Bahkan Yogyakarta Pun Mulai Tak Nyaman karena Polusi Udara

oleh -158 kali dilihat
Bahkan Yogyakarta Pun Mulai Tak Nyaman karena Polusi Udara
Tugu Yogyakarta/foto-Sinar Harapan
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sepuluh tahun silam saat bermukim di Yogyakarta saya merasa kota ini cukup nyaman. Setidaknya bila dibanding kota lainnya saat itu, semisal Jakarta atau Surabaya. Suasana kota pelajar itu masih sangat baik, belum ada macet parah, juga udaranya yang masih sejuk.

Bandingkan suasananya di tahun 1980-an, Yogyakarta tentu jauh lebih baik. Tapi, setelahnya semua mulai berubah. Pelan tapi pasti, kota Yogyakarta secara spasial mengalami perkembangan lahan terbangun yang cukup cepat.

Perkembangan perkotaan Yogyakarta semakin meningkat pada tahun 1990 sejak dibangunnya jalan lingkar Yogyakarta. Fenomena paling menonjol adalah ekspansi lahan terbangun perkotaan.

KLIK INI:  Ini Penyebab Polusi Udara, Salah Satunya Mungkin Sering Kita Lakukan

“Proses ekspansi ini sangat berpengaruh pada kenyamanan lingkungan tempat tinggal suatu daerah. Ekspansi lahan terbangun yang tidak terkontrol juga mengakibatkan hilangnya lahan vegetasi perkotaan,” urai Iswari Nur Hidayati, di Fakultas Geografi UGM, Selasa, 30 Juli 2019.

Mempertahankan disertasi berjudul Penyusunan Model Urban Biophysical Environment Quality Wilayah Perkotaan Yogyakarta Berdasarkan Karakteristik Spektral Citra dan Data Multi Resolusi, Iswari menjelaskan dari pemodelan yang dilakukan diketahui bahwa 2,75% dari area penelitian dikategorikan sangat tidak nyaman seluas 346,35 hektare.

Asap kendaraan bermotor jadi biang kerok

Area yang tidak nyaman terdistribusi pada Kabupaten Bantul, yakni di sebagian Kecamatan Banguntapan, Kasihan, Piyungan, serta Sewon. Selanjutnya Kota Yogyakarta di sebagian Kecamatan Danurejan, Gondomanan, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Ngampilan, dan Wirobrajan.

KLIK INI:  Polusi Udara Jadi Ancaman Kesehatan Global Sepanjang Tahun Ini

“Sementara di Kabupaten Sleman di Kecamatan Berbah dan Depok,” ungkap Dosen Fakultas Geografi UGM ini.

Ketidaknyamanan yang terjadi, kata dia, lebih banyak dipengaruhi banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang berkonsekuensi mengeluarkan asap kendaraan bermotor dengan area dalam ringroad. Polusi udara akibat asap kendaraan bermotor tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara di kota Pelajar

“Di beberapa wilayah perkotaan Yogyakarta mengalami penurunan kualitas, C0 dan PM10 termasuk kategori sedang. Oleh sebab itu, pemerintah Yogyakarta perlu mengambil langkah antisipatif terkait hal itu,” tegasnya.

KLIK INI:  Polusi Udara Tingkatkan Risiko Dimensia, Begini Penjelasannya!