Klikhijau.com – Badai pasir dan debu diprediksi akan melahirkan masalah besar bagi masyarakat dunia. Belum lama ini Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menerbitkan laporan tahunannya tentang badai tersebut dan dampaknya terhadap masyarakat.
Proses badai pasir dan debu terjadi saat angin kencang mengangkat pasir dan debu dari tanah kering ke atmosfer. Pasir dan debu tersebut bisa bergerak ke jarak yang sangat jauh.
Jika itu terjadi, ada dampaknya juga luas, yakni dapat berdampak pada iklim, cuaca, dan ekosistem serta membahayakan kesehatan manusia, pertanian, transportasi, dan energi matahari.
Negara yang berada di dalam atau dekat sumber debu gurun, badai pasir dan debu sangat membahayakan ternak, pertanian, dan kesehatan manusia.
Badai yang hebat juga dapat memaksa penutupan jalan dan bandara karena jarak pandang yang buruk, merusak infrastruktur, dan sangat memengaruhi produksi energi komersial.
Selain itu, debu juga mengurangi insolasi matahari di daerah yang jauh, sehingga memengaruhi produksi energi matahari. Misalnya, badai debu Sahara dapat terbawa hingga ribuan kilometer melintasi lautan, sehingga memengaruhi kehidupan sehari-hari di Karibia.
Intrusi debu Sahara ke Pegunungan Alpen Eropa pada Maret 2022 merupakan salah satu faktor di balik hilangnya gletser yang tercatat pada tahun itu.
Namun, ada juga dampak positifnya. Nutrisi yang terkandung dalam debu yang terbawa mendukung pemupukan ekosistem laut dan benua, yang berdampak positif pada pertanian dan perikanan.
Artinya badai ini juga memberi dampak baik bagi ekosistem laut, sebab merupakan sumber nutrisi yang berharga dan penting bagi pengelolaan perikanan internasional.
Sumber debu paling signifikan secara global terkonsentrasi di wilayah kering dan semi-kering, terutama gurun besar seperti Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, dan Gurun Arab di Timur Tengah.
Kasus badai paling parah pernah melanda Mongolia pada bulan Maret 2023, yang berdampak pada lebih dari 4 juta kilometer persegi, termasuk 20 provinsi di Tiongkok,
Aktivitas badai pasir dan debu sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis, kondisi iklim, dan faktor lingkungan setempat.
Badai pasir dan debu berasal dari sumber alami seperti gurun, dasar danau kering, dan wilayah pesisir dengan sedimen lepas.
Karena aktivitas manusia
Aktivitas manusia memperburuk masalah melalui konstruksi, pertanian, dan praktik pengelolaan lahan yang buruk yang menghilangkan vegetasi dan membuat tanah rentan terhadap erosi angin.
Perubahan iklim memperkuat terjadinya badai pasir dan debu dengan mengubah pola cuaca dan mengurangi tutupan vegetasi.
Dilansir dari laman Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), setiap tahun, sekitar 2.000 juta ton debu memasuki atmosfer, menggelapkan langit dan merusak kualitas udara di wilayah yang jaraknya ribuan kilometer, serta memengaruhi ekonomi, ekosistem, cuaca, dan iklim. Sebagian besar merupakan proses alami, tetapi sebagian besar merupakan akibat dari pengelolaan air dan lahan yang buruk.
“Kita perlu waspada dalam menghadapi degradasi lingkungan yang terus berlanjut dan perubahan iklim saat ini dan di masa mendatang. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa aktivitas manusia berdampak pada badai pasir dan debu. Misalnya, suhu yang lebih tinggi, kekeringan, dan penguapan yang lebih tinggi menyebabkan kelembaban tanah yang lebih rendah. Dikombinasikan dengan pengelolaan lahan yang buruk, hal ini menyebabkan lebih banyak badai pasir dan debu,” kata Celeste Saulo, Sekretaris Jenderal WMO .
Keakuratan pemantauan dan prakiraan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena kemajuan model numerik dan sistem pengamatan.
Sistem Penilaian dan Peringatan Badai Pasir dan Debu WMO (SDS-WAS) , yang dibentuk pada tahun 2007, berupaya meningkatkan peringatan melalui pusat-pusat regional khusus dan menggabungkan penelitian dan pekerjaan operasional.
“Inisiatif Peringatan Dini untuk Semua berupaya untuk menyatukan semua bahaya di bawah satu payung, termasuk peringatan yang lebih baik dan prakiraan dampak badai pasir dan debu,” kata Celeste Saulo.
Sistem tersebut merupakan bagian penting dari inisiatif Peringatan Dini untuk Semua internasional untuk memastikan bahwa setiap orang di dunia tercakup dalam peringatan dini tentang peristiwa berbahaya.