Mengurai Peran Padang Lamun sebagai Mata Rantai dan Solusi Iklim Alami

oleh -10 kali dilihat
Menyelamatkan Padang Lamun dengan Terumbu Buatan
Padang lamun-foto/Unplash

Klikhijau.com –  Jika di darat ada padang rumput, maka di laut ada padang lamun. Peran keduanya bagi ekosistem sangat penting.

Padang lamun  merupakan ekosistem laut dangkal yang didominasi oleh vegetasi lamun. Perannya sangat krusial bagi kehidupan biota laut karena menjadikan tempat mencari makanan dan berlindung.

Peran lainnya adalah sebagai penjaga kesehatan planet yang kita huni ini, yang dapat  menjadi barrier (penghalang) bagi ekosistem terumbu karang dari ancaman sedimentasi yang berasal dari daratan (Bortone, 2002).

Tidak hanya itu, padang lamun juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan perlindungan pesisir, dan memperbaiki kualitas air.

KLIK INI:  Aksi Nyata Menyelamatkan Bumi; Mengubah Gaya Hidup

Harpiansyah (2014) menjelaska bahwa ekosistem lamun sangat berhubungan erat dan berinteraksi serta sebagai mata rantai (link) dan sebagai penyangga (buffer) dengan hutan mangrove di pantai dan terumbu karang ke arah laut (Harpiansyah, 2014).

Hertadi dkk, (2023) mengungkapkan, banyak  hewan laut yang memiliki nilai penting secara komersial dan rekreasi, pada stadia tertentu dalam siklus hidupnya sangat bergantung pada keberadaan ekosistem padang lamun.

Meski berperan penting, sayangnya  padang lamun merupakan ekosistem yang rentan (fragile ecosystem). Keberadaannya dikelilingi oleh beragam ancaman. Perubahan iklim salah satunya.

Meski padang lamun dikenal  sangat mahir dalam menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO₂), sehingga dapat menjadikannya sekutu yang kuat dalam perang melawan perubahan iklim.

Namun, nyatanya perubahan iklim menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap eksistensinya. Meningkatnya suhu laut dapat membuat tanaman lamun stres, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit dan mengurangi laju pertumbuhannya.

KLIK INI:  Keindahan Warna Burung adalah Berkah sekaligus Petaka

Pengasaman laut, akibat lain dari meningkatnya CO2 di atmosfer, memengaruhi keseimbangan lingkungan laut, mengubah kimia yang dibutuhkan lamun.

Peristiwa cuaca ekstrem, seperti badai dan topan yang diperparah oleh perubahan iklim, dapat merusak padang lamun secara fisik. Sementara itu, naiknya permukaan air laut dapat mengurangi jumlah sinar matahari yang diterima tanaman ini, sehingga menghambat fotosintesis.

Untuk mengembalikan padang lamun sebagai pertahanan untuk melawan perubahan iklim. Maka sebuah inisiatif penelitian baru difokuskan pada penyelidikan dan peningkatan potensi padang lamun sebagai penyerap karbon.

Melalui Zobluc

Salah satu langkah yang diambil adalah proyek zostera marina sebagai Penyerap Karbon Biru di Laut Baltik (ZOBLUC)  merupakan hasil upaya gabungan beberapa lembaga terkait.

Ketika dampak perubahan iklim meningkat, padang lamun muncul sebagai pertahanan alami terhadap tantangan lingkungan.

Sistem akarnya yang padat membantu menstabilkan sedimen pesisir, mengurangi erosi garis pantai dan mengurangi dampak kenaikan permukaan air laut.

KLIK INI:  Menggunakan Kompos Lebih Hemat dan Dapat Mendongkrak Hasil Panen

Selain itu, padang lamun berperan sebagai tempat pembibitan berbagai spesies laut, sehingga menjamin ketahanan ekosistem pesisir terhadap perubahan kondisi laut.

Karenanya, dengan pendanaan dari Program Aksi Iklim Berbasis Alam (ANK) Kementerian Lingkungan Hidup Federal Jerman dan dana negara, proyek ini memiliki anggaran sekitar €6 juta untuk mengungkap rahasia padang lamun.

Untuk menguraikannya, Zostera marina adalah istilah ilmiah untuk lamun, dan karbon biru mengacu pada karbon yang disimpan oleh ekosistem pesisir dan laut .

Istilah ‘penyerap’ mengacu pada peran padang rumput ini dalam menangkap dan menyimpan CO₂ – seperti halnya penyerap yang mengalirkan air.

Strategi ZOBLUC bertumpu pada tiga pilar mendasar, pertama studi kapasitas penyimpanan karbon lamun, pemulihan padang rumput, dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemulihan.

KLIK INI:  Mikroplastik Sebagai Petaka yang Mengancam Biota Laut

“Padang lamun seperti lahan gambut bawah laut,” kata Dr. Thorsten Reusch, seorang profesor Ekologi Kelautan di GEOMAR yang memimpin aspek ilmiah proyek tersebut.

“Padang lamun menyimpan karbon, yang terawetkan dalam sedimen yang kekurangan oksigen selama berabad-abad.”

ZOBLUC bertujuan untuk menemukan titik panas karbon biru yang dapat berfungsi sebagai zona utama perlindungan.

Pilar kedua proyek ini berfokus pada memastikan padang rumput yang dipulihkan dapat menahan tantangan iklim di masa mendatang.

“Tidak ada gunanya menanam kembali lamun yang tidak akan mampu bertahan terhadap kenaikan suhu air dalam beberapa tahun mendatang,” kata Dr. Reusch. Untuk mencegah hal ini, tim akan memaparkan lamun pada berbagai pemicu stres dalam upaya untuk menghasilkan populasi yang tahan dan tangguh.

KLIK INI:  Meresahkan, Dunia Ratusan Spesies Capung Terancam Tamat

Pilar ketiga berupaya melibatkan masyarakat setempat dalam proses restorasi. Rencananya adalah melatih relawan untuk menanam tunas lamun – metode restorasi yang paling efektif sejauh ini.

“Penting untuk menyelesaikan kursus pelatihan dan hanya menggunakan area yang telah kami periksa kesesuaiannya untuk restorasi,” kata Dr. Reusch.

Temuan dari proyek ZOBLUC akan disebarluaskan melalui lokakarya dan diintegrasikan ke dalam rekomendasi kebijakan untuk mendukung perlindungan dan pemulihan padang lamun di Laut Baltik.

Jika padang lamun pulih, maka dapat jadi solusi iklim alami dan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir.

KLIK INI:  Berkenalan Lebih Intim dengan Spesies Indikator beserta Contohnya