Krisis Iklim Ancam Masa Depan Pisang

oleh -12 kali dilihat
Pisang, Komoditi Lokal yang Potensial jadi Tepung
Buah Pisang/Foto-pixabay

Klikhijau.com – Pisang cukup mudah ditemukan. Pun harganya lumayan terjangkau. Demikian pula manfaatnya, sangat banyak.

Sayangnya, krisis iklim dapat membuat pisang jadi barang “langka”. Jika pun ada, harganya bisa saja melangit. Maka, manfaatnya pun akan sulit lagi kita nikmati.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, penelitian baru dari Christian Aid, Going Bananas: How Climate Change Threatens the World’s Favourite Fruit mengungkapkannya.

Menurut penelitian tersebut, krisis iklim mengancam masa depan pisang, khususnya di Amerika Latin dan Karibia, bahkan hampir dua pertiga area penanaman pisang di Amerika Latin dan Karibia pada tahun 2080  mungkin tidak lagi cocok ditanami pisang.

Saat ini, peningkatan  suhu, cuaca ekstrem dan hama terkait iklim sedang menghantam negara-negara penghasil pisang seperti Guatemala, Kosta Rika dan Kolombia. Akibatnya,  hasil panen anjlok dan menghancurkan masyarakat petani pisang di seluruh wilayah,

KLIK INI:  Restorasi Mangrove dan Terumbu Karang Dapat Melindungi Pesisir dari Banjir dan Erosi

Pisang memiliki peran penting, sebab menjadi buah yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Bahkan menjadi tanaman pangan terpenting keempat di dunia, setelah gandum, beras, dan jagung.

Ada sekitar 80% pisang yang ditanam di dunia adalah untuk konsumsi lokal, dan lebih dari 400 juta orang bergantung pada buah ini untuk memenuhi 15% hingga 27% kalori harian mereka.

Diperkirakan 80% ekspor pisang yang memasok supermarket di seluruh dunia berasal dari Amerika Latin dan Karibia – salah satu wilayah yang paling rentan terhadap cuaca ekstrem dan bencana iklim yang terjadi secara perlahan.

KLIK INI:  Perihal Green Job dan Istilah-Istilah yang Mengiringinya
Pisang sensitif terhadap badai

Pisang, terutama jenis cavendish, adalah buah yang sensitif. Pisang membutuhkan suhu antara 15C dan 35C (59F dan 95F) untuk tumbuh subur, dan air secukupnya, tetapi tidak terlalu banyak.

Pisang sensitif terhadap badai, yang dapat menyebabkan tanaman pisang mencabik-cabik daunnya, sehingga tanaman tersebut lebih sulit untuk berfotosintesis.

Meskipun ada ratusan varietas pisang, pisang cavendish merupakan jenis pisang yang paling banyak diekspor karena dipilih oleh para konglomerat buah karena rasanya yang lezat, tahan banting, dan hasil panennya yang tinggi. Kurangnya variasi genetik inilah yang membuat pisang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang cepat.

KLIK INI:  Intip Perbedaan Program Mudik Minim Sampah 2024 dengan Tahun Sebelumnya

Perubahan iklim telah membunuh tanaman kami. Ini berarti tidak ada pemasukan karena kami tidak dapat menjual apa pun. Yang terjadi adalah perkebunan saya telah mati. Jadi, yang terjadi adalah kematian,” kata Aurelia Pop Xo, 53, seorang petani pisang di Guatemala, kepada para peneliti Christian Aid dikutip dari The Guardian.

Krisis iklim secara langsung merusak kondisi pertumbuhan dan berkontribusi terhadap penyebaran penyakit jamur yang telah menghancurkan tanaman dan mata pencaharian. Jamur daun hitam dapat mengurangi kemampuan tanaman pisang untuk berfotosintesis hingga 80% dan tumbuh subur dalam kondisi basah, membuat pisang berisiko terkena hujan yang tidak menentu dan banjir.

Meningkatnya suhu dan perubahan pola hujan memperburuk jamur lain, fusarium ras tropis 4, mikroba yang hidup di tanah yang menghancurkan seluruh perkebunan cavendish di seluruh dunia.

KLIK INI:  Siklus Air Berputar Lebih Cepat di Tangan Perubahan Iklim

Christian Aid menghimbau negara-negara kaya yang berpolusi, yang paling bertanggung jawab atas krisis iklim, untuk segera beralih dari bahan bakar fosil dan memenuhi kewajiban mereka untuk menyediakan pembiayaan guna membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim.

“Pisang bukan hanya buah favorit di dunia, tetapi juga merupakan makanan pokok bagi jutaan orang. Kita perlu menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap tanaman penting ini,” kata Osai Ojigho, direktur kebijakan dan kampanye Christian Aid.

“Kehidupan dan mata pencaharian orang-orang yang tidak melakukan apa pun untuk menyebabkan krisis iklim sudah terancam,” pungkasnya.

KLIK INI:  Pisang Terancam Infeksi Jamur Black Sigatoka Karena Perubahan Iklim

Dari The Guardian