Mengalami Kerusakan Berat, Mangrove Kalsel Diusulkan Jadi Prioritas BRGM

oleh -104 kali dilihat
Mengalami Kerusakan Berat, Mangrove Kalsel Diusulkan Jadi Prioritas BRGM
Mangrove di Kalsel ditengarai mengalami kerusakan berat hingga 70 % - Foto/Kalimantan.bisnis.com

Klikhijau.com – Kawasan mangrove di Kalimantan Selatan (Kalsel) diusulkan sebagai prioritas restorasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Hal itu disuarakan oleh TIM Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalimantan Selatan.

Dilansir dari Republika (Selasa 29/12/2020), Sekretaris TRGD Kalsel, Mukarram Suyuti Enggok mengatakan, pihaknya telah menginventarisir kondisi mangrove di Kalsel dengan melibatkan NGO dan mahasiswa pecinta alam (Mapala).

Dalam pantauan TRGD, kawasan mangrove Kalsel mengalami kerusakan berat dan itulah alasan utama mengapa pemulihan di kawasan ini mendesak untuk dilakukan dan harus masuk dalam prioritas restorasi BRGM.

Pantauan lebih lanjut, kini dilakukan oleh TRGD Kalsel bersama NGO dan Mapala di sana dalam mendata fakta ril dari kerusakan yang ada. Hasil pemetaan dan inventarisir kondisi mangrove ini nantinya akan menjadi bahan usulan restorasi mangrove kepada BRGM.

“Usulan restorasi mangrove nantinya bersifat riil didukung data faktual di lapangan, mengapa mangrove Kalsel perlu masuk program restorasi pemerintah,” ujarnya.

KLIK INI:  Memaksimalkan Potensi Karbon Biru Indonesia untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Dari data yang ada saat ini, ada enam provinsi yang menjadi prioritas restorasi mangrove yaitu Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Barat, dengan luas target restorasi mencapai 600 ribu hektar.

Sementara, mangrove Kalsel tidak masuk dalam prioritas restorasi mangrove BRGM.

Perihal mangrove Kalsel yang mengalami kerusakan juga dibenarkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel. Direktur Eksekutif WALHI Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono mengatakan sama halnya dengan kondisi hutan, kawasan mangrove di pesisir Kalsel juga sebagian mengalami kerusakan cukup parah.

WALHI Kalsel mencatat, kerusakan mangrove di Kalsel terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Kisworo, faktor penyebab kerusakan tersebut antara lain penebangan liar, pembukaan lahan untuk kegiatan perikanan juga pelabuhan khusus (pelsus) batubara.

Dari data yang ada diketahui bahwa mangrove di Kalsel tersebar di sejumlah daerah pesisir yaitu Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Luas kawasan mangrove di Kalsel berdasar data Dinas Kehutanan Kalsel mencapai 82 ribu hektar lebih.

Sejauh ini, pemulihan kawasan mangrove yang rusak di Kalsel dilakukan dengan program Padat Karya Penanaman Mangrove yang tersebar di 8 lokasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

Program Padat Karya diharapkan efektif ke depan dengan keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat pesisir yang juga dapat berdampak pada pendapatan bagi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.

KLIK INI:  Hari Bumi 2024: Ford Foundation Dukung BRWA Kelola Registrasi Wilayah Adat  di Tapanuli Utara dan Lutra