Polusi Udara Jadi Ancaman Kesehatan Global Sepanjang Tahun Ini

oleh -690 kali dilihat
Polusi udara mengancam kebahagian
Polusi udara mengancam kebahagian/ foto-nusantaranews.co
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Ancaman yang mengintai manusia saat ini semakin beragam.  Khususnya ancaman bagi kesehatan. Selain dari makanan dan minuman yang mengandung zat kimia, ancaman polusi juga mulai sangat mencemaskan. Bahkan World Health Organization (WHO) memasukkan polusi udara sebagai salah satu tantangan kesehatan global sepanjang 2019.

Ancaman polusi harus menjadi prioritas negara-negara di seluruh dunia. Meningkatnya penderita penderita kanker, penyakit paru-paru dan pernapasan, serta penyakit jantung di seluruh dunia diduga dalangnya adalah polusi udara.

Setiap tahunnya, menurut tempo.co, polusi udara menyumbang kematian tujuh juta orang karena kanker dan penyakit lainnya yang dipicu oleh polusi udara. Polutan mikroskopis di udara dapat menembus sistem pernapasan dan peredaran darah yang mengakibatkan kerusakan pada paru-paru, jantung, dan otak.

Sesuai data WHO, bahwa  sembilan dari sepuluh penduduk bumi menghirup udara yang terkontaminasi polusi setiap hari. Dalam tiga tahun terakhir, WHO mencatat tingkat polusi udara meningkat hampir dua kali lipat. Sebanyak 97 persen kota-kota di negara-negara berpenghasilan rendah memiliki kualitas udara buruk yang tidak memenuhi pedoman kualitas udara WHO.

KLIK INI: Waspada, Polusi Udara Meracuni dan Menghancurkan Hidup Jutaan Anak
KLIK INI: Selain Bisa Kurangi Risiko Depresi, Ini Manfaat Lain Berolahraga

“Polusi udara merupakan risiko lingkungan terbesar yang paling berbahaya bagi kesehatan,” kata Direktur Umum WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Saking berbahayanya, dia menyebutkan polusi udara sebagai ‘the new tobacco’.

“Ketika kualitas udara menurun, risiko stroke, jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan kronik dan akut, termasuk asma akan meningkat,” lanjutnya.

Pada Oktober 2018 lalu, WHO mengadakan Konferensi Global pertama tentang Polusi Udara dan Kesehatan di Jenewa untuk membahas masalah ini. Hasilnya, ada 70 komitmen untuk meningkatkan kualitas udara. Namun, meski komitmen ini tercapai sepenuhnya, bumi tetap akan menghangat lebih dari 3 derajat celsius pada abad ini.

Penyebab utama pencemaran udara menurut Ghebreyesus adalah pembakaran bahan bakar fosil. Dan pembakaran bahan bakar fosil ini pula yang merupakan kontributor utama perubahan iklim yang mengancam kesehatan manusia.

WHO memperkirakan perubahan iklim akan menyebabkan 250 ribu kematian tambahan per tahun yang berasal dari kekurangan gizi, malaria, diare, dan stres akibat cuaca panas, sepanjang tahun 2030-2050. Jika hal ini tidak segera teratasi tentu akan menjadi ancaman yang “mengerikan” bagi kelangsungan hidup di dunia ini. (ir)