Anak yang Dikelilingi Ruang Hijau Lebih Tangguh dari Gangguan Mental?

oleh -156 kali dilihat
Ilustrasi anak bermain di ruang hijau
Ilustrasi anak bermain di ruang hijau/foto-ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –  Organisasi kesehatan dunia, WHO memperkirakan, lebih dari 450 juta populasi manusia global akan menderita gangguan mental. Jumlah yang diperkirakan akan terus meningkat dan hal itu terjadi di perkotaan.

Para peneliti mengungkapkan, tingkat kebisingan, polusi udara, infeksi, dan kondisi sosial ekonomi menyebabkan  peningkatkan risiko gangguan mental. Barangkali hal inilah mejadi salah satu penyebab World Health Organization (WHO) mengeluarkan pernyataan 450 juta populasi manusia global akan menderita gangguan mental. Dan parahnya hal tersebut terjadi di kota.

Lalu bagaimana mengatasi hal tersebut, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal PNAS menunjukkan bahwa anak-anak yang dikelilingi oleh ruang hijau dalam jumlah besar memiliki risiko hingga 55 persen lebih rendah terkena gangguan mental, bahkan setelah disesuaikan dengan faktor risiko lain yang diketahui seperti status sosial ekonomi, urbanisasi, dan riwayat keluarga dengan gangguan mental.

Berdasarkan penelitian tersebut bisa dilihat bahwa anak-anak memang harusnya lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang hijau untuk menghindari gangguan mental seperti yang dikhawatirkan WHO.

KLIK INI:  Bermain di Alam Bebas Bisa Meningkatkan Kemampuan Belajar Anak, Benarkah?

Pada tahun  1985 hingga 2013 lalu, para peneliti dari Universitas Aarhus telah memetakan lokasi ruang hijau di sekitar rumah masa kanak-kanak dari hampir satu juta orang Denmark.

Para peneliti kemudian membandingkan data itu dengan risiko pengembangan salah satu dari 16 gangguan atau kelainan mental yang berbeda di kemudian hari setelah anak-anak itu dewasa.

“Data kami unik. Kami memiliki kesempatan untuk menggunakan sejumlah besar data, antara lain, lokasi tempat tinggal dan diagnosa penyakit. Kami membandingkannya dengan gambar satelit yang memberikan gambaran luas ruang hijau yang mengelilingi setiap individu ketika tumbuh dewasa,” jelas Postdoc Kristine Engemann yang mempelopori penelitian.

Dari penelitian itu bisa diketahui misalnya, tingkat kebisingan, polusi udara, infeksi, dan kondisi sosial ekonomi. Sejumlah kondisi buruk yang dinilai meningkatkan risiko mengembangkan gangguan mental.

Lebih banyak ruang hijau menciptakan kohesi sosial yang lebih besar dan meningkatkan tingkat aktivitas fisik masyarakat dan dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Ini semua adalah faktor yang mungkin berdampak pada kesehatan mental orang.

KLIK INI:  Baha Polusi Udara Bagi Anak yang Perlu Diketahui

“Data yang diperoleh menunjukkan bahwa risiko gangguan mental berkurang secara bertahap. Semakin lama Anda dikelilingi oleh ruang hijau sejak lahir dan hingga usia 10 tahun gangguan mental itu akan semakin berkurang. Karena itu ruang hijau semasa kanak-anak sangat penting,” jelas Kristine Engemann.

Ketika para peneliti menyesuaikan faktor-faktor risiko lain yang diketahui dari gangguan mental, mereka melihat temuan mereka sebagai indikasi kuat dari hubungan erat antara ruang hijau, kehidupan perkotaan, dan gangguan mental.

“Ada semakin banyak bukti bahwa lingkungan alami memainkan peran yang lebih besar untuk kesehatan mental daripada yang diperkirakan sebelumnya,” kata Kristine Engemann

Pengetahuan ini memiliki implikasi penting untuk perencanaan kota yang berkelanjutan. Paling tidak proporsi ruang hijau mendapat yang lebih besar untuk populasi di perkotaan.

“Penggabungan antara kesehatan mental dan akses ke ruang hijau di daerah Anda adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan kota. Kota yang lebih hijau bisa meningkatkan kesehatan mental penduduk perkotaan di masa depan,” jelas Kristine Engemann seperti dikutip Aarhus University.

Memang sangat mengkhawatirkan kehidupan dperkotaan yang hanya disesaki beton dan polusi udara serta kebisingan tanpa tersedia ruang hijau untuk bermain bagi anak-anak. Jika hal ini tak diatasi, maka gangguan mental akan semakin mudah ditemukan

KLIK INI:  Kapus P3E Suma Terima Kunjungan Pengurus Filatelis Sulsel Bahas Program Kerja 2019