Pertama di ASEAN, Google Luncurkan ‘Environmental Insights Explorer’ di NTB

oleh -74 kali dilihat
Pertama di ASEAN, Google Luncurkan 'Environmental Insights Explorer' di NTB
(Dari kiri ke kanan) Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M.Si., Arianne Santoso, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., dan Jason Tedjasukmana meluncurkan Environmental Insights Explorer (EIE) di Nusa Tenggara Barat - Foto: Ist

Klikhijau.com – Environmental Insights Explorer (EIE) adalah sebuah platform yang dikembangkan dengan menganalisis data pemetaan global Google yang komprehensif serta faktor-faktor standar untuk emisi gas rumah kaca (GRK).

Kini, EIE memberikan akses kepada perencana dan pengambil kebijakan kota di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang merupakan lokasi peluncuran yang pertama di Asia Tenggara. Dengan penambahan 91 kota dan wilayah di NTB, setidaknya sebanyak 328 kota di seluruh dunia sudah menyediakan data mereka melalui platform ini agar dapat dilihat masyarakat umum.

Diluncurkan pada 2018, EIE memanfaatkan sumber data unik dan kapabilitas pemodelan AI Google untuk menghasilkan perkiraan tentang aktivitas, emisi, dan penurunan GRK untuk kemudian disediakan secara gratis.

Platform ini menunjukkan perkiraan emisi GRK dari bangunan dan transportasi. Dengan menampilkan informasi lingkungan di platform yang mudah digunakan, kami ingin membantu para pengambil keputusan setempat dalam bekerja sekaligus merangsang penelitian baru tentang isu — dan solusi — dalam bidang ini untuk kota-kota di seluruh dunia.

“Kami senang sekali data penting ini tersedia bagi publik sehingga kita bisa memantau emisi gas rumah kaca di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),” kata Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., Gubernur NTB.

KLIK INI:  Dosen FTI UMI Dorong Pembuatan Karbol Sereh Pembersih Lantai dari Bahan Alami

“Transparansi adalah hal yang penting dan input ini akan sangat berguna untuk tujuan perencanaan dan untuk menjadikan NTB provinsi yang terdepan dalam mendorong aksi pengurangan emisi karbon,” tambahnya.

Dalam satu dekade paling ambisius dalam hal aksi iklim, Google telah berkomitmen membantu lebih dari 500 kota dan pemerintah lokal untuk mengurangi total 1 gigaton (atau satu miliar ton) emisi karbon per tahun hingga 2030 dan seterusnya. Kota adalah tempat banyak orang dan ide saling berbaur. Kota meningkatkan standar hidup kita, memicu inovasi, membuka peluang, dan mendukung kolaborasi.

Kota juga bisa menjadi cara yang paling ramah lingkungan untuk meninggali Bumi, kalau kita dapat mengatasi masalah nyata bahwa kota saat ini menyumbang 70 persen emisi CO₂ dunia. Ini mungkin terdengar seperti tidak mungkin dipecahkan, tetapi sebenarnya ada peluang yang sangat besar. Kota dapat menjadi pusat aksi iklim, serta memimpin dunia dalam mendukung pemulihan dan ketahanan ekonomi.

Data emisi transportasi di NTB

Di Nusa Tenggara Barat, emisi dari transportasi telah turun dalam tiga tahun terakhir berdasarkan angka ton metrik karbon dioksida ekuivalen atau tCO2:
Total 3.480.000 tCO2e per tahun pada 2018
Total 2.740.000 tCO2e per tahun pada 2019 (21% lebih rendah dari perkiraan 2018 Google)
Total 1.330.000 tCO2e per tahun pada 2020 (51% lebih rendah dari perkiraan 2019 Google)

“Kami sangat antusias melihat Nusa Tenggara Barat menjadi lokasi peluncuran EIE pertama di Asia Tenggara,” kata Ryan Rahardjo, Kepala Hubungan Publik Asia Tenggara dan Frontier Asia Selatan, dari Google.

Pihaknya percaya EIE akan menjadi alat penting yang dapat membantu pemerintah, perencana, dan warga dalam mencari solusi untuk mengurangi emisi berbahaya.

Saat ini, EIE dapat diakses para perencana kota di lebih dari 4.000 kota dan daerah di Indonesia. Jika Anda tertarik memanfaatkan EIE untuk kota Anda, silakan buka insights.sustainability.google/#request untuk mendaftar akses data, atau isi formulir ini untuk mencari tahu lebih lanjut.

KLIK INI:  Tiga Petani Asal Soppeng Gugat Menteri LHK Tuntut Ganti Rugi