Bersama P3E Suma, Unismuh Makassar Menuju Kampus Berwawasan Lingkungan

oleh -279 kali dilihat
Penyerahan pohon dari Kepala P3E kepada Pimpinan Unismuh Makassar
Penyerahan pohon dari Kepala P3E kepada Pimpinan Unismuh Makassar, Jumat, 11 Januari 2019/foto-istimewa
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Sudah dua jam lebih saya di depan laptop. Segelas kopi hitam pekat dan air putih setia menemani, pun iringan lagu Sheila on 7. Saya sedang berupaya menulis sebuah berita tentang penanaman pohon yang dilaksanakan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Penanaman ini bekerja sama dengan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma) yang dilaksanakan pada Jumat , 11 Januari 2019.

Sementara lokasinya berada di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Unismuh Makassar yang terletak di Kabupaten Gowa.  Tapi, saya gagal. Ide menghilang entah.

Padahal, sebenarnya menulis berita yang kemarin itu tidaklah terlalu sulit, sebab data wawancara telah ada. Saya tinggal mengolahnya saja menjadi sebuah tulisan, tapi tidak berhasil.

Pernyataan Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Unismuh Makasssar yang mengutip pendapat Otto Soemarwoto bahwa paradigma pengolahan lingkungan tidak seperti dulu lagi, harus pengawasan, tapi sekarang atur diri sendiri. Bukan lagi pada pengawasan, atur dan awasi.

KLIK INI:  Sebanyak 20 Ribu Mahasiswa Unismuh Makassar akan Beribadah dengan Menanam Pohon

“Orang yang tidak bisa mengatur dirinya, itu berarti paradigma lingkungannya kurang bagus,” terang Saiful Saleh dalam sambutannya.

Apa yang dikatakan Saiful Saleh memang benar. Orang yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri tentu akan sulit mengolah lingkungan.

Katanya lagi, bahwa program pemerintah menanam 25 batang pohon selama hidup telah ia lakukan sejak masih Sekolah Dasar (SD). Ia menanam pohon kelapa, mangga, kedondong, dan beberapa jenis pohon lainnya.

Tapi, penanam pohon di masa lalu itu harus kembali diperbahuri dan ia harus patuh pada program pemerintah, makai ia akan kembali memulai menanam 25 pohon supaya pohon yang ditanamnya semakin banyak

“Hidup harus jelas dan ikhlas, kalau tidak, itu tidak bagus, maka mulai menanam pohon dengan ikhlas, kalua tidak ikhlas tidak baik tumbuhnya.” Sarannya disertai dengan tawa renyah. Ia juga menyarankan agar penanam pohon tersebut harus dievaluasi satu tahun yang akan datang, apakah tumbuh dan terawat dengan baik atau tidak.

Penanam pohon yang dilakukan hari itu menurut Darhamsyah, Kepala Pusat P3E Suma merupakan tindak lanjut implementasi antara pimpinan Muhammadiyah dan Kementirian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dirinya sebagai Representasi KLHK dan Saiful Saleh sebagai representasi dari pimpinan Muhammadiyah

KLIK INI:  Perlunya Menanamkan Kepedulian Lingkungan Sejak Dini

“Bibit yang ditanam sangat banyak, sangat tidak tidak terbatas. Tahun ini dicanangkan sebagai tahun untuk menanam. Siapa pun masyarakat yang membutuhkan tanaman bisa menghubungi P3E, tapi harus jelas lokasi yang akan ditanami dan lahannya sudah siapa. Sebab banyak tanaman dibagi, tapi dibiarkan di halaman rumah. Jadi, kami hanya akan memberikan tanamana kepada orang atau lembaga yang  sudah jelas punya lahan,” terangnya.

Untuk Unismuh Makassar sendiri, tambahnya, tahun ini mendapat bantuan bibit pohon sebanyak 1000 pohon. Lahan Unismuh Makassar sendiri memang cukup luas, sepuluh hektar lebih dan tersedia 20 ribu mahasiswa siap menanam.

“Itu sudah lebih dari cukup. Lahan ada, yang akan digerakkan untuk menanam ada, maka bantuan bibit ini diarahkan ke lokasi Unismuh Makassar. Tapi, untuk hari ini baru 300 pohon, pemberian itu akan bertahap selama 2019 ini,” lanjutnya.

Dari 1000 batang pohon itu terbagi dari kayu-kayuan yang berfungsi sebagai pembatas lokasi dan ada pohon buah seperti durian, mangga, rambutan hingga pohon yang mulai langka berupa coppeng dan sattulu

“Fungsi pohon bagi tanah adalah fungsi konservasi untuk menjaga tanah dari longsor atau terkikis  air hujan, juga sebagai penyerap air ke dalam tanah. Tanah  yang  tidak ada tanamannya gampang tererosi, kurang penyerapannya. Kita butuh penyerapan sebanyak mungkin ke dalam tanah,” katanya lagi.

Darhamnsyah juga mengungkapkan bahwa aksi tersebut untuk membangun Unismuh Makassar berwawasan lingungkan atau bersahabat dengan lingkungan, berbasis eko kampus atau green kampus. Bukan hanya penamana pohon dan  bukan hanya kampus yang bersih dan hijau, tapi kampus yang hemat listrik, hemat kertas dan mengolah sampahnya dengan baik.

—————–

Saya terus saja mengetik hingga tercipta tulisan di atas yang telah Anda baca. Sementara kopi yang saya seduh belum habis. Saya biarkan saja dingin, jadi sekali teguk bisa langsung menyisa ampas di dasar gelas.

KLIK INI:  Menanti Hasil Komitmen Indonesia Kurangi Sampah Laut