SMK Darul Ulum Layoa Terapkan Cara Sederhana Atasi Sampah Plastik

oleh -510 kali dilihat
SMK Darul Ulum Layoa Terapkan Cara Sederhana Atasi Sampah Plastik
Pelatihan ecobrick di SMK Darul Ulum Layoa, Bantaeng/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sekolah bebas plastik sedang dikembangkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Darul Ulum Layoa, Bantaeng. Pengembangan tersebut dimulai dengan kegiatan pelatihan ecobricks dan hidroponik bagi siswanya.

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan Osis, Pramuka dan PMR itu berlangsung 27-28 Desember 2019 lalu. Pada hari pertama hanya diikuti sekitar 40 siswa, namun di hari kedua melonjak mencapai 100 siswa.

Fandi, salah seorang guru pembina siswa di SMK Darul Ulum mengaku senang dengan adanya pelatihan tersebut. Apalagi itu merupakangerakan rintisan untuk rencana gerakan literasi dan lingkungan hijau yang lebih besar di masa yang akan datang.

Pelatihan tersebut diamanahkan kepada Andhika Mappasomba dari Rumah Forum Literasi Sulsel dan Klikhijaucom. Hadir pula Islamul Kautsar yang merupakan penggiat literasi lingkungan dan seni asal Bulukumba.

KLIK INI:  Timbun Laut dengan Slag, WALHI Sulsel Desak Penegak Hukum Tindak Tegas Huadi

Bagi SMK Darul Ulum Layoa, sampah plastik merupakan masalah krusial. Hal itu diakui oleh Kepala Sekolah SMK Darul Ulum, Muhammad Asrul bahwa sampah plastik merupakan persoalan krusial di sekolahnya.

“Dalam sehari, siswa setidaknya menghasilkan dua sampah plastik dari air kemasan dan pembungkus makanan. Padahal, sampah tersebut dapat diolah menjadi benda bermanfaat dan meminimalisir sampah yang merusak lingkungan,” katanya.

Siapkan kegiatan lebih besar

Dalam kegiatan tersebut, siswa tampak antusias mengumpulkan sampah plastik yang banyak berhamburan di lingkungan sekolah. Hanya dalam hitungan menit, puluhan siswa berebutan menemukan sampah yang biasanya bertumpuk sangat banyak dan tidak sedap dipandang mata.

Siswa berhasil mengumpulkan puluhan kilogram sampah plastik dan diolah menjadi ecobricks lebih dari 10 botol plastik. Selebihnya, sisa sampah botol plastik diolah menjadi pot bunga hidroponik beragam bentuk serta ukuran dan digantungkan pada tiang-tiang koridor sekolah yang jumlahnya cukup banyak.

Selain ecrobricks, Klikhijau dan Rumah Forum Literasi memberikan bimbingan pembuatan taman hidroponik sederhana dari bambu. Hidproponik tersebut digantungkan lebih dari 10 pohon di dalam halaman sekolah.

KLIK INI:  Pohon Pustaka dan Aksi Menawan "One Book One Tree"

Pengenalan terjadap konsep tanaman hidroponik ini dianggap penting untuk mengenalkan siswa dengan konsep pertanian yang minimalis ruang tapi maksimal dalam hasil, dengan menanam tanaman bunga maupun sayur kebutuhan rumah tangga.

Kecamatan Layoa, Bantaeng Sulsel, khususnya di lingkungan SMK Darul Ulum dikenal dengan wilayah yang berbatu dan tanah keras. Olehnya, diperkenalkan sistem tanam hidroponik ini dengan harapan agar siswa dapat mempraktekkannya di rumah-rumah mereka

Muhammad Asrul mengungkapkan bahwa pihak sekolah sangat senang dengan pelatihan tersebut dan merencanakan kegiatan lebih besar lagi di bulan Februari atau Maret.

“Jadi, Januari ini baru proses awal. Jika bunga atau tanamannya mulai tumbuh, kita akan mencoba untuk melaksanakan kegiatan Literasi lanjutan dengan melakukan pelibatan Penggiat Literasi di Sulawesi Selatan. Bahkan, mengikutkan peserta dari sekolah lain. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai pihak sekolah. Kami akan melaksanakan pelatihan ini hingga tahun ajaran berakhir,” ungkap Hasrul bersemangat.

KLIK INI:  FPIK UMI Terapkan Teknologi Atraktor Cumi-cumi Ramah Lingkungan di Pangkep