Kurangi Polusi Tanah, China Tutup Ribuan Perusahaan Logam

oleh -671 kali dilihat
Kurangi Polusi Tanah, China Tutup Ribuan Perusahaan Logam
Ilustrasi polusi tanah/foto-Budisma
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Tantangan terbesar dan termahal China saat ini adalah polusi tanah. Polusi tanah menjadi ancaman serius.

Pada tahun 2014, saat dilakukan survei nasional terakhir menunjukkan sekitar 16% dari tanahnya. Tanah itu seluas wilayah  Mongolia terkontaminasi oleh pupuk dan pestisida, logam berat, plastik, dan bahan kimia lainnya.

Nah, untuk mengatasinya, China telah menutup lebih dari 1.300 perusahaan logam berat sejak 2016. Langkah tegas itu ditempuh sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk mengurangi polusi tanah kronis yang meluas.

Selain menutup 1.300 perusahaan yang terlibat dalam produksi dan pengolahan logam berat. China juga telah “memperbaiki” hampir 700 perusahaan yang bekerja dengan kadmium, sumber utama pencemaran beras.

KLIK INI:  Binaan Sekolah Adiwiyata Nasional Memperingati Hari Air Sedunia

“Mengubah lahan yang subur menjadi tanaman yang kurang sensitif terhadap polusi juga akan membantu mengurangi risiko,” ungkap Su Kejing, direktur penanggung jawab pencemaran tanah di kementerian lingkungan

Su Kejing sangat yakin, negaranya dapat memenuhi target, yakni membuat sekitar 90% lahan pertanian yang terkontaminasi aman untuk pertanian pada akhir tahun depan.

Hanya saja biaya perbaikan tanah yang terkontaminasi berkisar dari 500 yuan ($ 71) hingga 2.000 yuan per mu (1 mu = 0,67 meter persegi).

Hal itu menempatkan China harus mengeluarkan triliunan yuan. Namun, Su mengatakan fokusnya adalah menangani risiko, daripada membersihkan setiap situs.

“Prioritasnya adalah mencegah polusi dan mengendalikan risiko dari polusi. Hanya sejumlah kecil tanah yang benar-benar perlu diperbaiki,” kata Su.

KLIK INI:  SD Inpres Unggulan BTN Pemda Masukkan Isu Lingkungan dalam Pembelajaran

Menangani polusi tanah dan air adalah bagian utama dari upaya China untuk meningkatkan produktivitas pertanian. China berusaha memeras lebih banyak makanan dari sabuk pertaniannya, terutama ketika populasi perkotaannya melonjak.

Sebuah studi pemerintah tahun 2015 memperkirakan bahwa logam berat telah mencemari setidaknya 10 juta hektar (25 juta hektar) lahan pertanian, mengurangi produksi biji-bijian tahunan sebesar 10 miliar kg (22 miliar pound) per tahun.

Dalam tiga tahun terakhir, China telah membayar proyek pembersihannya sebanyak 28 miliar yuan tersedia, tapi hal itu dianggap masih kurang.

KLIK INI:  Belajar dari Shenzhen, Kota yang 99 Persen Armada Busnya Bertenaga Listrik