Perihal Polusi Termal, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

oleh -2,258 kali dilihat
Polusi Udara Mempengaruhi Tingkat Kebahagiaan, Benarkah?
Ilustrasi polusi/Foto-pixabay

Klikhijau.com – Polusi panas atau termal, hanyalah salah satu dari jenis polusi yang mengancam kehidupan kita. Bila ditelisik lebih dalam, kita sesungguhnya dikepung beragam polusi.

Polusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti pengotoran (tentang air, udara, dan sebagainya); pencemaran.

Jika merujuk ke pengertian tersebut, maka polusi adalah sesuatu yang tidak baik—apapun jenisnya, termasuk polusi  termal.

Polusi termal sendiri adalah suatu keadaan di mana suhu air dan udara alami berubah. Perubahan itu menyebabkan komponen-komponen di dalamnya berubah, dan struktur ekologi bahan organik pun berubah.

KLIK INI:  9 Jenis Polusi yang Perlu Diketahui dan Diatasi

Penyebab polusi termal sangat beragam, di antaranya kebakaran hutan, air limbah, erosi, deforestasi, dan air mengalir dari permukaan beton. Namun, penyebabnya yang paling sering adalah pelepasan panas dari fasilitas industri atau aktivitas manusia.

Bukan hanya itu, ada pula penyebab alami, yakni  aktivitas vulkanik di dasar laut yang dapat menciptakan lahar dan meningkatkan suhu air. 

Namun, penyumbang terbesar dari polusi ini adalah hasil dari proses atau fasilitas industri, khususnya yang menggunakan air dalam jumlah besar dari sumber alami. Kemudian melepaskan air limbah yang dipanaskan.

Pembangkit listrik misalnya, khususnya pembangkit listrik termoelektrik berbahan bakar batubara dan gas alam. Termasuk juga yang berbahan bahan nuklir, atau biomassa dan juga produk limbah.

Kesemuanya itu merupakan penyebab signifikan jenis polusi ini. Rerata, pembangkit listrik umumnya dibangun di sebelah sungai, danau, atau laut, yang menyediakan pasokan air yang stabil.

Aktivitas seperti itu akan diubah menjadi uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Air juga digunakan untuk mendinginkan mesin, yang menjadi sangat panas. Air menyerap panas, dan apa yang tidak menguap biasanya dibuang kembali ke sumbernya.

Penyebab terbesar lainnya   adalah  fasilitas industri, misalnya pabrik kimia, pabrik baja, penyulingan minyak bumi, pabrik pulp dan kertas.

KLIK INI:  Menanti Pengembangan Praktik Pertanian Cerdas Iklim

Umumnya aktivitas tersebut juga menggunakan air untuk mendinginkan mesin. Setelah itu airnya akan  dibuang dalam keadaan suhu tinggi.

Dampak polusi termal

Hal-hal buruk selalu melahirkan dampak yang buruk pula. Demikian pula polusi termal. Dampaknya akan memberi efek langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan.

Polusi ini telah lama diketahui berdampak buruk pada lingkungan perairan dan laut. Karena pendinginan satu kali, ikan dan larva yang terperangkap di saringan masuk akan mati, dan habitat berubah karena pembuangan air yang lebih hangat dan sering tercemar.

Suhu air yang panas, akan menyebabkan organisme air mengalami perubahan. Karena mereka bisa sangat sensitif bahkan terhadap perubahan kecil dalam suhu air.

Organisme air yang tidak bisa mengatasi perubahan suhu air, akan  menderita stres, penyakit, dan bahkan kematian.

Ketika populasi ikan dan organisme lain menurun, hal itu dapat memicu efek riak melalui ekosistem.

KLIK INI:  Dua Kisah Berbeda tentang Satwa Dilindungi dari Yogyakarta

Dampak lainnya  yakni dapat mengubah kadar oksigen. Masuknya air yang lebih hangat menyebabkan kadar oksigen turun, mempengaruhi kehidupan akuatik.

Air yang lebih hangat mendorong pertumbuhan alga, yang menyerap sinar matahari dan menyebabkan pemanasan lebih besar.

Efek ini sering diintensifkan jika air buangan mengandung banyak nutrisi, seperti halnya limpasan pertanian dan limbah yang tidak diolah.

Suhu yang lebih hangat dapat meningkatkan kerentanan organisme akuatik terhadap bahan kimia yang ada dalam air limbah ini, seperti amonia, logam berat, dan pestisida.

Polusi termal dan pemuatan nutrisi dapat menyebabkan lahirnya  zona mati hipoksia  dengan tingkat oksigen yang sangat rendah.

 Apa yang harus dilakukan

Untuk mengatasi polusi termal, negara-negara yang menggunakan bahan bakar fosil dan nuklir, bisa beralih ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan, misalnya panel surya.

Hal lain yang bisa ditempuh adalah mengurangi aktivitas industri yang tidak berpihak pada lingkungan. Termasuk juga memerangi penggundulan hutan.

Atau bisa pula mencontoh apa yang dilakukan Amerika Serikat, yang mengatur polusi termal dalam sebuah  Undang- Undang Air Bersih federal.

Undang-undang tersebut mewajibkan negara bagian untuk menetapkan batas pembuangan panas dari pembangkit listrik untuk melindungi organisme air dan satwa liar.

Setiap pembangkit listrik harus memenuhi standar debit suhu. Tujuannya agar memenuhi syarat untuk izin, atau sebagai alternatif, sehingga membuktikan bahwa suhu buangan tidak memiliki dampak lingkungan yang merugikan.

KLIK INI:  Antisipasi Lonjakan Timbulan Sampah Saat Idul Fitri, Ini yang Dilakukan KLHK