Medsos Berpeluang Besar Lahirkan Gejala Depresi, Khususnya Bagi Anak Muda

oleh -236 kali dilihat
Medsos Berpeluang Besar Lahirkan Gejala Deprsesi, Khususnya Bagi Anak Muda
Ilustrasi pengguna medsos/foto-BARISTAKATA - WordPress.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Jika kesetian adalah selalu bersama. Semisal sepasang kekasih dianggap setia jika selalu bersama, Maka sekarang ini ada hal yang lebih setia dari kekasih. Namun, kesetiannya bisa lahirkan depresi.

Ia adalah handphone dikenal juga dengan nama gedget. Sebuah benda yang bisa digenggam. Bisa dibawa ke mana pu, bahkan ke dalam kamar mandi. Di dalamnya ada banyak pilihan yang membuat kita kerap menatapinya–sering dari menatap mata kekasih.

Karena kesetiannya itu pula. Gedget berpotensi melahirkan penyakit depresi. Apalagi di dalamnya ada berbagai macam fitur mulai dari game hingga media sosial (medsos).

Letak permasalahannya menurut cnnindonesia.com, Minggu, 07 Juli 2019 lalu pukul 15:21 WIB lalu adalah penggunaan media sosial setiap harinya berhubungan erat dengan gejala depresi.

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan hal itu, terutama pada kaum muda. Penelitian itu menunjukkan menghabiskan waktu dengan melihat media sosial dan menonton televisi berpotensi meningkatkan gejala depresi.

KLIK INI:  Benarkah Instagram Media Paling Buruk Bagi Kesehatan Mental, Bagaimana Mengatasinya?

“Sepengetahuan kami, penelitian ini adalah yang pertama menyajikan analisis perkembangan variasi dalam depresi dan berbagai jenis waktu layar,” kata peneliti seperti diambil dari CNN

Penelitian itu menemukan setiap tambahan jam yang dihabiskan kaum muda di media sosial atau menonton televisi. Nah, tingkat keparahan gejala depresi ikut mengalami peningkatan dengan melakukan hal itu.

Sederhananya adalah semakin lama menggunakan media sosial, maka kemungkinan akan semakin parah pula gejala depresi yang dialami seseorang.

Studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Pediatrics ini. Para penelitian ini melibatkan 3.826 siswa di Kanada dari 2012 hingga 2018.

Masih perlu penelitian lanjutan

Para siswa diminta untuk menjawab sejumlah survei untuk menilai perilaku menatap layar dan gejala depresi. Kegiatan menatap layar meliputi bermain video game, menggunakan media sosial, menonton televisi, dan menggunakan komputer.

KLIK INI:  Karena Medsos Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia Memburuk?

Hal mengejutkan ditemukan, ternyata penggunaan media sosial yang tinggi selama empat tahun terakhir dikaitkan dengan peningkatan depresi. Setiap peningkatan satu jam dalam rata-rata waktu yang dihabiskan partisipan dikaitkan dengan peningkatan keparahan gejala depresi.

Peneliti menyatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah ada hubungan sebab akibat antara menatap layar dan gejala depresi.

“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah ada hubungan kausal antara waktu layar dan depresi pada orang muda. Jika ada, kita perlu tahu bagaimana ini terjadi dan bagaimana mencegah depresi pada kaum muda,” kata ahli dari University College London, Michael Bloomfield.

Penelitian itu masih memiliki beberapa keterbatasan, termasuk hanya melihat hubungan antara waktu menatap layar dan depresi yang ditemukan. Namun, meski demikian ada baiknya kita mulai membatasi menatapi layar HP dan televisi.

KLIK INI:  Whatsapp Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental dan Jauhkan dari Kesepian?