Konservasi Berbasis Warga, Tangkahan Diapresiasi Organisasi Internasional

oleh -119 kali dilihat
Konservasi Berbasis Warga, Tangkahan Diapresiasi Organisasi Internasional
TIM GEF saat mengunjungi Tangkahan, di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (13/1) - Foto: dok KLHK

Klikhijau.com – Tangkahan adalah satu spot ekowisata di dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh. Selain populer dengan konservasi gajah, Tangkahan juga lekat akan konservasi berbasis masyarakat.

Atas proses yang keren tersebut, Tangkahan mendapat apresiasi dari dunia internasional. Terbaru dari Global Enviromental Facility (GEF).

“Saya menyampaikan apresiasi kepada masyarakat di Tangkahan atas upayanya dalam menjaga Taman Nasional,” ujar CEO GEF, Carlos Manuel Rodriguez, saat mengunjungi Tangkahan, di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (13/1).

Salah satu agenda dalam kunjungan tersebut adalah melakukan pertemuan dan diskusi dengan komunitas lokal Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT), pemerintah Desa Namo Sialang dan Sei Serdang, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, serta para mitra Balai Besar TNGL, yaitu CRU Tangkahan, Ganesha dan Conserve Project.

KLIK INI:  Pentingnya Komunikasi Antar Negara demi Cegah Perdagangan Satwa Liar

“Saya juga berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia karena sudah melakukan upaya yang sangat besar, khususnya melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi,” kata Carlos.

GEF merupakan mekanisme pendanaan yang dibentuk sejak tahun 1991 untuk menggalang kerjasama internasional dalam mengatasi ancaman lingkungan global.

Saat ini, GEF telah mendukung upaya konservasi di 150 negara, dan Indonesia merupakan negara yang mendapat alokasi terbesar setelah China dan Brazil.

Saat diskusi, Carlos menyampaikan empat pendekatan perencanaan jangka panjang yang akan GEF lakukan. Pertama, memperkuat kapasitas ranger. Kedua, pengembangan infrastruktur strategis untuk peningkatan pelayanan lembaga pengelola. Ketiga, peningkatan manajemen bersama antara pemerintah, NGO, akademisi dan komunitas lokal. Keempat, visi panjang untuk sumatera terkait restorasi habitat dan konservasi satwa liar.

Pada pertemuan tersebut, Kepala Balai Besar TNGL U. Mamat Rahmat menyambut baik pendekatan perencanaan GEF dan berharap dapat diterapkan di Tangkahan. Dirinya mengajak LPT dan seluruh mitra untuk terus melanjutkan dan mengembangkan kegiatan wisata alam berbasis konservasi di Tangkahan.

Di sela-sela pertemuan, terdapat fakta unik yang menjawab rasa penasaran warga Tangkahan. Nama seekor anak gajah yang lahir pada tanggal 17/11/2021 lalu di Tangkahan, namanya diberikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya, ternyata diambil dari nama CEO GEF saat ini, yang ternyata pernah juga menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Energi negara Costa Rica. Ya, anak gajah itu juga bernama “Carlos”.

Pada kunjungannya ke Tangkahan, CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez didampingi oleh Manager Program Unit GEF) Caude Gascon bersama dengan Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jefry Susyafrianto, Sekretaris Ditjen PPI, Agus Rusly dan perwakilan Biro Kerja Sama Luar Negeri KLHK.

KLIK INI:  Embung Pertanian, Solusi Petani Desa Kanreapia Hadapi Kemarau