Air Tawar Berperan Penting dalam Mitigasi Perubahan Iklim

oleh -164 kali dilihat
27 Juli, Hari Peduli Sungai Nasional, Apa Aksimu Saat Sungai Semakin Tercemar
Sungai - Foto/Klikhijau

Klikhijau.com – Air jauh lebih penting dalam mitigasi perubahan iklim. Pengelolaan air yang lebih baik sangat penting untuk mengatasi krisis pangan dan energi saat ini, yang keduanya diperburuk oleh perubahan iklim.

Peran baru air tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian baru. Para peneliti menemukan jika air jauh lebih penting daripada apa yang diyakini sebelumnya.

Dalam laporan penelitian tersebut yang berjudul “Penurunan penting untuk mencapai Net-Zero: Membongkar Peran Air Tawar dalam Mitigasi Perubahan Iklim.” Memuat pesan utama bahwa  kebutuhan dalam memahami kekurangan dan kelangkaan air global. Harus direncanakan dengan baik dalam hal target iklim, sehingga tidak akan menjadi bumerang di masa depan.

Namun, jika tidak direncanakan dengan hati-hati, maka dampak negatif dari tindakan iklim terhadap sumber daya air tawar. Sangat terbuka besar peluangnya dala mengancam ketahanan air.

KLIK INI:  Menteri Siti: Pemda Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim

Tidak hanya itu, bahkan dapat meningkatkan beban adaptasi dan mitigasi di masa mendatang.

“Sebagian besar tindakan yang diperlukan untuk mencapai target karbon nol bersih dapat berdampak besar pada sumber daya air tawar yang sudah berkurang di seluruh dunia,” kata Dr Lan Wang Erlandsson dari Pusat Ketahanan Stockholm di Universitas Stockholm. “Dengan perencanaan yang lebih baik, risiko seperti itu dapat dikurangi atau dihindari,” tambahnya.

Laporan tersebut menjelaskan mengapa, di mana, dan bagaimana air tawar harus diintegrasikan ke dalam rencana mitigasi perubahan iklim. Tujuannya untuk menghindari konsekuensi tak terduga dan kesalahan kebijakan yang merugikan.

Bahkan upaya yang biasanya dikaitkan dengan aksi iklim positif – seperti restorasi hutan atau bioenergi – dapat berdampak negatif jika persediaan air tidak dipertimbangkan.

Menurut Dr Malin Lundberg Ingemarsson dari Stockholm International Water Institute (SIWI),  jika dilakukan dengan benar, solusi berbasis air dan berbasis alam justru dapat mengatasi krisis iklim dan tantangan lainnya, kata Dr Malin Lundberg Ingemarsson dari Stockholm International Water Institute (SIWI).

KLIK INI:  Kenaikan Permukaan Air Laut Bisa Mengisolasi Masyarakat Pesisir?

“Kami telah mengidentifikasi risiko air, tetapi juga solusi win-win yang saat ini tidak digunakan secara maksimal. Salah satu contohnya adalah restorasi hutan dan lahan basah yang membawa manfaat sosial, ekologi, dan iklim sekaligus. Contoh lain adalah pengolahan air limbah yang lebih baik dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari air limbah yang tidak diolah, sekaligus meningkatkan kualitas air permukaan dan air tanah, dan bahkan menyediakan energi terbarukan melalui biogas,” jelasnya.

Lima pesan

Laporan tersebut menyoroti lima pesan utama tentang keterkaitan antara air dan mitigasi:

  • Langkah-langkah mitigasi iklim bergantung pada sumber daya air tawar. Perencanaan dan tindakan mitigasi iklim perlu memperhitungkan ketersediaan air tawar saat ini dan di masa depan.
  • Dampak air tawar – baik positif maupun negatif – perlu dievaluasi dan dimasukkan dalam perencanaan dan tindakan mitigasi iklim.
  • Pengelolaan air dan sanitasi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Layanan air minum dan sanitasi yang lebih efisien menghemat sumber daya air tawar yang berharga dan mengurangi emisi.
  • Solusi berbasis alam untuk mitigasi perubahan iklim dapat memberikan banyak manfaat bagi manusia dan lingkungan. Langkah-langkah menjaga sumber daya air tawar, melindungi keanekaragaman hayati, dan memastikan mata pencaharian yang tangguh sangat penting.
  • Tata kelola air dan iklim bersama perlu dikoordinasikan dan diperkuat. Mengarusutamakan air tawar dalam semua perencanaan dan tindakan mitigasi iklim membutuhkan tata kelola polisentris dan inklusif.
KLIK INI:  Perubahan Iklim “Paksa” Ratusan Juta Orang Bermigrasi

“Upaya mitigasi perubahan iklim tidak akan berhasil jika gagal mempertimbangkan kebutuhan air,” kata Marianne Kjellén, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).

Ia menambahkan bahwa air harus menjadi bagian dari solusi kuat untuk meningkatkan ketahanan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati dan sistem produksi pangan dan energi regeneratif. Singkatnya, keamanan air perlu diperhitungkan dalam aksi iklim.

Profesor Johan Rockström dari Institut Penelitian Dampak Iklim Potsdam mengatakan untuk mengatasi krisis iklim, pangan, alam, dan energi, ketersediaan air sangat penting.

“Penting agar dunia memusatkan semua perhatian pada fakta ganda bahwa air adalah tantangan nomor satu untuk adaptasi iklim akibat kekeringan dan banjir, dan tantangan utama untuk mitigasi, karena tidak ada masa depan iklim yang aman di bawah 2 derajat Celcius tanpa siklus hidrologi yang berfungsi,” simpulnya.

KLIK INI:  Rusak Mangrove di TN Bunaken, Pengusaha Tambak Udang Segera Disidang

Dari Newswise