Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, KLHK Tanam Tanam Mangrove di Tapanuli Tengah

oleh -163 kali dilihat
Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, KLHK Tanam Tanam Mangrove di Tapanuli Tengah
Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, KLHK Tanam Tanam Mangrove di Tapanuli Tengah - Foto: dok KLHK

Klikhijau.com – Dalam rangka peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (Wetlands Day), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menanam mangrove sebanyak 30.000 bibit di pesisir Tapanuli Tengah, Sumatera utara (02/02/2023).

Aksi ini mengangkat tema  “Dari Hati Untuk Bumi,”. Selan menanam, KLHK bersama mitra juga menyemai bibit kerang sebanyak 20.000 bibit yang kondisinya sehat dan segar.

Area penanaman mangrove tidak hanya sebatas di desa Aek Garut, namun juga mencakup daerah-daerah di Tapanuli Tengah, seperti Kelurahan Kalangan, Kelurahan Kalangan Indah, dan Desa Aek Sitio-tio di Kecamatan Pandan.

Acara tanam mangrove ini juga menggandeng Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama tiga tahun.

Bibit yang disiapkan adalah bibit lokal jenis rhizophora berusia 4-6 bulan di persemaian dengan tinggi bibit 50-80 centimeter.  Adapun jarak tanam bibit yakni 1×3 meter, tetapi tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan selama 2-3 bulan, sedangkan durasi pemeliharaan 2 tahun dan dapat diperpanjang.

KLIK INI:  Menilik Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sampah di Kota Makassar

Penanaman mangrove ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

Salah satunya dengan cara merehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove. Pembentukan ekosistem mangrove sendiri sebagai salah satu penopang ekosistem wilayah pesisir dan penting bagi keanekaragaman hayati.

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) KLHK, Dasrul Chaniago, mengatakan pembentukan ekosistem mangrove menjadi penting dilakukan mengingat Indonesia yang merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia rentan terhadap perubahan iklim.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2021, luas eksisting mangrove di Indonesia mencapai lebih kurang 3,3 juta hektar.

“Kami memberikan apresiasi kepada seluruh pihak atas aksi tanam mangrove ini, semoga bukan menjadi yang terakhir. Kami harapkan terus ada dukungan dan juga inovasi lainnya tentang perlindungan pesisir laut,” tutur Dasrul.

Sementara, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan aksi tanam 30.000 bibit mangrove dan penyemaian 20.000 bibit kerang merupakan kontribusi yang baik dari mitra terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, utamanya di kawasan pesisir.

KLIK INI:  Kolaborasi, Kunci Rehabilitasi dan Restorasi Mangrove untuk Perubahan Iklim

“Menanam kebaikan dengan melakukan penanaman bibit mangrove akan menjadi kontribusi menuju Visi 2050 Living in Hamony with Nature dan ke depannya kita dapat duduk berdampingan dengan alam,” ujarnya.

Apresiasi juga disampaikan Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Rudianto Saragih Napitu. Menurutnya, aksi tanam mangrove merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan keberlangsungan hidup selanjutnya.

“Kami memberikan apresiasi kepada para petani, masyarakat, dan juga kepada para mitra yang sangat peduli terhadap lingkungan hidup termasuk keanekaragaman hayati,” ujar Rudianto.

Pj Bupati Tapanuli Tengah, Elfin Elyas Nainggolan, yang turut hadir pun menyampaikan apresiasi tak terhingga atas upaya penanaman mangrove “Dari Hati Untuk Bumi”

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut bersama PT Agincourt Resources (PTAR). Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio, mengatakan penanaman mangrove ini sangat penting, karena fungsi dan manfaatnya beranekaragam. Dari segi sosial, mangrove juga bermanfaat dalam meningkatkan peluang perekonomian masyarakat Tapanuli Tengah yang sebagian bekerja sebagai nelayan.

“Kami juga berharap aksi tanam mangrove ‘Dari Hati Untuk Bumi’ dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal,” tutur Ruli.

KLIK INI:  71 Generasi Muda Kaltim Terima SK Green Ambassador dari KLHK