- Perihal Buncis dan Pengalaman Pertama Memanennya - 28/03/2024
- Bongo’, Meski Dibenci Tetap Memberi Banyak Manfaat - 26/03/2024
- Mikroplastik di Dada Ibu - 10/03/2024
Klikhijau.com – Pengendara motor di depan saya, beberapa waktu yang lalu. Dengan santainya membuang botol air minum di sembarang tempat. Tentu setelah semua airnya pindah ke dalam perutnya.
Ia membuangnya sambil menikmati jalan poros Kabupaten Jeneponto. Saya membayangkan raut wajahnya yang tanpa rasa bersalah, seperti kebanyakan orang yang membuang sampah di jalan, baik dari motor maupun dari jendela mobil.
Persoalan membuang sampah di jalan, hampir dilakukan oleh semua pengguna jalan, baik yang jalan kaki maupun naik kendaraan mewah.
Bahkan yang miris, kemewahan kendaraan, kerap tak mencerminkan perilaku “mewah” di jalan, justru menunjukkan perilaku “murahan” dengan membuang sampah di sembarang tempat dari atas kendaraan.
Pengendara yang membuang sampah di jalan telah berkali-kali saya lihat. Saya tak bisa lagi terhitung.
Hanya saja ada yang khas, semakin sepi rumah di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan, akan semakin banyak pula yang membuang sampah, baik sopir maupun penumpang
Mereka mungkin segan atau takut kena sumpah serapa dari pemilik rumah jika membuangnya di depan rumah orang. Tapi, merasa baik-baik saja membuangnya jika tak ada rumah. Padahal sama saja, tetap mengotori dan mencemari lingkungan dan bukan perilaku terpuji.
Kepedulian masyarakat yang rendah
Kenapa bisa demikian, kenapa masyarakat +62 (Indonesia) merasa nyaman menjadikan sepanjang jalan yang dilalui sebagai tempat sampah?
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sekitar 72 persen masyarakat Indonesia kurang peduli dengan masalah sampah. Khususnya dengan sampah plastik.
Data itu tersebut merupakan data tahun 2018 lalu, yang disampaikan Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar berdasarkan laporan indeks “Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup” dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018.
Pada periode pertama, Menteri LHK Siti Nurbaya pernah melaporkan bahwa jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15 persen.
Pada tahun 2019 ini, Indonesia menghasilkan sampah sampah sekitar 66 – 67 juta ton sampah pada tahun 2019.
Dan yang lebih miris diperkirakan hanya 40 hingga 60 persen sampah yang dapat terangkut ke tempat pembuangan akhir, sisanya terbuang sembarangan, salah satunya di pinggir jalan yang, baik jalan raya maupun lorong sempit.
Intinya, jalan yang bisa dilalui manusia di negara +62 ini adalah tempat sampah.