Wetss, Bule Cantik Asal Belanda Ikut Bersihkan Sungai Balantieng

oleh -73 kali dilihat
Jadi Pusat Perhatian, Bule Asal Belanda Ikut Bersihkan Sungai Balantieng

Klikhijau.com – Inisiatif untuk menetapkan kawasan merdeka sampah di bantaran Sungai Balantieng, Desa Batukaropa, Bulukumba berhasil direalisasikan oleh komunitas lingkungan setempat, Selasa (29/10).

Penetapan kawasan merdeka sampah beserta kegiatan bersih Sungai Balantieng diikuti oleh Komunitas Merdeka Sampah (KORSA), Komunitas Balantieng Warrior SMPN 40 Bulukumba, juga Founder salah satu NGO Belanda “Makara”, Christa Nooy.

Bersih sungai yang dilakukan di bantaran sungai Dusun Batukaropa, Desa Batukaropa, Kec. Rilau Ale, Kab. Bulukumba ini berhasil mendapatkan sampah sebanyak 6 karung. Christa yang datang dari Amsterdam pun mengaku merasa antusias mengikuti bersih sungai.

“Rasanya senang bisa mengikuti kegiatan bersih-bersih di Sungai Balantieng ini bersama komunitas perempuan dan anak-anak sekolah yang semuanya terasa antusiasnya. Semoga semakin banyak orang yang peduli terhadap sungai ini,” ujar Christa Nooy.

Andi Fatmawati, ketua KORSA menerangkan, aksi bersih Sungai Balantieng bertujuan untuk meningkatkan kebersihan bantaran sungai yang selama ini dibuangi sampah oleh masyarakat sekitar, juga untuk menetapkan lokasi yang telah dibersihkan ini sebagai kawasan merdeka sampah.

KLIK INI:  Kolaborasi Hijau Berbagi Pupuk Cair dan Eco Enzyme ke Petani Alami di Takalar

“Dari kegiatan ini, kami ikut mengedukasi warga setempat untuk tidak membuang sampah sampah ke sungai, apalagi dibakar, dalam waktu dekat ini kami akan membangun bata terawang di lokasi kawasan merdeka sampah yang berfungsi sebagai tempat khusus menampung sampah organik,” ujar wanita yang biasa dipanggil Fatma itu.

Andi Fatmawati menjelaskan, sebelumnya KORSA telah melakukan penelitian karakteristik sampah di Batukaropa bersama yayasan ECOTON. Hasilnya karakteristik sampah meliputi 47% sampah organik, 32 jenis sampah yang bisa di daur ulang , dan 21% sampah residu seperti popok, sachet dan plastik.

Andi Fatmawati juga mengatakan, sampah yang berada di bantaran Sungai Balantieng berasal dari aktivitas rumah tangga. Sampah plastik jenis botol plastik, kemasan sachet sabun, bumbu dapur, jajan, lalu ada popok, kantong kresek hingga minuman gelas plastik banyak dijumpai berceceran.

Firly mas’ulatul janah, peneliti yayasan Ecoton menjelaskan salah satu solusi mengurangi persoalan sampah bisa dilakukan dengan pemilahan sampah dari rumah. ” Sebagian besar sampah yang di hasilkan mayarakat merupakan sampah organik, yang sebenarnya bisa di jadikan kompos. Untuk sampah daur ulang seperti kardus, botol plastik dan gelas masih bisa di pakai atau di jual ke Bank sampah. Sedangkan untuk sampah residu pemerintah Desa bisa meminta di fasilitasi Pemerintah Daerah untuk di angkut ke tempat pembuangan akhir,” terang Firly.

Perwakilan Komunitas Balantieng Warrior yang berasal dari SMPN 40 Bulukumba menyampaikan alasan berantusias mengikuti giat bersih sampah ini.

“Sungai Balantieng adalah tempat kami belajar mengenai ekosistem sungai. Sampah-sampah yang ada di bantaran sungai bisa memicu adanya mikroplastik di sungai. Penelitian yang kami lakukan sebelumnya telah menunjukkan adanya mikroplastik di Sungai Balantieng. Kami tidak mau pencemaran mikroplastik lebih parah terjadi di Sungai Balantieng. Makanya kami ikut dalam kegiatan bersih-bersih sungai ini” tutup Nur Aina, Ketua Balantieng Warrior.

KLIK INI:  Aktivis LSM Belanda Kunjungi SMP Negeri 10 Bulukumba, Cerita sungai bersih