Melalui Green Environment and Forestry, Gaung Kebangkitan Kehutanan Menggema

oleh -222 kali dilihat
Serial Webinar Hutan dan Kehutanan Juni-Oktober 2021, Ini Jadwalnya!
Ilustrasi hutan-foto/merdekacom

Klikhijau.com – Melalui  Pameran Indonesia Green Environment and Forestry Expo 2022. Indonesia ingin menggaungkan semangat kebangkitan sektor kehutanan demi mewujudkan Indonesia maju.

Keinginan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono ketika  membuka pamerna tersebut di Jakarta Convention Center, Jumat, 1 Juli 2022.

Pameran Indonesia Green Environment and Forestry Expo merupakan penamaan baru atau rebranding dari Indogreen Environment and Forestry Expo. Kegiatan pameran lingkungan hidup dan kehutanan ini di Indonesia bukanlah hal baru, karena  telah terselenggara sejak tahun 2009.

Dengan adanya pameran itu, maka semangat bersama pun digelorakan dan di refleksikan oleh seluruh stakeholder sektor kehutanan dan lingkungan.

Mereka akan kembali saling saling bahu membahu dalam mendorong kinerja sektor kehutanan.

Tidak hanya itu, tetapi juga untuk mendukung pembangunan bangsa dan pemulihan ekonomi nasional, setelah diterjang selama dua tahun pandemi Covid-19.

“Saya menyakini bahwa melalui Pameran Indonesia Green Environment and Forestry Expo 2022 ini. Kita bersama-sama dapat saling berbagi informasi, tentang berbagai upaya yang kita lakukan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, NGO, akademisi, media, dunia usaha, dan elemen masyarakat dalam mendukung pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar Menteri LHK dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal KLHK.

Sejauh, sejak tahun 2014 hingga sekarang sektor lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia telah banyak berbenah melalui langkah koreksi  atau corrective actions.

Indonesia terus memperkuat aksi-aksi di lapangan melalui leading by example untuk berbagai aksi nyata, baik itu terkait pengendalian pencemaran, konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan hutan lestari, maupun isu global terkait perubahan iklim dan sampah plastik di laut.

“Kita perlu memperteguh komitmen dan tanggung jawab dalam mewujudkan terjaganya planet bumi untuk kesejahteraan seluruh umat manusia,” imbuh Menteri Siti.

Kebijakan yang alami kemajuan

Berbagai kebijakan dan implementasi yang jelas mengalami perubahan dan kemajuan antara lain:

  • Transformasi struktural dan produktivitas alam dan manusia untuk mengatasi ketimpangan dan berkembang dalam akses pengelolaan lahan.
  • Kawasan hutan yang dikelola melalui pemanfaatan hutan sosial seluas 12,7 juta hektar; TORA 4,1 juta hektar kawasan lindung; izin usaha yang dikuasai, diharapkan beralih dari izin usaha awal 96 persen menjadi 71 hingga 69 persen izin usaha, sisanya 29 hingga 31 persen lisensi pribadi.
  • Pengelolaan lanskap, penghentian secara permanen penggunaan lebih dari 66 juta hektar hutan alam primer dan gambut; memulihkan dan memperbaiki sistem air gambut seluas 3,4 juta hektar; memulihkan daerah aliran sungai dan bakau; dan mengubah model pengelolaan hutan menjadi pengelolaan lanskap hutan dan multi -sektor kehutanan.
  • Pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati, perlindungan wildlife dan habitatnya melalui konservasi kawasan serta perlindungan keanekaragaman hayati.
  • Penurunan angka deforestasi sampai titik terendah dalam sejarah Indonesia, yaitu 115 ribu ha pada tahun 2020 dan lebih menurun lagi pada tahun 2021.
  • Menapak maju kerja-kerja aksi iklim di berbagai sektor melalui penataan kawasan, pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara permanen, Proklim, tata kelola sampah dan limbah dalam konsep sirkular ekonomi dan nilai ekonomi karbon.
  • Pengendalian emisi karbon melalui Rencana Operasional FoLU Net Sink 2030 untuk mengendalikan perubahan iklim yang mengikat.
  • Mengembangkan dan menguatkan kebijakan, regulasi, dan instrumen kerja bidang lingkungan hidup dan kehutanan, dan juga membangun ketahanan iklim dengan upaya restorasi di antaranya melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan dan pemulihan lahan gambut dan ekosistem mangrove. ***
KLIK INI:  Kenalkan Teknik Ecobrick pada Anak, Cara Kelola Sampah yang Kreatif