Studi: Mikroplastik dari Sepatu Hiking dan Perlengkapat Outdoor Cemari Alam Liar

oleh -6 kali dilihat
Studi Terbaru, Mikroplastik Bisa Persulit Penyembuhan Pasien Covid-19
Ilustrasi mikroplastik/foto-nizava.com

Klikhijau.com – Mikroplastik semakin liar tidak terkendali. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sepatu hiking dan perlengkapan outdoor berpotensi menjadi sumber utama polusi mikroplastik di alam liar. Penelitian ini meneliti kandungan berbahaya di sejumlah danau pegunungan Adirondack, New York bagian utara.

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kecil yang sengaja ditambahkan ke produk konsumen, atau berasal dari pecahan plastik yang lebih besar. Partikel-partikel ini mengandung ribuan bahan kimia plastik, termasuk BPA, ftalat, dan PFAS, yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Mikroplastik telah ditemukan di berbagai bagian tubuh manusia dan mampu menembus sawar plasenta serta otak. Selain itu, mikroplastik juga dikaitkan dengan peradangan paru-paru kronis yang dapat memicu kanker paru-paru.

KLIK INI:  Salju Mengandung Plastik Turun di Kutub Utara

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar 70% mikroplastik yang ditemukan dalam sampel laut berasal dari pakaian. Bahkan, mikroplastik juga telah terdeteksi di awan dan air hujan.

Pada studi terbaru ini, para peneliti mengukur tingkat mikroplastik di dua danau yang merupakan sumber air utama bagi Sungai Hudson. Satu danau sering dilintasi pejalan kaki, sementara danau lainnya terpencil dan jarang terjamah aktivitas manusia.

Hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan, sampel dari danau yang ramai dilalui pejalan kaki memiliki kadar mikroplastik sekitar 23 kali lebih tinggi.

KLIK INI:  Tidak Terduga, Ini 9 Sumber Mikroplastik yang Patut Diwaspadai
Kontribusi pejalan kaki

Menurut Tim Keyes, ilmuwan data dari Sacred Heart University, sepatu trail bersol lembut dan pakaian sintetis tampaknya menjadi penyebab utama masuknya mikroplastik ke perairan terpencil ini.

Pada tahun 2023, Keyes mengambil sampel mikroplastik di Danau Tear of the Clouds, yang terletak di ketinggian sekitar 1.300 meter dan populer di kalangan pendaki. Analisis laboratorium menunjukkan adanya 9,45 partikel per mililiter (ml). Saat itu, para peneliti menduga bahwa polusi mikroplastik mencapai area tersebut melalui udara.

KLIK INI:  Selamat, Rancangan Resolusi Pengelolaan Danau Berkelanjutan Gol di PBB

Namun, pada awal 2025, mereka kembali melakukan pengambilan sampel di Danau Tear dan Moss Pond, yang digambarkan sebagai “perairan terpencil tanpa jalur.” Hasilnya menunjukkan adanya sekitar 0,73 partikel per ML di Moss Pond dan 16,54 partikel per mL di Danau Tear.

Nah, perbedaan yang mencolok ini mengindikasikan bahwa aktivitas pejalan kaki berperan penting dalam penyebaran mikroplastik. Keyes menambahkan bahwa sepatu trail ringan dapat melepaskan mikroplastik yang mirip dengan ban, yang juga menjadi sumber polusi.

“Ini indikasi yang cukup jelas, mengingat perbedaan mencolok tingkat mikroplastik antara perairan yang hanya berjarak beberapa langkah dari sini dibandingkan dengan Danau Tear, yang berada di jalur pejalan kaki yang dikunjungi puluhan ribu orang setiap tahunnya,” kata Keyes

KLIK INI:  Siap-siap, Mobil Penghasil CO2 Bakal Dihapus

Sami Romanick, seorang peneliti mikroplastik dari Environmental Working Group, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, setuju bahwa kontaminasi tersebut kemungkinan besar berasal dari perlengkapan mendaki.

“Itu penjelasan yang masuk akal dan didukung oleh data,” kata Romanick.

Para penulis penelitian berharap temuan ini dapat meningkatkan kesadaran dan mendorong industri untuk memproduksi pakaian serta sepatu yang lebih ramah lingkungan. Mereka juga menyarankan para pendaki untuk memilih sepatu bersol karet keras dan mengenakan pakaian berbahan serat alami sebagai lapisan dasar di bawah pakaian sintetis.

KLIK INI:  Microbeads; Bisa Bersihkan Tubuhmu, Cerahkan Wajahmu, Tapi Justru Mencemari Laut

Sumber: The Guardian