Peneliti Asing Soroti Macaca Maura di Bira Bulukumba, Sulsel

oleh -14 kali dilihat
Pemaparan peneliti asing tentang Macaca Maura di Bira Bulukumba, pada Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional-foto/Ist

Klikhijau.com –  Bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Yayasan Ecoton, Macaca Maura Project dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bulukumba kolaborasi menyelenggarakan peringatan pentingnya kekayaan biodiversitas Sulawesi  Selatan.

Acara yang mengusung tema “Biodiversitas Sulawesi: Macaca Maura dan Tanaman Obat di Bira” ini berlangsung di Sekolah Alam Mata Angin, Jalan Poros Bira, Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari.

Peringatan ini berhasil menarik sekitar  50 peserta yang beragam, termasuk perwakilan dari DLHK Bulukumba, pengaman hutan Bulukumba, siswa, serta berbagai komunitas. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Acara ini menghadirkan dua pembicara utama dari Macaca Maura Project: Vasco Martins dari University of  Portsmouth (UK) dan Cesar Rodriguez Del Castillo dari University Veracruzana of Mexico, yang berbagi wawasan mendalam tentang penelitian satwa endemik Sulawesi  Selatan, Macaca Maura di Bira yang di lakukan Sejak Tahun 2023.

KLIK INI:  Perlu Dibatasi, Ini 4 Jenis Sampah yang Sulit Terurai dan Tidak Ada Harganya

Dalam Penelitian Macaca Maura salah satunya menemukan Macaca Maura mencari  makanan di timbulan sampah yang di buang sembarangan oleh masyarakat.

“Bahkan jika di lihat dari video  kamera trap yang di pasang, sampah plastik ikut termakan Macaca Maura,” terang Vasco Martins

Selain itu, Stephanie Brem dari organisasi Gaiaone, ikut membagi pengetahuannya terkait dengan konservasi terumbu karang yang dilakukan di Bira, stephanie turut memberikan paparan yang relevan terkait sampah plastik dapat menganggu pertumbuhan terumbu karang.

KLIK INI:  Nasib Keadilan Hak-hak Konstitusi Warga Dipertaruhkan dalam JR UU Minerba
Vital bagi kesehatan ekosistem hutan

Arsak Rizal, dari Sekolah Alam Mata Angin, menambahkan perspektif lokal dengan menjelaskan potensi dan manfaat tanaman Bira yang berkhasiat obat yang sudah dikenalkan oleh neneknya.

“Ada sekitar 22 tanaman di Sekolah Alam koleksi kami yang bisa dimanfaatkan untuk obat, terang Arsak.

Vasco Martins memperkenalkan kegiatan penelitian krusial mereka. Penelitian ini berfokus pada Macaca Maura, spesies endemik yang keberadaannya sangat vital bagi kesehatan ekosistem hutan.

“Penelitian ini sangat penting untuk mengenali kondisi dan habitat Macaca Maura di Bira,” ujar Vasco Martins, “Pemahaman mendalam tentang populasi dan lingkungan mereka adalah kunci untuk merancang strategi konservasi yang efektif dan berkelanjutan.”

KLIK INI:  Mengapa Masih Ada Sampah Plastik di Antara Kita?

Cesar Rodriguez Del Castillo menyatakan kegembiraannya melihat antusiasme peserta. Ia berharap acara ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan hidup Macaca Maura dan keanekaragaman hayati di Sulawesi Selatan.

Rahmaedah, guru SMPN 34 Bulukumba menyampaikan, kegiatan tersebut sangatlah bermanfaat sekali karena banyak informasi mengenai macaca yang berada di Bira, lebih-lebih bagi masyarakat umum dan para siswa yang tinggal di Bira. Dan memang perlu juga dilindungi betul dari bahaya sampah yang dihasilkan oleh manusia terhadap macaca maura.

“Harapan saya kepada siswa bisa ikut terlibat menjadi relawan untuk menjaga macaca dan terumbu karang,” ujarnya.

KLIK INI:  Pakai Pikap ke Sikola Macca, Mahasiswa Jepang Makan di Daun Pisang

Sementara itu, Delima Veranita Sirait, Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan DLHK Bulukumba juga mengakui kegiatan tersebut luar biasa sekali, sebab pengetahuan yang telah diberikan dari para narasumber yang juga peneliti sangat bermanfaat.

“Semoga dapat memotivasi anak-anak bahwa  masih banyak keanekaragaam di laut dan di darat yang kita punya. Dan itu Macaca Maura yang menjadi hewan endemik di Sulawesi Selatan,” harapnya.

Delima juga menambahkan bahwa kita bisa menumbuhkan rasa memiliki terhadap keanekaragaman hayati yang ada di Bulukumba.

KLIK INI:  KLHK Sediakan Aneka Bibit Gratis, Ini Cara Mendapatkannya!

“Jadi saya rasa luar biasa lah ini, mudah-mudahan semua peserta bisa paham bahwa ada hewan dan tumbuhan endemik di Bulukumba yang memang patut kita lestarikan. Kita juga perlu bersama-sama mengedukasi masyarakat dan wisatawan yang ada di Bulukumba  untuk mengelola sampahnya agar keanekaragaman hayati tidak terancam. Apalagi seperti yang disampaikan tadi dengan adanya sterofoam yang masih banyak digunakan kemasan makanan dan ternyata karena macaca maura kekurangan makanan jadi mereka mencari di sampah. Mudah-mudahan dengan peraturan pemerintah dengan pembatasan plastik sekali pakai di Bulukumba, pengurangan dan pengelolaan sampah baik organik dan non organic harusnya bisa dikelola dengan baik,” lanjutnya.

Acara peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya konservasi biodiversitas, untuk bisa hidup harmoni dengan keanakeragaman hayati serta bagaimana setiap pembangunan yang di lakukan memperhatikan keanekaragaman hayati dengan tujuan pembangunan yang  berkelanjutan.

KLIK INI:  Kick off Meeting Marine Tenure Initiative: Memperkuat Hak Tenurial, Mengadvokasi Kerja Kolektif di Daerah