5 Skenario Mengatasi Perubahan Iklim untuk Masa Depan

oleh -147 kali dilihat
Iklim, Perubahan Iklim dan Isu Relevan Lainnya yang Penting Diketahui
Perubahan iklim - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Senin, 9 Agustus 2021 merilis laporan panel iklim. Laporan itu memuat skenario yang bisa digunakan mengatasi perubahan iklim di masa mendatang

Perubahan iklim telah jadi ancaman nyata—tak bisa dipandang remeh. Semua harus bergerak bersama untuk mengatasinya.

Skenario itu menggunakan perhitungan fisika. Itu merupakan hasil dari perhitungan kompleks yang bergantung pada seberapa cepat manusia mengekang emisi gas rumah kaca .

Tetapi perhitungan itu juga dimaksudkan untuk menangkap perubahan sosial ekonomi di berbagai bidang, seperti populasi, kepadatan kota, pendidikan, penggunaan lahan, dan kekayaan.

KLIK INI:  Perempuan NTT Perkuat Peran dalam Aksi Perubahan Iklim

Misalnya, peningkatan populasi diasumsikan menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk bahan bakar fosil dan air.

Pendidikan dapat mempengaruhi laju perkembangan teknologi. Emisi meningkat ketika lahan dikonversi dari hutan menjadi lahan pertanian.

Setiap skenario diberi label untuk mengidentifikasi tingkat emisi dan apa yang disebut Jalur Sosial Ekonomi Bersama, atau SSP, yang digunakan dalam perhitungan tersebut.

Ini lima skenario yang dimaksud

SSP1-1.9: Skenario ini yang paling optimis dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Hal   ini untuk menggambarkan dunia di mana emisi CO2 global dikurangi menjadi nol bersih sekitar tahun 2050 mendatang.

Masyarakat akan beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan, dengan fokus beralih dari pertumbuhan ekonomi ke kesejahteraan secara keseluruhan.

Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan meningkat. Ketimpangan jatuh. Cuaca ekstrem lebih sering terjadi, tetapi dunia telah menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Skenario pertama ini adalah satu-satunya yang memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk menjaga pemanasan global sekitar 1,5 derajat Celcius di atas suhu pra-industri, dengan pemanasan mencapai 1,5 derajat Celcius, tetapi kemudian turun kembali dan stabil di sekitar 1,4 derajat Celcius pada akhir abad ini.

SSP1-2.6: Ini menjadi skenario terbaik berikutnya, emisi CO2 global sangat berkurang, tetapi tidak secepat skenario pertama untuk mencapai nol bersih setelah tahun 2050. Ini membayangkan pergeseran sosial ekonomi yang sama menuju keberlanjutan seperti SSP1-1.9. Tetapi suhu stabil sekitar 1,8C lebih tinggi pada akhir abad ini.

SSP2-4.5: Ini adalah skenario “tengah jalan”. Emisi CO2 berkisar pada tingkat saat ini sebelum mulai turun pada pertengahan abad, tetapi tidak mencapai nol bersih pada tahun 2100. Faktor sosial ekonomi mengikuti tren historisnya, tanpa perubahan yang mencolok. Kemajuan menuju keberlanjutan lambat, dengan pembangunan dan pendapatan tumbuh tidak merata. Dalam skenario ini, suhu naik 2,7C pada akhir abad ini.

KLIK INI:  AS dan China Sampaikan Komitmen Kuat dalam Mengatasi Krisis Iklim

SSP3-7.0: Di jalur ini, emisi dan suhu meningkat dengan mantap dan emisi CO2 kira-kira dua kali lipat dari tingkat saat ini pada tahun 2100. Negara-negara menjadi lebih kompetitif satu sama lain, bergeser ke arah keamanan nasional dan memastikan pasokan makanan mereka sendiri. Pada akhir abad ini, suhu rata-rata telah meningkat sebesar 3,6C.

SSP5-8.5: Ini adalah masa depan yang harus dihindari bagaimanapun caranya. Tingkat emisi CO2 saat ini kira-kira dua kali lipat pada tahun 2050. Ekonomi global tumbuh dengan cepat, tetapi pertumbuhan ini didorong oleh eksploitasi bahan bakar fosil dan gaya hidup yang intensif energi. Pada tahun 2100, suhu rata-rata global mencapai 4,4C lebih tinggi.

Kira-kira skenario yang mana yang akan diterapkan ya?

KLIK INI:  Nahkoda Kapal Pembawa Limbah B3 ke Perairan Indonesia Terjerat Hukum

Dari reuters.com