Selama Pandemi Masker dan Sarung Tangan Menjadi Bencana Ekologis

oleh -358 kali dilihat
Selama Pandemi Masker dan Sarung Tangan Cemari Lingkungan
Masker dan sarung tangan/foto-Laurent Lombard/Operation Mer Propre via REUTERS
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Masker dan sarung tangan, dua barang yang dianggap penting untuk meredam Covid-19. Keduanya menjadi barang yang ‘wajib’ dipakai jika keluar rumah.

Namun, yang paling dianjurkan adalah masker. Sementara sarung tangan menjadi urutan kesekian. Ini karena anjuran cuci tangan menjadi penyebabnya.

Namun, jika kamu penggemar bola atau gemar menonton tv melihat pejabat, dengan mudah kamu akan temukan orang-orang yang menggunakan sarung tangan.

Masker dan sarung tangan dianggap bisa menyelamatkan manusia dari paparan virus corona. Namun rupanya tidak bisa menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.

KLIK INI:  Tularkan Spirit Hijau, Bupati Jeneponto Tanam Pohon

Pandemi, selain memberi dampak postif bagi lingkungan, juga memberikan masalah baru. Misalnya dari hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menemukan jika sampah plastik di Jabodetabek cenderung mengalami peningkatan selama Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB).

Demikian halnya juga dengan sampah plastik di laut, cenderung pula mengalami peningkatan selama pandemi.

Selain sampah plastik, hal lain yang mulai mencemari lingkungan adalah masker dan sarung tangan lateks.

Terjangan pandemi melahirkan kekhawatiran banyak pegiat lingkungan, salah satunya adalah pencemaran dari kedua benda itu (masker dan sarung tangan).

Bencana ekologis

Kedua benda ini dilaporkan telah memenuhi pantai-pantai dan selokan. Karena itu dilansir dari nationalgeographic, banyak  organisasi telah menyuarakan keprihatinan mereka mengenai lautan, sungai, dan selokan yang semakin dibanjiri masker wajah sekali pakai, sarung tangan lateks, botol penyanitasi tangan, sisa-sisa alat pelindung diri (APD), serta barang-barang nondaur ulang lainnya saat dunia bergulat dengan Covid-19.

KLIK INI:  Hikayat Tentang Pohon yang Dipaku sebagai Bak Sampah

Penanganan sampah pelindung Covid-19 rupanya masih bermasalah. Hal ini dibuktikan  sekelompok konservasi laut dari Prancis, Opération Mer Propre.

Organisai tersebut dengan rajin dan tanpa kenal lelah, kerap mendokumentasikan  operasi pembersihan laut yang mereka lakukan di media sosial.

Nah, belum lama ini  kelompok tersebut melaporkan bahwa mereka melihat lebih banyak potongan APD di Laut Mediterania.

“Ini berita yang sangat mengkhawatirkan. Kami menemukan sampah-sampah baru terkait pandemi, terutama sarung tangan lateks,” ungkap Opération Mer Propre dalam akun Facebook mereka.

Pada tanggal 23 Mei lalu, saat melakukan pembersihan. Mereka menemukan masker di Laut Mediterania. Dan itu merupakan masker pertama yang mereka temukan, kemudian disusul dengan masker-masker yang lain tentunya.

“Ini baru permulaan, dan apabila tidak ada perubahan dalam menanganinya, maka sampah-sampah tersebut bisa menciptakan bencana ekologis dan kesehatan yang nyata,” paparnya.

Harus diakui, banyak orang merasa telah aman dari ancaman sampah, termasuk sampah medis jika telah membuangnya ke lingkungan. Namun, tanpa disadari justru menimbulkan masalah baru, yang bisa saja lebih pelik dari masalah sebelumnya.

Masker dan sarung tangan lateks merupakan jenis sampah medis yang harus diperlakukan dengan benar. Sebab jika tidak akan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.

KLIK INI:  Menyesap 7 Puisi Beraroma Kopi dari M Yulanmar
Menyerang hampir seluruh dunia

Sampah sarung tangan lateks dan masker tidak hanya  di Eropa, beberapa kota di AS juga melaporkan bahwa selokan dan saluran air mereka tersumbat kedua benda penyelamat dari corona itu. Dan bahkan bisa saja telah menyerang seluruh dunia.

Meskipun belum ada data terkait masalah ini, tapi Associated Press sudah menghubungi 15 pejabat kota di AS dan mereka semua mengaku memiliki masalah yang sama mengenai penyumbatan saluran air setelah pandemi terjadi.

Sementara itu,  Enviromental Protection Agency AS merilis pernyataan yang meminta masyarakat untuk membuang alat pelindung diri dengan benar.

Salah satu permintaan itu adalah  tidak memasukkan tisu desinfektan, sarung tangan, masker atau limbah medis  ke lubang toilet. Juga agar tidak membuangnya ke tempat sampah daur ulang karena dapat terkontaminasi oleh patogen dan membahayakan kesehatan.

Selain itu, sejumlah organisasi daur ulang telah mendesak orang-orang untuk membuang masker dan sarung tangan dengan aman di tempat sampah umum.

David Biderman, Direktur eksekutif dan CEO Solid Waste Association of North America (SWANA) mengatakan,  Tidak ada seorang pun yang boleh membuang masker atau sarung tangan, di tempat parkir, atau melemparkannya ke semak-semak.

“Membuang sampah medis sembarangan dapat meningkatkan risiko paparan Covd-19 dan juga memiliki dampak negatif pada lingkungan,” ujarnya.

Hhmm, jadi bijaknya setelah sarung tangan lateks dan masker menyelamatkan nyawamu dari corona, maka saatnya kamu menyelamatkan lingkungan dengan tidak membuangnya di sembarang tempat.

KLIK INI:  Masker Penangkal Virus Corona, Teror Nyata Bagi Lingkungan