Cegah Destruktif Fishing, BTNTBR Tingkatkan Patroli dan Pengawasan

oleh -21 kali dilihat
Petugas TNTBR Melakukan Patroli dan Pengawasan-foto/Ist

Klikhijau.com – Maraknya informasi destruktif fishing di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate (TNTBR) menjadi perhatian serius Balai Taman Nasional Taka Bonerate (BTNTBR).

Destruktif fishing adalah aktivitas penangkapan ikan yang merusak. Karena cara ini menggunakan bahan peledak, racun, atau alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Aktivitas penangkapan ikan seperi ini dapat merusak ekosistem dan biota laut, serta mengancam kelestarian sumber daya ikan dan mengancam sumber mata pencaharian nelayan.

Karenanya, untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada ekosistem laut, Kepala Balai TNTBR, Ali Bahri, mengambil langkah tegas dengan meningkatkan frekuensi dan titik patroli di wilayah konservasi.

Sebelumnya, patroli hanya dilakukan oleh tingkat resor di area tertentu. Kini, tim khusus yang dibentuk langsung oleh Kepala Balai telah diterjunkan untuk memperluas pengawasan dan penindakan. Tim ini akan menjalankan tugas intensif meliputi pemeriksaan kapal-kapal, tempat penampungan ikan sementara, hingga pelabuhan yang diduga menjadi lokasi aktivitas ilegal.

KLIK INI:  Peringatan HKAN 2024, Peluang bagi Generasi Muda
Ancam keberlanjutan sumber daya laut

Giat patroli intensif ini sudah digencarkan sejak minggu lalu, mengejar dan menghalau para pelaku praktik ilegal, memeriksa 12 penampungan ikan sementara, 1 orang pelaku yang menggunakan alat bantu kompresor dan 2 buah kapal gae (purse seine).

“Kami tidak akan mentolerir praktik destruktif fishing yang merusak ekosistem laut dan terumbu karang yang menjadi aset berharga kawasan ini. Dalam penindakan dan penyidikan tim khusus akan bekerja sama dengan instansi terkait (Gakkum Kehutanan, KKP-PSDKP dan POLRI) untuk memastikan pelaku mendapatkan sanksi tegas sesuai hukum,” ujar Ali Bahri dalam keterangannya.

KLIK INI:  Cerita Hasse, Sang Predator Penyu yang Insaf

Upaya ini juga bertujuan memberikan efek jera kepada pelaku destruktif fishing, yang tidak hanya merugikan ekosistem, tetapi juga mengancam keberlanjutan sumber daya laut yang menjadi tumpuan masyarakat sekitar.

Kepala Balai menegaskan, langkah preventif melalui edukasi masyarakat tetap menjadi prioritas, namun penindakan hukum juga akan dilakukan untuk melindungi kawasan konservasi.

Langkah tegas ini diharapkan dapat menjaga kelestarian Taman Nasional Taka Bonerate sebagai salah satu kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia dan bagian dari Cagar Biosfer UNESCO.

Kepala Balai mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung upaya ini demi keberlanjutan lingkungan dan generasi mendatang.

KLIK INI:  Penanaman Pohon Warnai Peringatan Hari Gerakan Sejuta Pohon di Pulau Tinabo dan Latondu