Mantap, Hutan Hujan Tertua Dunia Dikembalikan ke Masyarakat Adat

oleh -310 kali dilihat
Serial Webinar Hutan dan Kehutanan Juni-Oktober 2021, Ini Jadwalnya!
Ilustrasi hutan-foto/merdekacom

Klikhijau.com – Hari Rabu kemarin, 29 September 2021. Peristiwa menggembirakan terjadi. Pada hari itu,  pemerintah negara bagian Queensland, Australia sepakat mengembalikan hutan hujan Daintree kepada Suku Kuku Yalanji Timur.

Hutan hujan Daintree merupakan hutan yang sangat penting. Karena telah menjadi  Situs Warisan Dunia Unesco. Hutan itu telah berusia lebih dari 180 juta tahun dan telah menjadi rumah bagi generasi orang Aborigin.

Hutan hujan ini berbatasan dengan dengan Great Barrier Reef dan merupakan salah satu daya tarik pariwisata terbaik Australia.

Sejak hari Rabu kemarin, Suku  Kuku Yalanji Timur akan  mengelola taman nasional itu bersama pemerintah negara bagian Queensland.

KLIK INI:  Jalan Terjal Perjuangan Pengesahan Undang-undang Masyarakat Adat

Hutan ini terkenal dengan ekosistem kuno dan keindahan alamnya yang menakjubkan yang mencakup Pemandangan hutan, sungai liar, air terjun, ngarai, dan pantai berpasir putih.

Budaya tertua yang masih bertahan

“Budaya mereka adalah salah satu budaya tertua yang masih hidup dan warisan tanah ini. Mengakui hak mereka untuk memiliki dan mengelola Negara mereka,” kata Menteri Lingkungan Meaghan Scanlon seperti dikutip dari ecowatch.com.

Kesepakatan itu juga mencakup taman nasional Queensland lainnya termasuk Cedar Bay (Ngalba Bulal), Black Mountain (Kalkajaka) dan Hope Islands. Area gabungan lebih dari 160.000 hektar.

Dalam menyerahkan kepemilikan resmi kembali kepada orang-orang Kuku Yalanji Timur pada hari Rabu itu, pemerintah Queensland mengakui telah melindungi salah satu budaya hidup tertua di dunia.

“Perjanjian ini mengakui hak mereka untuk memiliki dan mengelola negara mereka, untuk melindungi budaya mereka, dan untuk membaginya dengan pengunjung saat mereka menjadi pemimpin dalam industri pariwisata,” jelas  Meaghan seperti dilaporkan bbc.com

Chrissy Grant salah seorang negosiator mengatakan, orang-orang Kuku Yalanji Timur ingin pada akhirnya hanya mengelola hutan dan daerah tropis basah lainnya

“Orang Bama di seluruh daerah tropis basah secara konsisten tinggal di dalam hutan hujan. Itu sendiri adalah sesuatu yang cukup unik untuk daftar warisan dunia,” katanya kepada Guardian Australia.

Wilayah Daintree masuk dalam daftar Warisan Dunia pada tahun 1988, menyusul kampanye di Canberra untuk melawan pembalakan dan pembukaan lahan pertanian yang didukung oleh pemerintah negara bagian saat itu.

KLIK INI:  Keren, Indonesia Terbaik di Dunia untuk Destinasi Wisata Halal
Memiliki keanekaragaman hayati yang kaya

Unesco mengakuinya sebagai situs “sangat penting” dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan unik, dengan lebih dari 3.000 spesies tanaman, 107 mamalia, 368 burung, dan 113 spesies reptil.

Daerah ini juga merupakan lahan terluas di Australia yang terus dipertahankan sebagai hutan hujan.

Daintree berisi peninggalan hutan Gondwanan besar yang. Hutan hujan ini menutupi Australia dan sebagian Antartika sebelum benua terpecah 50 hingga 100 juta tahun yang lalu.

UNESCO mengungkapkan bahwa dengan demikian, hutan hujan ini menyajikan catatan yang tak tertandingi dari proses ekologi dan evolusi yang membentuk flora dan fauna Australia.

“Flora hidup, dengan konsentrasi tertinggi dari taksa primitif, kuno, dan peninggalan yang diketahui. Itu adalah rekan modern terdekat untuk hutan Gondwanan,” kata badan PBB itu.

KLIK INI:  Ngeri, Limbah Medis Ditemukan di Tepi Jalan Kota Solo

Beberapa sumber