Mengurai Banjir Jakarta dan Kesimpulan yang Menyebabkannya

oleh -3,641 kali dilihat
Mengurai Banjir Jakarta dan Kesimpulan yang Menyebabkannya
Banjir yang melanda Jakarta di awal tahun 2020 ini/Foto-Kumparan
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Jabodetabek merupakan singkatan dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dari 8 DAS yang bermuara di daerah terdampak banjir beberapa waktu lalu. DAS Ciliwung dan DAS Cisadane yang paling dominan, ditambah dengan DAS Kali Bekasi.

Meningkatkan rehabilitasi hutan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Khususnya DAS Ciliwung dan DAS Cisadane menjadi salah satu upaya penanggulangan banjir di Jabodetabek.

Untuk itu, Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hudoyo mengatakan akan membuat secepatnya bangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA)

“Kami juga akan segera membuat bangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA) seperti dam penahan, dam pengendali, maupun gully plug sebanyak mungkin dalam waktu dekat di daerah hulu,” ujar Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hudoyo, Selasa, 7 Januari 2020.

KLIK INI:  KLHK Menggugat Dua Korporasi Pembakar Hutan di Kalimantan

Hudoyo juga mengungkapkan jika bukan hanya masalah DAS dan curah hujan ekstrem yang ditengarai mengakibatkan banjir, tapi juga alih fungsi lahan.

“Setelah kita cek di lapangan maupun citra satelit, sebagian besar tutupan lahan di bagian hulu merupakan pertanian lahan kering, yaitu sayuran. Selain itu, sebagian besar situ dan rawa di daerah Bekasi dan sekitarnya. Semuanya sudah tertutup beton, di samping sistem drainase yang terganggu,” katanya.

Kesimpulan banjir Jakarta

Oleh karena itu, untuk rehabilitasi pada areal penggunaan lain (APL), KLHK mengharapkan peran pemerintah daerah dan masyarakat yang lebih besar untuk mendorong rehabilitasi kawasan tersebut.

Lebih lanjut, Hudoyo mengatakan banjir ini bukan masalah baru bagi Jakarta, karena secara alami terdapat lintasan air dari Bogor dan Depok serta bagian lereng DAS Ciliwung berupa kipas aluvial yang merupakan tanah lempung yang gampang mengalirkan air.

KLIK INI:  9 Tokoh Hutan Sosial Mendapatkan Trofi dari Pemerintah, Berikut Daftarnya

Hudoyo juga menyampaian kesimpulan penyebab banjir Jakarta, antara lain curah hujan tinggi hingga ekstrim, limpasan air dari Bogor dan Depok, bagian lereng kaki dari kipas alluvial DAS Ciliwung.

Selain itu, hilangnya situ dan alih fungsi rawa, tutupan lahan di bagian hulu didominasi pertanian lahan kering (sayur-sayuran). Pada area terdampak didominasi lahan terbangun sehingga limpasan permukaan tinggi dan infiltrasi rendah. Sistem drainase tidak mampu mengantisipasi kenaikan volume air yang ekstrim serta permasalahan budaya membuang dan mengelola sampah yang buruk.

Faktor lain yang menyebabkan banjir yaitu masih rendahnya kondisi pengelolaan sampah, serta adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ilegal dan Pengelolaan TPA Open Dumping) di beberapa wilayah Jabodetabek. Tiga daerah dengan persentase sampah tidak terkelola paling tinggi yaitu Kabupaten Bogor (93,42%), Kota Bekasi (75,72%), dan Kota Bogor (75,51%).

Sampah yang tidak terkelola, selain akan mencemari lingkungan dan besar kemungkinan akan masuk ke badan air termasuk drainase bahkan sungai. Hal ini membuat kapasitas daya tampung air menurun dan menyebabkan banjir.

KLIK INI:  Berpartisipasi Aktif, KLHK Beri Penghargaan untuk Tokoh Hutan Sosial