan kesehatan manusia.
Memicu polusi
Dilansir dari sustaination, pada tahun 2019 lalu, ada sebuah sebuah studi di Amerika Serikat (AS). Mereka mengamati 300 titik di Amerika Serikat saat kemerdekaan negara tersebut setiap tanggal 4 Juli.
Studi itu menemukan persentase partikel polutan meningkat tinggi, yakni sebanyak 42 persen. Perayaan kemerdekaan AS selalu diwarnai dengan kembang api sebagai inti dari perayaannya.
Sementara studi yang lakukan di Belanda menemukan perayaan tahun baru bisa menghasilkan konsentrasi partikel PM10 meningkat hingga 8 kali lipat. Itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan hari-hari normal.
Padahal partikel PM 2.5 dan pm 10 memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga dengan muda bisa menyumbat dan mengganggu proses pernapasan manusia.
Pada tahun 2012 lalu saja, WHO mengemukakan bahwa PM berkontribusi dalam 6.7 persen kasus kematian.
Kasus kematian tersebut sangat berkaitan dengan kardiovaskular, kanker paru-paru, dan chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
Selain mengandung bahan berbahaya, kembang api juga dapat memicu terjadinya polusi lingkungan. ledakan kembang api yang memenuhi langit meninggalkan zat berbahaya berupa areseni, logam berat, particulate matters, dan zat-zat lain yang bisa jadi penyebab kanker.
Ledakan kembang api yang indah itu, tak sepenuhnya indah bagi dunia hewan. Karena zat yang dikandungnya bisa membahayakan hewan.
Tidak hanya zatnya, tapi suaranya juga bisa membuat masa istirahat hewan dan manusia terganggu, belum lagi cahaya yang dihasilkan.
Zat pewarna kembang api
Kembang api menggunakan logam berat yang sehingga bisa menghasilkan efek berwarna-warni yang menakjubkan. Logam berat kembang api itu strontium (sr) berwarna merah dan barium (baberwarna hijau
Sementara untuk warna biru berasal dari cuprum (cu) , warna warna orange dari calcium (ca), warna kuning dari natrium (na), mg atau magnesium untuk warna silver, dan timbal (pb), dan chromium (cr).
Logam-logam tersebut jika terlepas ke lingkungan akan membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tidak hanya itu, kandungan pechlorate pada kembang api juga sangat berbahaya, sebab bisa menyebabkan kebakaran
Pechlorate sendiri merupakan zat oksidatif, zat inilah yang membantu proses pembakaran kembang api.
Jika konsentrasi zat ini naik, maka dapat menyebabkan kontaminasi pada air. Dan hal itu akan membahayakan kesehatan manusia bila mengonsumsinya.
Karena kembang api menghasilkan polutan udara saat dibakar, maka ia bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global.
Jadi, jika ingin merayakan tahun baru, ada baiknya menghindari membakar kembang api demi lingkungan, demi satwa, dan demi kesehatan kita bersama.
Banyak hal yang bisa dilakukan di perayaan tahun baru tanpa membahayakan lingkungan dan kesehatan, main domino misalnya. Jadi, selamat bertahun baru, selamat menjaga lingkungan dan kesehatan.